Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita

Bagaimana Membimbing Anak Kepada Kristus?

Sebenarnya, setiap
orang Kristen, termasuk orang tua Kristen, harus dapat menjelaskan Injil kepada orang lain, yang ada di sekelilingnya. Dalam menjelaskan Injil kepada anak-anak, satu hal yang perlu diperhatikan ialah berita Injil itu harus disampaikan dengan cara yang sangat sederhana. Bahasa yang dipergunakan harus yang dapat dimengerti oleh anak yang sedang kita injili. Jangan menggunakan istilah klise yang artinya samar.

Langkah pertama, terangkan kepada anak bahwa Allah sudah menyediakan tempat yang indah dan menyenangkan yang disebut surga (Yohanes 14:1-3 dan Wahyu 21:1-7, 10-12). Tanyakan apakah ia ingin ke surga?

Anak harus dilayani agar mendapatkan kepastian bahwa ia sudah diselamatkan. Setelah anak menerima Kristus, kita harus mendorongnya untuk melihat dari Alkitab, firman Allah, bahwa sekarang ia sudah diselamatkan.

FacebookTwitterWhatsAppTelegram

Langkah kedua, buatlah supaya anak melihat kebutuhannya akan keselamatan. Jelaskan bahwa tidak semua orang akan ke surga, dan bahwa tidak ada seorang pun yang cukup baik sehingga dapat ke surga. Setiap orang tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Anak harus mengerti bahwa ia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri, hanya Tuhan Yesus yang dapat menyelamatkannya. Bahkan, Tuhan Yesus bukan hanya mau, tetapi juga mampu menyelamatkannya. Kebenaran ini harus dijelaskan dengan didukung ayat-ayat Alkitab (Roma 3:23; Wahyu 21:27; dan Yohanes 8:21,24).

Langkah ketiga, terangkan jalan keselamatan dengan cermat, lengkap, dan sederhana (Roma 6:23; Efesus 2:8-9; Titus 3:5; dan Wahyu 1:5b). Jelaskan bahwa Tuhan Yesus, Anak Allah, sudah mati di kayu salib untuk menanggung hukuman dosanya. Tuhan Yesus sudah bangkit dan tidak pernah mati lagi sampai sekarang. Pada umumnya, anak sudah diberi ajaran yang salah, yaitu ajaran yang mengatakan bahwa cara untuk mendapatkan keselamatan ialah dengan berbuat baik atau beramal, berdoa, atau rajin ke gereja.

Langkah keempat, kita harus mendorong anak untuk menerima keselamatan yang ditawarkan Tuhan Yesus itu. Banyak orang yang mengabaikan hal ini. Kita harus ingat bahwa jika Tuhan Yesus tidak diterima oleh anak, anak tidak akan diselamatkan (Yohanes 1:12-13). Tidak cukup jika kita hanya memberi tahu bahwa anak itu perlu menerima Kristus, kita harus memberinya kesempatan untuk mengambil keputusan untuk menerima-Nya. Namun, kita juga harus ingat untuk tidak memaksa anak menerima Tuhan Yesus. Di sini, cara yang dipergunakan sangat beragam. Ada orang yang menyatakan bahwa anak harus berdoa dan meminta Tuhan Yesus menyelamatkannya atau meminta Tuhan Yesus masuk ke dalam hatinya. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan dalam Roma 10:13. Cara ini merupakan cara yang baik, tetapi bukan merupakan satu-satunya cara dan juga tidak selalu dapat diterapkan dalam penginjilan kepada anak-anak.

Gambar: keluarga doa

Langkah kelima, anak harus dilayani agar mendapatkan kepastian bahwa ia sudah diselamatkan. Setelah anak menerima Kristus, kita harus mendorongnya untuk melihat dari Alkitab, firman Allah, bahwa sekarang ia sudah diselamatkan. Ada banyak ayat Alkitab yang meyakinkan orang percaya bahwa mereka sudah selamat, seperti Yohanes 3:36 dan Kisah Para Rasul 13:38-39. Ayat-ayat itu harus ditunjukkan kepada anak supaya anak benar-benar yakin berdasarkan firman Allah bahwa ia sudah diselamatkan. Penting sekali bagi anak untuk percaya dan menyadari bahwa sekarang ia sudah diselamatkan. Ketika kita menerangkan berdasarkan firman Allah, Roh Allah akan memberi keyakinan di dalam hati anak. Dalam setiap langkah saat kita membimbing seorang anak kepada Kristus, berdoa dan berharaplah agar Roh Kudus meyakinkan anak akan dosanya, menyatakan kebenaran Injil, dan menerangi pikiran dan hati anak supaya ia dapat memahami dengan benar kebenaran yang menyelamatkan itu.

Kesimpulan

Sebagai orang tua, kita bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan anak-anak yang mencakup memberikan makanan yang bergizi, pakaian yang tidak ketinggalan zaman, pendidikan formal yang setinggi-tingginya, memperlengkapi anak dengan berbagai keterampilan (kursus piano, berenang, tenis, golf, gambar, dan lain sebagainya). Semua itu memerlukan biaya yang tidak sedikit, tetapi dengan segenap tenaga orang tua harus berusaha untuk memenuhinya. Seandainya anak Anda kelak sudah "menjadi orang" berkat jerih payah Anda, berapa tahun ia dapat menikmati apa yang sudah dicapainya itu? Seratus tahun? Tentu saja tidak. Lima puluh tahun pun belum tentu, bukan? Setelah itu, apa yang akan terjadi dengan dirinya? (Tentu saja, mungkin Anda sendiri tidak akan menyaksikannya.) Meninggalkan dunia ini secara terhormat, banyak bunga, banyak pelayat, dan mungkin meninggalkan banyak warisan. Akan tetapi, bagaimana dengan jiwanya? Apakah sudah diselamatkan dan pasti ke surga? Berapa tahun jiwa anak Anda akan tinggal di tempat penghukuman yang kekal? Selama-lamanya. Alkitab berkata, "Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya?" Mana lebih berharga, jiwa atau tubuh? Mana yang bersifat kekal? Kita berusaha memberikan yang terbaik untuk mendandani tubuh dan memperlengkapi otak, tetapi apa yang sudah kita lakukan untuk jiwa anak-anak kita? Berapa banyak waktu dan usaha yang Anda sediakan demi kesejahteraan jiwa anak Anda yang sifatnya kekal itu? Janganlah kita mengabaikan makanan yang bergizi, pendidikan yang tinggi, dan lain sebagainya. Namun, lengkapilah itu semua dengan membimbing anak Anda kepada Kristus, dan membimbing dia di dalam pengenalan akan Allah yang dikenalnya di dalam Tuhan Yesus. Dengan demikian, di dunia ini, ia akan sanggup menolak kejahatan, hidup benar, memuliakan Allah, dan kelak jiwanya pun akan hidup senang di hadirat Allah di surga.

[Sumber: Handbook On Child Evangelum oleh J.I. Overhalt 3 er: Know How You Believe oleh Paul Litle]

Download Audio

Diambil dan disunting dari:
Judul majalah : Sahabat Gembala, Agustus/September 1991
Penulis : Pauline Tiendas, M.A.
Penerbit : Yayasan Kalam Hidup -- Gereja Kemah Injil Indonesia, Bandung
Halaman : 28 -- 36

Tipe Bahan: 
Kolom e-Wanita: 
kategori: 

Komentar