Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita

Berjaga-jaga

Ada 5 gadis yang bijaksana. Disebut bijaksana karena mereka berjaga-jaga dengan cara ada ketersediaan minyak yang memadai ketika sedang menunggu datangnya mempelai pria. Supaya pelita mereka tetap menyala.

Ternyata, berjaga-jaga berlaku juga untuk bakul nasi amatiran seperti saya.

Pagi ini saya tidak sedang berjualan nasi. Akan tetapi, ada pesanan sup susu (warisan penjajahan Belanda yang dilestarikan di tanah Minahasa) porsi family, volumenya sekitar 6 liter atau satu panci.

Gambar: Gadis Bijak

Kentang, wortel, daging ayam, dan bakso sapi sudah dipotong dadu sejak kemarin malam. Pagi ini saya tinggal mengolahnya dengan air mendidih. Lalu, menambahkan susu dan bumbu-bumbunya.

Sup susu itu memang enak. Apalagi berpadanan dengan sambal bawang yang disertai cuka. Lalu disantap dengan irisan roti tawar yang tebal. Pantas saja gengku selalu merindukan sup susu bikinanku.

Akan tetapi, pagi ini sungguh malang. Sup susu yang matang itu rasanya tidak berkenan di lidahku.

Bakso sapi yang biasa saya pakai tidak ada di toko. Terpaksa saya membeli bakso sapi yang lain. Celakanya, walaupun tidak murah, tetapi rasanya tidak enak.

Wah, bagaimana ini. Pasti mengecewakan.

Tiba-tiba saya mendapat ide untuk menambahkan bakso udang yang ada di kulkasku.

Akhirnya selamatlah sup susuku. Syukurlah. Untunglah ada ketersediaan alternatif.

Puji Tuhan, pagi ini sudah diselamatkan dari kekecewaan.

Berbahagialah orang yang berjaga-jaga.

Yvonne Sumilat,

Catatan harian,

21 Juli 2020

Komentar