Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita

Dapatkah Pernikahan Berjalan Ketika Seorang Wanita Mendapatkan Penghasilan Lebih Banyak daripada Suaminya?

Para suami biasanya menjadi pemberi nafkah satu-satunya bagi keluarga mereka sementara para istri tinggal di rumah untuk menjaga anak-anak dan rumah. Dan, sebagian kecil wanita yang bekerja melakukan yang sama untuk beberapa jam. Namun, pada masa sekarang, banyak wanita pergi bekerja, mengejar posisinya sampai ke atas, menenggelamkan diri dalam pekerjaan selama berjam-jam, dan memilih karier yang akan memberi mereka lebih banyak uang dan puncak kehidupan. Sebagai contoh, meningkatnya jumlah wanita yang memperoleh pendapatan yang sama banyaknya dengan pasangan mereka atau bahkan lebih. Menurut statistik, kira-kira dua puluh persen wanita tidak mendapatkan nafkah dari pasangan mereka.

Berkat atau Kutuk?

Gambar: keuangan keluarga

Situasi ketika wanita bekerja dan memperoleh pendapatan yang "besar" dianggap menjadi berkat karena lebih banyak uang yang tersedia untuk keluarga, tetapi cukup banyak pria yang masih tidak merasa nyaman dengan hal ini. Pendapatan wanita yang lebih banyak berarti bahwa ia akan memberikan lebih banyak pembiayaan seperti untuk membayar uang sekolah, tagihan-tagihan, memenuhi kebutuhan keluarga, dan perjalanan liburan. Dalam beberapa keluarga, perubahan besar dalam tanggung jawab telah menimbulkan masalah-masalah yang serius. Tampaknya, sejumlah orang masih lebih menyukai peran tradisional, yaitu seorang pria mendukung dan memberi nafkah untuk keluarga dan wanita mengurusi rumah.

Ada kasus-kasus saat wanita menjadi tidak sopan dan tidak dapat dikontrol karena mereka memperoleh lebih banyak pendapatan daripada suami mereka. Tentu saja, tidak semua wanita menyukai hal ini karena apa yang orang lakukan adalah masalah mengenai siapa mereka dan apa yang mereka percayai.

Ada wanita-wanita yang merasa sangat tidak nyaman atau merasa bersalah karena memperoleh pendapatan lebih banyak, sementara beberapa wanita yang lain memiliki sikap yang menyatakan, "Saya adalah pencari nafkah utama, mengapa saya harus mengerjakan hal yang lain di rumah? Ada contoh-contoh saat para suami tidak lagi makan di rumah hanya karena istri mereka menghina mereka setiap kali menghidangkan makanan untuk mereka. Ada suami-suami yang pergi kepada orang lain untuk meminjam uang karena mereka tidak berani meminta pinjaman atau hibah dari istri mereka.

Seorang laki-laki dalam situasi tersebut akan pergi kepada orang lain untuk meminjam agar tidak mendapatkan penghinaan dari istrinya, yang melihat bahwa uangnya adalah miliknya sendiri. Tentunya Anda sering mendengar istri semacam itu, yang menyatakan segala sesuatu sebagai miliknya, seperti "uangku, mobilku, rumahku". Salah satu dari para wanita yang saya ajak berbicara tentang hal ini mengatakan bahwa memperoleh pendapatan lebih banyak akan membuat wanita kehilangan semua penghargaan kepada suaminya, yang pada akhirnya akan memengaruhi pernikahan mereka secara keseluruhan. Saya segera bertanya kepadanya, "Mengapa dia kehilangan penghargaan kepada suaminya? Firman Tuhan berkata, "Sebab siapakah yang menganggap engkau begitu penting? Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya?" (1 Korintus 4:7) Bahkan, apa yang kita miliki yang tidak diberikan kepada kita oleh Allah? Setiap kali seorang istri memperoleh pendapatan yang lebih banyak daripada suaminya, itu karena anugerah Allah! Dan, siapa yang tahu, mungkin karena alasan ini, seorang istri diletakkan di posisi tersebut untuk melengkapi usaha-usaha suaminya dalam peran yang diberikan Allah kepadanya sebagai "penolong yang sepadan", yaitu seorang penolong yang tepat bagi suaminya. Dalam Ester 4:14, Kitab Suci berkata, "Sebab, sekalipun engkau pada saat ini berdiam diri saja, bagi orang Yahudi akan timbul juga pertolongan dan kelepasan dari pihak lain, dan engkau dengan kaum keluargamu akan binasa. Siapa tahu, mungkin justru untuk saat yang seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu."

Seorang istri yang mendapatkan uang lebih banyak harus menyokong suami dan keluarganya. Pada waktu suami saya dan saya memulai rumah tangga, saya menyokong dan membeli sebagian besar barang-barang yang kami miliki. Dan, saya yakin banyak orang sebelum saya telah melakukan hal yang sama, dan lebih banyak lagi yang akan tetap menyokong suami-suami mereka. Mengapa Anda perlu menyokongnya? Karena pernikahan adalah kesatuan dua orang. Anda menikah dengannya untuk memberikan kepadanya suatu bagian yang belum ada padanya saat ini, dan juga menyadari bahwa tidak ada kondisi yang kekal karena posisi-posisi tersebut dapat dibalikkan jika Allah berkehendak! Anda menikahinya sebagai solusi atas apa yang Allah lihat sebagai jurang kesepian yang mungkin saja mencakup bidang keuangan, fisik, atau emosi. Anda harus menjadi teman bagi suami Anda, dan sebagai teman, tentu akan mendukung satu sama lain.

Jangan biarkan uang merusak pernikahan Anda. Sebaliknya, manfaatkan uang dan sumber-sumber yang lain untuk menyelamatkan pernikahan. Ingatkan diri Anda sendiri secara teratur bahwa uang seharusnya tidak menjadi masalah. Jangan biarkan uang menimbulkan perbedaan bagi pernikahan Anda; jika sesuatu perlu dilakukan, biarlah itu dilakukan tanpa mencari-cari atau memikirkan apa yang suami Anda lakukan atau bawa ke dalam keluarga. Seorang istri yang berada pada posisi keuangan yang lebih baik harus memperhatikan sikap dan tingkah lakunya karena mungkin saja ia akan mulai bereaksi secara negatif (dan selanjutnya, tampak begitu sombong) setiap kali suaminya atau keluarganya menuntutnya. Dia seharusnya tidak berpikir bahwa suaminya sedang berusaha untuk mengambil keuntungan darinya. Sebaliknya, ia harus melihat apa yang dapat ia lakukan untuk menguatkan suaminya dengan lebih baik.

Ketika ia berada di posisi tersebut, ia juga harus menguatkan dan membiarkan suaminya mengetahui bahwa dia masih dicintai dan dihargai atas apa yang dia lakukan untuk keluarganya. Lebih dari itu, seorang wanita harus berusaha menjaga agar segala sesuatu seimbang dalam keluarganya. Dia tidak perlu membiarkan pekerjaannya mengambil tempat utama atas keluarganya dan jika suaminya melakukan hal-hal yang membuatnya marah atau kecil hati, itulah waktunya bagi mereka untuk berbicara.

Untuk Para Suami

Jangan merasa buruk, terancam, tidak aman, atau marah terhadap istri Anda jika ia memperoleh pendapatan lebih banyak daripada Anda. Beberapa orang merasa terancam terhadap perkembangan yang ada sehingga mereka menyangka atau bahkan menuduh istri-istri mereka telah memiliki hubungan gelap, dan setiap kali istri pulang terlambat, ia berada dalam masalah.

Karena pernikahan adalah kesatuan dua orang. Anda menikah dengannya untuk memberikan kepadanya suatu bagian yang belum ada padanya saat ini, dan juga menyadari bahwa tidak ada kondisi yang kekal karena posisi-posisi tersebut dapat dibalikkan jika Allah berkehendak!

FacebookTwitterWhatsAppTelegram

Ada satu contoh seorang istri yang terus-menerus memberi tahu suaminya bahwa ia tidak mungkin berlaku tidak setia terhadapnya, tetapi si suami tidak memercayainya, dan si suami memukulnya berkali-kali hanya karena cemburu dengan kesuksesannya. Reaksi semacam ini benar-benar merendahkan martabat dan sudah tentu salah! Suami harus melihat prestasi istri sebagai sesuatu yang baik dan ikut berbahagia untuknya, dukunglah istri dan nikmatilah apa yang mereka miliki bersama. Jika istri tidak berubah, tidak ada alasan bagi Anda untuk berubah.

Akan tetapi, jika Anda merasa dia sedang bertindak dengan cara yang tidak Anda suka, katakanlah itu kepadanya.

Untuk Pasangan

Pasangan-pasangan dalam situasi ini harus melakukan dialog. Mereka harus berbicara, berbicara, dan berbicara! Mereka harus berdiskusi dan bersepakat tentang bagaimana mereka dapat bekerja bersama untuk melakukan bagian mereka lebih banyak dan menjaga agar keluarga mereka bahagia serta berjalan dengan harmonis. Beberapa masalah yang dibicarakan harus mencakup yang pertama, perlu atau tidak perlukah suami mendapatkan pekerjaan yang lebih baik; yang kedua, apa yang harus menjadi bagian tanggung jawab dari masing-masing pihak, dalam upaya memenuhi kebutuhan keuangan dalam keluarga? Ketiga, bagaimana mereka dapat memiliki hubungan yang baik? Dan keempat, apakah masing-masing mereka sudah berubah karena pihak wanita memperoleh pendapatan lebih banyak daripada laki-laki?

Mereka juga harus berfokus pada pernikahan mereka, mengasihi satu sama lain, dan melakukan hal-hal yang dapat membuat mereka bahagia. Jika mereka tidak sepakat, mereka harus pergi berkonseling karena tidak ada alasan bagi pernikahan untuk berakhir dalam perceraian atau tidak berjalan baik. (t/S. Setyawati)

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Nairaland Forum
Alamat URL : http://www.nairaland.com/886529/marriage-work-where-woman-earns
Judul asli artikel : Can Marriage Work Where The Woman Earns More Than Her Husband?
Penulis artikel : Omamokta
Tanggal akses : 29 April 2014

Download Audio

Tipe Bahan: 
Kolom e-Wanita: 
kategori: 

Komentar