Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita

Disiplin Spiritual yang Berpusat pada Injil

Apa itu spiritualitas?

Bagi banyak orang, spiritualitas berarti menghabiskan waktu sesekali dalam refleksi pribadi. Bagi orang lain, ini mungkin berarti secara sadar mencoba menjalani prinsip-prinsip tertentu, atau berusaha memikirkan masalah penting seperti lingkungan atau tunawisma.

Disiplin spiritual yang berpusat pada Injil

Namun, persepsi umum tentang spiritualitas bukanlah ajaran yang alkitabiah. Saya berpendapat bahwa spiritualitas mencakup – namun melampaui – roh manusia, dan melibatkan pencarian akan Allah dan hal-hal dari Allah, melalui Yesus Kristus, dengan kuasa Roh Kudus, sesuai dengan penyataan diri Allah (yaitu, Alkitab).

Spiritualitas dan Injil

Spiritualitas semacam ini tidak diusahakan oleh dirinya sendiri. Melainkan adalah salah satu hasil dari kehidupan rohani baru yang Allah ciptakan di dalam jiwa saat Dia bekerja melalui Injil. Dengan kata lain, spiritualitas Kristen adalah bagian dari kehidupan yang dijalani sebagai tanggapan terhadap Injil. Dalam istilah teologis, spiritualitas adalah aspek pengudusan yang harus dimulai pada dan setelah pembenaran.

Pikirkanlah seperti ini: Kita datang kepada Allah melalui Injil dan kita hidup untuk Allah melalui Injil. Rasul Paulus menulis, "Karena kamu telah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan, hiduplah terus di dalam Dia" (Kolose 2:6). Melalui Injil oleh iman kita menerima Kristus, dan melalui Injil oleh iman kita berjalan di dalam Kristus.

Dalam sebuah ungkapan, Injil adalah tentang pribadi dan karya Yesus Kristus. Itulah mengapa kita dapat berbicara tentang kehidupan Kristen sebagai kehidupan yang berpusat pada Injil. Kita datang kepada Tuhan pada awalnya atas dasar iman kepada siapa Yesus dan apa yang telah Dia lakukan untuk kita. Dan kita terus datang kepada Tuhan dan menjalani hidup yang menyenangkan hati-Nya atas dasar yang sama. Mengutip Paulus dalam Galatia 3:3, yang telah dimulai oleh Roh melalui Injil, kita disempurnakan (dikuduskan, dijadikan serupa Kristus) dengan cara yang sama - oleh Roh melalui Injil.

Peran disiplin spiritual

Karena Roh Kudus memberi orang percaya keinginan dan kekuatan untuk spiritualitas alkitabiah, pemformatan ulang kehidupan dan kebiasaan tertentu juga harus terjadi. Jadi, Paulus juga menulis, "Latihlah dirimu untuk hidup dalam kesalehan" (1 Timotius 4:7). Ini tidak mengacu pada latihan fisik, yang hanya untuk aktivitas tubuh – meski memiliki manfaat kesehatan – tidak dengan sendirinya membangun kesalehan, karena ayat berikutnya sangat jelas. Sebaliknya, jenis latihan yang menghasilkan kesalehan (yaitu, keserupaan dengan Kristus) adalah latihan spiritual.

Tidak ada orang Kristen yang langsung dengan mudah menjadi serupa dengan Kristus. Kesalehan, menurut teks ini, membutuhkan latihan. Beberapa terjemahan Alkitab menerjemahkan "melatih" sebagai "latihan" (KJV) atau "disiplin" (NASB). Dengan demikian, cara alkitabiah dan praktis dalam kehidupan sehari-hari menjalankan perintah ini yaitu "melatih diri Anda untuk hidup dalam kesalehan" sering disebut "latihan spiritual" atau "disiplin spiritual." (Catatan: beberapa guru palsu juga menggunakan ungkapan-ungkapan ini, tapi itu tidak membuat turunan istilah-istilah yang diturunkan secara alkitabiah seperti penggunaan kata "Trinitas" yang sesat itu membatalkan penggunaan istilah ortodoks kita.) Apa yang berlaku di masa Paulus masih berlaku: melalui disiplin rohani yang terdapat dalam Kitab Suci itulah kita harus mengejar kesalehan.

Tentu saja, legalisme selalu menjadi bahaya spiritualitas. Apa pun yang bisa dihitung, diukur, atau dicatat oleh orang Kristen, juga bisa mengubahnya menjadi sesuatu yang salah dengan ini – bukan kecukupan hidup dan kematian Yesus – dia lebih aman secara rohani atau disukai oleh Tuhan. Tapi hanya karena kita bisa menyalahgunakan disiplin kesalehan tidak berarti kita harus mengabaikannya. "Latih dirimu untuk hidup dalam kesalehan" adalah perintah Tuhan. Oleh karena itu, pasti bisa mengejar ketaatan tanpa legalisme.

Bagaimana orang Kristen mempraktikkan spiritualitas yang berpusat pada Injil?

Pertama, praktikkan disiplin yang benar – disiplin spiritual pribadi dan interpersonal yang terdapat di Alkitab. Spiritualitas yang berpusat pada Injil adalah spiritualitas sola scriptura. Untuk latihan individu, disiplin spiritual pribadi yang paling penting adalah asupan Kitab Suci dan doa. Yang lainnya berhubungan dengan keduanya. Disiplin spiritual interpersonal yang harus kita amati adalah terutama praktik alkitabiah yang terkait dengan kehidupan bersama di gereja lokal.

Kedua, praktikkan disiplin yang benar dengan tujuan yang benar – dengan Yesus sebagai fokus, mengejar keintiman dengan Kristus dan selaras (baik dalam maupun luar) dengan Kristus. Singkatnya, melalui disiplin spiritual alkitabiah berusahalah untuk bersama Yesus dan seperti Yesus.

Ketiga, praktikkan disiplin yang benar dengan cara yang benar. Tekankan secara masing-masing pribadi dan karya Yesus. Melalui hal tersebut, belajar dari, memandang, dan menikmati siapa Yesus dan apa yang telah Dia lakukan. Biarkan jiwa Anda dipulihkan melalui kebenaran Injil.

Terlibatlah dalam disiplin spiritual yang diberikan oleh Tuhan di dalam Kitab Suci sehingga Anda terus-menerus menunjukkan kebutuhan Anda akan Kristus dan tersedianya kasih karunia dan belas kasihan yang tak terbatas didapatkan melalui iman kepada Yesus Kristus. (t/Jing-Jing)

Diterjemahkan dari:

Nama situs : Lifeway.com
URL : http://m.lifeway.com/Article/gospel-centered-spiritual-disciplines-train...
Judul asli artikel : Gospel-Centered Spiritual Disciplines
Penulis artikel : Donald S. Whitney
Tanggal akses : 14 Juli 2017
Kategori Tips: 
Tipe Bahan: