Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita

En Theos

Orang yang tidak bersemangat dapat diumpamakan seperti mobil tanpa bensin. Dia tidak akan pernah ke mana-mana -- pertumbuhan rohaninya macet, pasif, kurang gairah dalam melayani Tuhan, takut untuk membuka diri, jarang mengambil tindakan iman, suasana hidupnya tidak ditandai dengan kemenangan, cenderung untuk mengomel/menggerutu, suka mengkritik daripada membangun. Tidak bersemangat merupakan "kartu mati".

Orang yang bodoh, kalau ia memiliki semangat untuk belajar, ia dapat menjadi pandai. Orang yang sakit-sakitan, kalau ia bersemangat untuk berolahraga, maka ia dapat menjadi sehat. Orang yang gagal, kalau ia bersemangat untuk mencoba terus, maka ia akan berhasil. Tetapi sebaliknya, orang pandai, kalau ia malas belajar, ia dapat menjadi bodoh. Orang sehat, kalau ia malas berolahraga, ia dapat menjadi sakit. Prinsipnya, orang dapat memunyai banyak kekurangan dan kelemahan, tetapi kalau ia bersemangat untuk belajar, maka ia akan maju.

Semangat dalam bahasa aslinya adalah "En Theos". En artinya di dalam, dan Theos artinya Allah. Secara hurufiah "En Theos" artinya Allah di dalam diri seseorang. Orang yang dipenuhi oleh Roh Allah, hatinya akan penuh dengan semangat. Mengapa kita harus bersemangat? Firman Tuhan mengatakan: "Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya, tetapi siapa yang akan memulihkan semangat yang patah?" (Amsal 18:14) "Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan kecillah kekuatanmu." (Amsal 24:10)

Orang yang kuat rohaninya adalah orang yang bersemangat. Kalau kita memerhatikan kehidupan rasul Paulus, kita akan melihat betapa kokoh imannya seperti yang dikatakan oleh firman Tuhan, "Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa." (2 Korintus 4:8) Luar biasa, sudah kehabisan akal, tetapi ia tidak patah semangat.

Bagaimana dengan kita? Bukankah kita sering patah semangat padahal belum habis akal. Pada saat kita berhadapan dengan masalah, langsung hati kita menjadi ciut, kita khawatir, kita bingung, padahal kita belum memikirkan apa-apa atau kemungkinan-kemungkinan jalan keluar dari masalah tersebut. Beda dengan rasul Paulus waktu dia menghadapi masalah. Dia berpikir keras bagaimana menyelesaikan masalahnya, supaya ia bisa menang atas masalah yang dihadapi -- tetapi jika jalan buntu yang dihadapinya, dia tidak patah semangat ... Luar biasa! Paulus yakin pasti ada jalan keluarnya (1 Korintus 10:13), pasti ada hikmatnya (Roma 12:11), pasti ada berkatnya (Ibrani 12:11).

Perhatikan tokoh-tokoh dalam Alkitab, bagaimana mereka ini dipakai Allah dan mengalami mukjizat dari Allah. Perempuan yang Sakit Pendarahan Selama 12 Tahun (Markus 5:21-34). Setelah mendengar tentang Yesus, semangatnya bangkit. Dia mengimani kesembuhannya. Dua belas tahun berobat dan hartanya habis untuk berobat, namun belum sembuh juga. Kalau sudah demikian bagaimana? Menyerah kepada nasib? Tidak, ia berharap kepada Yesus. Melalui semangatnya, ia berkata kepada dirinya, "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh." Akhirnya, jarinya menyentuh jubah Yesus, akibatnya penyakit yang sudah bertahun-tahun itu sembuh seketika juga. Semangat selalu berhasil dengan perkara besar.

Yosua dan Kaleb

Cerita tentang minoritas vs mayoritas. Minoritas (Yosua dan Kaleb) beritanya positif. Iman mereka tidak terintimidasi oleh besarnya raksasa yang menduduki tanah perjanjian. Mereka ini adalah pahlawan yang gagah berani, semangat mereka tidak kunjung padam sampai mereka tua. Kaleb, pada waktu berumur 85 tahun, ia masih bersemangat untuk berperang dan akhirnya mengalahkan orang-orang Arba, yaitu orang yang paling besar di antara orang Enak (Yosua 14:6-15).

Yosua dalam pidatonya dengan orang Israel masih memperlihatkan semangat dalam mengikut Tuhan dengan mengatakan "...aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan." (Yosua 24:15) Apa yang dikatakan bangsa Israel? "Kamipun akan beribadah kepada Tuhan..." (ayat 18) Semangat itu menular. Pemimpin yang tidak punya semangat tidak akan punya pengaruh.

Sekarang bagaimana dengan kita? Apakah kita bersemangat dalam memuji Tuhan, mendoakan orang, bersaksi? Firman Tuhan mengingatkan supaya apa saja yang kita kerjakan, kita harus mengerjakannya dengan semangat -- "Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga." (Pengkhotbah 9:10)

Bagaimana supaya kita tetap bersemangat?

  1. Tetap memegang visi yang Tuhan berikan. Visi tidak boleh luntur. Jika visi luntur, semangat luntur.

  2. Berhati-hati terhadap hal-hal yang menekankan kenikmatan jasmani saja. Banyak orang ikut Tuhan karena ia ingin kenikmatan jasmani saja. Kenikmatan itu sendiri tidak salah, tetapi itu bukan yang terpenting. Yang terpenting ialah mengutamakan kehendak Allah dalam kehidupan kita.

  3. Belajar untuk mengucap syukur dalam segala perkara. Ucapan syukur membuat hati kita kuat, sedangkan omelan adalah racun untuk iman (Kisah Para Rasul 28:15).

  4. Hiduplah dalam pengorbanan. Orang yang banyak berkorban adalah orang yang bersemangat. Kalau seseorang mulai mementingkan diri sendiri, tidak mau berkorban untuk pekerjaan Tuhan, lambat laun semangatnya menurun.

  5. Bergaul dengan orang yang bersemangat. Pepatah mengatakan: "Api menghasilkan api." Mendekatkan diri dengan orang yang bersemangat dalam mengasihi Tuhan, membuat kita bersemangat juga.

Diambil dari:

Judul jurnal : MDC NEWS, Edisi III, Tahun I/1994
Penulis : Andreas Raharjo
Penerbit : GKPB Masa Depan Cerah
Halaman : 2 -- 3
Tipe Bahan: 
Kolom e-Wanita: 
kategori: 

Komentar