Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita

KARIER

Suka Duka Wanita Karir

Sambil menantikan suami saya turun dari kantornya di wilayah jalan Sudirman, saya memperhatikan beberapa karyawan wanita yang baru saja pulang kerja. Cukup banyak. Ach..... lebih banyak lagi wanita dengan berbagai macam mode pakaian kerja berjalan di sepanjang jalan Jenderal Sudirman.

Sebelum kita menikah, kita menyusun cita-cita setinggi langit. Kita berusaha meraih pendidikan setinggi bintang, dan karir setinggi-tingginya. Ketika baru menikah kita mengangankan anak-anak yang lucu dan mungil. Kita menyusun idealisme "orang tua yang baik". Tanpa terasa konflik idealisme dan cita-cita mulai muncul. Kita mulai dihadapkan kepada realita bahwa hidup sangatlah kompleks. Anda tidak sendiri. Ada banyak ibu-ibu yang bergumul untuk hal ini.

Para wanita memiliki kekuatan yang membuat kagum para pria. Mereka menggendong anak-anak, mereka menanggung banyak beban, tetapi mereka memiliki kebahagiaan, kasih dan sukacita. Mereka tersenyum ketika mereka ingin berteriak. Mereka bernyanyi ketika mereka ingin menangis. Mereka menangis ketika mereka bahagia dan tertawa ketika mereka gugup.

DESKRIPSI TUGAS:

Menjadi pemain tim purna waktu untuk suatu pekerjaan tetap yang penuh tantangan dalam lingkungan yang sering kacau balau. Para kandidat harus memiliki ketrampilan berkomunikasi dan berorganisasi yang hebat serta bersedia bekerja di waktu-waktu yang tidak menentu, termasuk malam hari, akhir minggu bahkan seringkali harus 24 jam siap panggil. Dibutuhkan kesediaan untuk melakukan beberapa kali perjalanan menginap, termasuk di tempat-tempat perkemahan primitif di akhir minggu yang hujan dan mengikuti setiap pertandingan- pertandingan olahraga di kota manapun. Ongkos perjalanan ditanggung sendiri. Ditambah melakukan tugas antar-jemput yang ektensif.

Berbagai seminar mengenai wanita karier telah diadakan. Namun, toh hingga saat ini belum satu pun yang mampu menjawab pergumulan para wanita secara tuntas. Mereka tetap bermasalah: "karier" atau "DPR alias dapur", khususnya di Indonesia.

"Wanita di tempat kerja" merupakan ungkapan yang memerlukan pemikiran atau pertimbangan khusus. Pertanyaan tentang kesetaraan pun muncul -- topik yang masih dipermasalahkan oleh masyarakat maju, meskipun pandangan masyarakat tentang wanita yang bekerja telah berubah secara mencolok sejak sekitar ratusan tahun belakangan ini.

Di banyak negara anak-anak perempuan dan lelaki diberi kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan, gadis-gadis pun memasuki dunia kerja dengan sama berambisinya.

Sudah menjadi realita pada masa kini semakin banyak istri yang bekerja di luar rumah. Mereka bekerja sebagai karyawan di berbagai kantor, instansi, pabrik, rumah sakit, maupun sebagai tenaga pengajar di berbagai bidang pendidikan, atau sibuk dalam berbagai usaha kemasyarakatan, seperti usaha-usaha di bidang sosial, media massa, dan sebagainya. Banyak alasan yang mendorong mereka untuk bekerja di luar rumah.

"Sure God created man before woman, but then you always make a rough draft before the final masterpiece."
(San Xavier del Bac)

Kalimat tadi tidak diucapkan oleh seorang pemimpin perempuan sekaliber Indira Gandhi, Golda Meir, Margaret Thatcher, Gloria Macapagal Arroyo, atau pun Megawati Soekarnoputri, tetapi justru ditorehkan oleh seorang biarawan yang mendobrak daerah garang di padang kering untuk memberitakan berita kasih.

"Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang lain perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka." (Matius 7:12)

Mary Whelchel menjelaskan seberapa banyak peran wanita telah berubah dan bagaimana mereka mengatasi perubahan ini.

Mary Whelchel tidak mengenal wanita karier Kristen sebaik Kristus mengenal mereka, tetapi dia memahami keadaan mereka yang unik.

Pelayanan di Dunia Kerja: Pekerjaan Apa pun Bisa Menjadi Sarana Penjangkauan -- Hal Ini Tergantung Sikap Anda

Pages