Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita

Mengajarkan Mengenai Keindahan kepada Anak-Anak Saya

Saya tidak selalu menyukai apa yang saya lihat ketika saya sedang bercermin. Saya rasa, saya menyukai bayangan saya. Saya pasti berpikir bagian-bagian dari penampilan saya itu indah. Anda tahu, sisi-sisi yang menonjol. Mata saya yang berwarna cokelat keemasan dan bulu mata saya panjang. Rambut saya yang berwarna cokelat espresso dan tebal. Namun demikian, tampaknya saya masih suka berfokus pada daftar panjang tentang kekurangan saya. Saya akan membuat komentar dan penyelidikan bijak terhadap diri sendiri. Saya akan berdehem, berkomat-kamit, dan berdecak atas penampilan saya. Saya mencubit beberapa bagian tubuh saya dan berharap "kelebihan" itu lenyap. Saya hampir selalu berpaling dari cermin sambil menghela napas, kecewa, daripada bersyukur dan percaya diri.

Dan ketika keluar bersama teman-teman, saya akan memberikan pujian dengan kerinduan dalam suara saya. Alih-alih menjadikan pujian sebagai berkat bagi teman-teman saya, saya malah mengubahnya menjadi kutuk... untuk saya. Rumput selalu lebih hijau. Hidup saya selalu bisa lebih baik. Seandainya saya mempunyai kulit, gigi, lengan, perut, dan paha seperti dia. Kalau saja saya tampak seperti dia, dia, atau dia... maka saya pasti cantik.

Gambar: Bercermin

Sekarang, setelah saya memiliki mata-mata kecil yang memperhatikan saya, anak laki-laki saya dan bayi perempuan saya yang kembar, saya memikirkan bagaimana mereka akan tumbuh untuk mendefinisikan keindahan. Anak laki-laki saya dan saya berbicara banyak tentang apa arti kata-kata itu. Ia sedang membuat hubungan sepanjang waktu. Pikirannya yang masih kanak-kanak selalu berfungsi. Ketika ia menanyakan apa arti sebuah kata, saya menjelaskan dan ia sering menjawab, "Sama seperti ..." sambil menghubungkan kata baru itu dan arti baru itu, dengan bagian lain dari pengalamannya. Saya tahu anak-anak perempuan saya akan tumbuh untuk melakukan hal yang sama. Saya tahu mereka akan membedah bayangan mereka untuk mencari korelasi, suatu hubungan terhadap keindahan yang didefinisikan di tempat lain dalam pengalaman hidup mereka, terhadap keindahan seperti yang didefinisikan oleh saya dan ayah mereka pada waktu-waktu belakangan ini.

Maka, sekarang saya mengamatinya dengan telinga baru. Penggunaan saya akan suatu kata dan sinonimnya. Cantik. Manis, menakjubkan, menawan, tampan, memesona, dan seterusnya. Bagaimana saya menggunakan kata-kata tersebut? Bagaimana kata-kata itu digunakan di TV? Dalam majalah dan film? Bagaimana saya ingin keindahan itu didefinisikan dalam hidup kita? Dalam hati anak-anak saya?

Saya sudah membuat perbaikan untuk beberapa hal, untuk kosakata saya. Saya ingin anak-anak saya benar-benar memiliki pandangan yang alkitabiah tentang keindahan yang berasal dari karakter seseorang. Saya ingin bersungguh-sungguh tentang bagaimana saya membuat konsep ini menjadi hidup, bagaimana saya menggunakan kata- kata tersebut, mengajarkan dan menghidupkan definisi kata-kata itu. "Cantik" harus menjadi lebih dari sekadar pujian yang digunakan pada hari istimewa, ketika saya mengenakan pakaian spesial atau merias rambut dan berdandan.

Saya ingin secara sadar menunjuk keindahan jiwa, karakter, hati dalam diri orang-orang di sekitar saya. Saya ingin mendidik anak-anak saya untuk menyukai bayangan mereka di cermin, karena mereka dapat menerima ada bintik-bintik atau jerawat atau "freshmen 15" (istilah yang biasa digunakan di Amerika Serikat dan Kanada untuk orang yang mengalami penambahan berat badan sekitar 15 pon pada tahun-tahun awal perkuliahan - Red.), atau gemuk seperti bayi atau kerutan-kerutan, yang akan mereka alami satu-satu pada waktunya. Saya ingin anak-anak merasa puas dengan keindahan yang muncul dari jiwa mereka. Saya ingin mereka mengetahui dalam tulang-tulang mereka ada kepekaan perasaan seperti dalam 1 Timotius 2:9-10 dan 1 Petrus 3:3-4, bahwa kita tidak perlu mendefinisikan keindahan sebagai perhiasan eksternal, melainkan dari "perbuatan-perbuatan baik" dan "manusia batiniah".

Saya juga ingin mereka menemukan keindahan dalam tubuh mereka, dalam kekuatan fisik dan kesehatan mereka. Saya ingin mereka menyadari bahwa Allah telah memaksudkan agar tubuh menjadi sebuah bejana yang digunakan untuk kemuliaan-Nya. Ada sebuah kutipan dalam sebuah situs yang berbunyi seperti ini: "Ingin merasa baik-baik saja dengan tubuh Anda? Jangan hanya mempercantiknya. Manfaatkanlah itu! Tubuh Anda adalah sebuah alat untuk digunakan, bukan hiasan untuk dikagumi." Alat-Nya. Untuk digunakan-Nya. Kuat dan indah.

Saya ingin mereka menyadari keunikan mereka dan menyebutnya indah. Begitu banyak orang dari dunia kita merujuk keindahan sebagai suatu bentuk atau ukuran atau warna atau gaya atau mode tertentu. Saya ingin kata "indah" digunakan sebagai sinonim kata unik dan berbeda dan spesial. Karena kita melayani Tuhan yang luar biasa kreatif, yang telah membentuk kita masing-masing secara pribadi, yang kemudian segera memecahkan cetakan setelah selesai. Saya ingin mereka melihat tubuh mereka sebagai sesuatu yang indah karena siapa yang menciptakannya, sebuah anugerah yang besar, bahwa Ia memandang baik untuk membuatnya tepat seperti itu, berbeda dari yang berikutnya, yang berikutnya, dan yang berikutnya. Ia memberi kita masing-masing, bagian-bagian yang unik dan indah, baik yang diterima secara budaya maupun yang tidak diterima. Mata saya yang cokelat, rambut cokelat yang tebal, dan pinggul saya yang lebar dan paha yang berisi. Bagian-bagian itu menceritakan sebuah kisah tentang siapa saya. Bagian-bagian tersebut bukan hambatan untuk diatasi. Mereka adalah saksi dari individualitas saya, sejarah genetik saya, dari cerita cinta yang muncul di hadapan saya untuk melekat dengan Allah dalam mukjizat-Nya penciptaan saya.

Saat saya merenungkan, menggunakan kata-kata sifat ini dengan sengaja, saya berharap saya mengajar anak-anak saya untuk melihat dunia ini sebagaimana Allah melihatnya, melebihi penampilan luar, melebihi keberadaan saat ini.

Lihatlah bayanganmu, Nak. Apa yang kamu lihat?

  • Tubuh yang indah, diciptakan oleh Keindahan itu sendiri. Tubuh yang indah karena kekuatannya, potensinya, pelayanan dari jiwa yang tinggal di dalamnya.
  • Tubuh yang indah karena keunikannya, semacam desain yang sudah ditentukan.
  • Mata ayah, senyum ibu, dahi kakek, hidung nenek. Tubuh yang indah karena kisah yang diceritakannya, sejarah yang dibawanya, dan membawa sertanya jiwa-jiwa dari mana itu berasal.
  • Jiwa yang indah, sosok pembawa keindahan itu sendiri, berseri-seri, memancarkan terang-Nya, keindahan-Nya dalam bayangan yang Anda lihat.

Lihatlah duniamu, Nak. Apa yang kamu lihat? Keindahan diciptakan oleh Sang Keindahan itu sendiri. Anda melihat keindahan dalam kekuatan, dalam individualitas, dalam keberbedaan, dalam sejarah, dalam karakter, dan kepribadian. Dalam kekreativitasan dan kecerdikan, dalam persahabatan dan cinta, dalam pelayanan dan kerentanan. Anda melihat keindahan di mana-mana, dalam semua hal itu, dalam segala sesuatu yang telah Dia ciptakan dan inspirasikan dan berikan.

Saya tidak selalu menyukai apa yang saya lihat ketika saya bercermin. Akan tetapi, saya mengasihi Dia yang dalam rupa-Nya saya terlihat. Dan, Ia menyebut saya indah.
  1. Facebook
  2. Twitter
  3. WhatsApp
  4. Telegram

Saya ingin mengajarkan tentang keindahan kepada anak-anak saya. Saya ingin menghidupkannya. Saya ingin menantang diri saya untuk berhenti menggunakan istilah dengan begitu sempit, tetapi untuk menunjukkannya dan membagikannya secara luas. Saya melangkah keluar dari bayang-bayang, tidak lagi mengulang-ulang dan menghidupkan kembali "cacat" fisik saya dan "cacat" orang-orang di sekitar saya. Sebaliknya, saya memilih untuk menahan ucapan saya, untuk tidak lagi menyesuaikan diri dengan pola-pola dunia ini, dan definisinya, dan penggunaan kata "indah", tetapi diubahkan dengan memperbarui pikiran saya. Saya memilih untuk hidup dalam kejelasan definisi-Nya tentang keindahan. Untuk mendengar Dia berkata, "Lihat, Anak-Ku. lihatlah semua yang Aku sebut indah" dan ulangilah bisikan-Nya yang indah kepada anak-anak saya, dan diri saya. Setiap hari.

Saya tidak selalu menyukai apa yang saya lihat ketika saya bercermin. Akan tetapi, saya mengasihi Dia yang dalam Rupanya saya terlihat. Dan Ia menyebut saya indah. (t/N. Risanti)

Diterjemahkan dari:
Nama situs : I Believe
Alamat URL : https://www.ibelieve.com/motherhood/teaching-my-kids-about-beauty.html
Judul asli artikel : Teaching My Kids about Beauty
Penulis : Marie Osborne
Tanggal akses : 2 April 2014

Download Audio

Tipe Bahan: 
Kolom e-Wanita: 
kategori: 

Komentar