Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita

Pantang Mundur vs Mudah Menyerah

Ketika kegigihan diuji oleh keinginan untuk menyerah.

Adegan nyata ini terjadi di Istanbul, Turki tahun 2005 yang lalu. AC Milan vs Liverpool. Pada empat puluh lima menit pertama di final Liga Champion itu, AC Milan merajai lapangan dengan tiga buah gol yang bersarang di gawang Liverpool. Dengan skor 3-0, AC Milan merasa di ambang juara! Akan tetapi, pada paruh waktu yang kedua, Liverpool kembali dengan semangat baru dan membalas tiga gol ke gawang AC Milan. Skor 3-0 segera berubah menjadi 3-3, luar biasa! Dan secara dramatis pertandingan ini berakhir justru dengan kemenangan Liverpool, 3-2 melalui adu penalti! Para suporter AC Milan yang telah yakin akan menang sejak babak pertama, berubah kecewa.

Dan, satu adegan lagi terjadi pada 1999 juga di ajang final Liga Champion. Manchester United (MU) vs Bayern Munchen (Munich). Pada menit kesembilan puluh, posisi 1-0 untuk keunggulan Munich. Yang tersisa hanyalah tambahan waktu sekitar dua menit! Apa artinya dua menit bagi MU yang belum berhasil menjebol gawang Munich selama sembilan puluh menit itu? Suporter Munich sudah berdiri dan bersorak. Hanya dalam hitungan dua menit mereka akan menyambut kemenangan timnya. Akan tetapi dua menit itu justru menjadi peluang yang sangat berharga bagi MU! Satu gol bersarang di gawang Munich pada menit yang pertama. Kedudukan sekarang 1-1. Suporter Munich mulai tegang. Mungkin sebagian dari mereka telah mulai membayangkan bagaimana peluang kemenangan timnya jika harus terjadi adu penalti. Namun, apakah pertandingan ini berakhir dengan adu penalti? Ternyata tidak! Di menit kedua, satu gol lagi dicetak oleh pemain MU dan mengantarkan timnya pada kemenangan. Kejutan untuk semua suporter! Suporter MU yang sempat pesimis kini justru berteriak kegirangan. Adapun suporter Munich yang sudah menyiapkan perayaan justru pulang dengan kekecewaan yang mendalam.

Terlepas dari segala kemungkinan perjudian di belakang setiap pertandingan sepak bola, pelajaran apa yang dapat Anda petik dari kedua kisah nyata ini, mengenai "kegigihan?" Ya, kegigihan adalah terus berjuang dengan apa pun yang masih tersisa, selagi masih ada kesempatan.

Kegigihan tidak hanya diperlukan dalam berbagai pertandingan olahraga. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari pun kita perlu memiliki kegigihan. Gigihlah untuk terus mencoba selagi masih ada kesempatan. Apalah artinya dua menit dibandingkan dengan sembilan puluh menit? Tetapi jika ada perjuangan, dua menit menjadi segala-galanya untuk sebuah kemenangan! Itulah kegigihan!

Sekarang, buatlah daftar tentang hal-hal dalam kehidupan Anda yang membuat Anda mudah menyerah! Apakah setiap hari Anda harus berhadapan dengan orang-orang yang selalu menyebut Anda "pecundang"? Apakah Anda sering berhadapan dengan kritik-kritik yang tidak membangun atas sesuatu yang telah Anda kerjakan sedemikian rupa? Apakah Anda banyak berhadapan dengan orang yang suka membandingkan kegagalan Anda dengan kesuksesan orang lain? Apakah Anda mengalami penolakan yang bertubi-tubi seolah tak seorang pun ingin bekerja sama dengan Anda? Apakah Anda selalu berhadapan dengan anak yang tidak menuruti perkataan Anda? Apakah setiap jam, Anda berhadapan dengan pasangan yang menggunakan emosinya untuk menuntut Anda melakukan sesuatu melebihi kemampuan Anda? Apakah Anda merasa gagal? Apakah Anda merasa kalah? Dan, apakah Anda menyerah?

Percayalah bahwa sebenarnya Anda belum kalah selagi Anda masih terus berjuang dan mengusahakan apa yang lebih baik! Anda belum kalah selagi Anda masih punya semangat. Anda belum kalah selagi Anda belum menyerah. Bahkan, ketika Anda merasa keadaan di sekeliling Anda berubah menjadi semakin buruk, Anda tetap belum kalah selagi Anda masih memutskan untuk menghadapi semuanya dengan gigih! Karena di tangan Tuhan, yang "sedikit" dan "tidak seberapa" itu dapat Dia berkat menjadi berlimpah.

Jika Anda mencermati persitiwa mukjizat lima roti dan dua ikan yang diberkati Tuhan (Yohanes 6:1-14), Anda akan mendapati bahwa peristiwa itu juga memuat kenyataan tentang seberapa gigih para murid Yesus. Saat itu ribuan orang membutuhkan makanan. Tidak mudah bagi murid-murid Tuhan Yesus untuk mencukupkan kebutuhan mereka tersebut. Filipus berpikir secara matematis. Andreas melihat sebuah peluang dengan sangat pesimis. Kegigihan mereka terkungkung dalam logika dan fisik.

Lima roti dan dua ikan adalah prosi makan seorang anak kecil. Lima roti dan dua ikan tidak berarti apa-apa bagi lima puluh orang dewasa. Apalagi untuk mencukupi kebutuhan perut lima ribu laki-laki dewasa, jumlah itu pun belum termasuk perempuan dan anak-anak! Lima roti dan dua ikan adalah jumlah yang kecil; sangat kecil. Jumlah roti dan ikan itu tidak ada artinya meskipun dipikir dengan logika manusia sehebat apa pun. Namun dengan kuasa-Nya, semua orang di sana mendapatkan makanan. Mereka merasa kenyang dan bahkan masih tersisa sebanyak dua belas bakul. Luar biasa!

Jadi, bagaimana jika daftar hal yang membuat Anda mudah menyerah tadi Anda letakkan ke dalam tangan Tuhan? Di setiap tantangan, selalu ada dua kemungkinan. Pertama, semangat untuk mengalahkan tantangan itu. Kedua, godaan untuk menyerah dan dikalahkan olehnya. Seberapa gigihkah Anda menghadapi tantangan?

Orang yang gigih bukanlah orang yang menemukan kemudahan dalam menjalani hidupnya. Orang yang gigih bukan yang tidak pernah menderita. Orang yang gigih bukan orang yang tidak pernah gagal. Akan tetapi, berjuang untuk terus maju di tengah terpaan badai penderitaan maupun gelombang kegagalan, dan keluar dari sana dengan mental yang lebih matang.

Orang yang gigih bukanlah orang yang tidak pernah bergumul dengan keterbatasan. Namun, orang yang gigih adalah orang yang mampu mengatasi keterbatasan itu dan bangkit dengan menggunakan segala sesuatu yang masih tersisa.

Orang yang gigih bukanlah orang yang hanya menikmati pujian dari sekelilingnya dalam segala hal. Orang yang gigih bukanlah orang yang bebas hinaan, cemoohan, dan makian. Namun, orang yang gigih adalah orang yang menjadikan segala komentar negatif itu sebagai pemacu untuk berkarya lebih lagi.

Yosua sebagai manusia biasa, juga pernah mengalami tantangan yang besar itu. Peristiwa itu terjadi ketika ia harus menggantikan Musa untuk memimpin bangsa Israel memasuki tanah Kanaan. Yosua dapat memilih dua hal, tetap maju atau mundur. Tetapi, Tuhan menyatakan rencana-Nya kepada Yosua, "Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab Tuhan, Allahmu, menyertai engkau, ke mana pun engkau pergi" (Yosua 1:9). Dan benar, Yosua dipakai Tuhan untuk melakukan tugas besar itu, yaitu memimpin umat Israel memasuki Tanah Perjanjian.

Kegigihan seperti itulah yang Tuhan kehendaki. Dalam permasalahan sebesar apa pun, hati yang kuat dan teguh di dalam iman kepada Tuhan menjadi modal kita untuk terus melangkah maju. Akar iman yang mencengkeram kuat kepada-Nya memampukan kita untuk terus bertumbuh dan berbuah. Bagaikan kekuatan burung rajawali, naungan sayap-Nya mengobarkan kegigihan kita, mendorong kita untuk terus mengepakkan sayap tanpa henti sampai mencapai tujuan.

Teladan kegigihan Tuhan Yesus dalam menghadapi berbagai macam rintangan dan siksaan juga menyemangati kita untuk gigih dalam setiap persoalan hidup. Milikilah kegigihan untuk menghadapi segala pergumulan hidup Anda. Gigihlah dalam iman kepada Kristus. Gigihlah, betapa pun beratnya persoalan yang menghadang. Gigihlah dalam pelayanan. Gigihlah untuk membagikan kasih Tuhan. Tidak mudah menyerah, tidak cengeng, tidak mudah mengeluh. Sebab kita percaya, tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menopang dan menguatkan kita!

Selamat berjuang dengan gigih dan pantang menyerah di dalam iman kepada Kristus!

Doa:

Tuhan, kami sering tidak tahu bagaimana caranya bertahan di dalam iman ketika kami mengalami penderitaan. Kami sering tidak mengerti bagaimana caranya melangkah maju di dalam badai kehidupan. Dan, kami sering menjadi orang-orang yang mudah putus asa, mudah menyerah terhadap keadaan. Saat ini kami memohon, kuatkanlah kami dalam menghadapi setiap pergumulan, tumbuhkanlah kegigihan iman kami dalam segala peristiwa yang harus kami lalui. Dengan kuasa-Mu, iman kami dapat semakin dewasa, teruji, dan terarah kepada-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.

Diambil dari:

.

Judul buku : Versus
Judul bab : Pantang Mundur vs Mudah Menyerah
Judul asli artikel :
Penulis : Helen Aramada S
Penerbit : Gloria Graffa. Yogyakarta. 2008
Halaman : 47-53

Komentar