Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita

Pertimbangkan untuk Menjadi Seorang Hamba

Mengapa kita kagum pada pelayanan Mother Teresa kepada orang-orang yang tak berpengharapan dan putus asa di Kalkuta? Mengapa kita kagum melihat dedikasi para misionaris di ladang-ladang pelayanan di berbagai negara? Mengapa kita bergidik ketika melihat seekor anjing diselamatkan dari sebuah tempat bertengger yang membahayakan dalam suatu banjir dan mengomentari mereka yang menolong dalam usaha tersebut?

Jadi, mengapa kita mengerlingkan mata dan tertawa tak percaya ketika kita mendengar seorang istri yang membawakan secangkir kopi kepada pria yang ia nikahi yang masih tidur di ranjang? Apakah tindakan-tindakan pelayanan yang besar lebih baik daripada tindakan-tindakan kecil yang bersifat kehambaan? Bagi kami tampaknya salah satu efek samping dari pelayanan adalah sebuah pintu terbuka untuk interaksi.

Mark Twain pernah mengatakan bahwa kebaikan adalah bahasa yang dapat didengar oleh orang tuli dan dapat dilihat oleh orang buta. Siapa yang tidak mau berbicara kepada orang yang baik hati?

Gambar: melayani

Baru-baru ini kami mengadakan sebuah sesi brainstorming dengan editor kami yang baru terbang dari Chicago untuk suatu sesi tiga hari, yang dilakukan dengan cepat dengan kami. Kami mendiskusikan berbagai format, dan tampaknya kami semua berada pada halaman yang berbeda. Kami memutuskan untuk mengambil waktu istirahat, dan saya (Nancy) bertanya siapa yang mau segelas soda dingin. Setiap orang mau. Kemudian saya bertanya apakah mereka mau potongan buah persik yang sudah dibekukan di gelas-gelas mereka sebagai, pengganti es batu. Ya! Mereka senang sekali melihat hasilnya, buah persik yang dingin ada di dalam minuman mereka. Mereka sangat berterima kasih kepada saya karena melayani mereka seperti itu.

Kami mengomentari bahwa jika kami menceritakan hal ini kepada wanita-wanita lainnya, mereka pasti akan setuju. Namun, kami bertanya-tanya, bagaimana reaksi mereka jika kami katakan bahwa kami melakukan hal ini untuk suami kami? Telah menjadi hampir tidak umum untuk melakukan kebaikan seperti itu kepada suami orang lain. Baik sekali jika melayani anak-anak Anda, teman-teman, kenalan-kenalan, dan bahkan orang asing, tetapi bukan suami Anda. Mengapa seperti itu? Karena sikap sopan, menyenangkan, dan keramahan dan berbagai perbuatan baik lainnya terhadap suami kita sudah ketinggalan zaman?

Kami mengenal seorang wanita yang sudah mengatur segala sesuatunya untuk mengunjungi saudara perempuannya untuk suatu istirahat yang pantas dinikmatinya. Sebelum ia pergi, suaminya mengalami krisis dalam bisnisnya. Suaminya begitu hancur hati mengenai hal itu sehingga ia tidak dapat memikirkan tindakan apa yang perlu diambil. Wanita ini membatalkan rencananya, mendukung suaminya, dan bersama-sama mereka memikirkan sebuah solusi yang berhasil. Ia membantu suaminya dalam segala hal. Suaminya begitu berterima kasih sehingga ia menelepon ayah wanita itu dan mengungkapkan kebaikan anak perempuannya dengan cucuran air mata. Mereka telah menikah selama kurang lebih 25 tahun. Karena kemurahan hati wanita itu, ia mengalami curahan cinta kasih suaminya, lebih dalam daripada waktu-waktu sebelumnya. Suaminya mempercayainya(1) dan ia menjadi kesukaan suaminya. Suaminya menelepon saya (Nancy) belum lama ini hanya untuk menceritakan betapa luar biasanya istrinya. Saya seratus persen setuju dengannya. Istrinya adalah saudara perempuan saya satu-satunya yang sekaligus saudara kandung tunggal saya, dan saya telah belajar banyak dari teladan hidupnya. Ia belum sempat mengadakan perjalanan untuk mengunjungi saya, tetapi ia berkata bahwa ia tidak akan menukarkan perjalanan bersama suaminya dengan apa pun di dunia ini.

Ketika Anda melayani, tidak ada jaminan bahwa Anda akan kembali dilayani. Dan sering kali, bahkan mungkin hampir selalu, Anda tidak akan menerima balasannya. Akan tetapi, kita tidak berada di sini untuk dilayani; kita berada di sini untuk melayani.(2)

Sekarang hal itu adalah pemikiran yang berlawanan dengan kebudayaan kita, bukan? Dunia modern menyukai pemikiran kontra kultural, tetapi yang tidak baik. Siapa yang ingin menjadi hamba - kemana Anda akan dibawanya?

Kehambaan akan membawa Anda ke tempat-tempat yang tidak akan pernah Anda kunjungi.

Apakah Anda berpikir bahwa hati hamba tidak pantas bagi Anda, khususnya dalam hubungan dengan suami Anda? Apakah tanggapan yang berterima kasih penting bagi Anda untuk terus melayani dia? Bagaimana jika tanggapan itu tidak pernah datang - apakah Anda mau berhenti?

Apa yang memotivasi Anda untuk melayani? Apakah Anda lebih antusias untuk melayani seorang raja? Jika ada warisannya, apakah Anda sedikit lebih bersemangat melakukannya? Dan bagaimana bila warisannya bukan milik siapa pun tetapi milik Tuhan? Wah! Tentu itu akan menarik perhatian Anda. Di atas semua itu, bagaimana jika Anda mempelajari bahwa warisan ini bukan hanya berharga di dalam kehidupan di dunia ini, tetapi juga sampai kepada kekekalan? Anda akan siap menandatangani kontrak, bukan?

Baiklah, sekarang tebaklah apa itu? Semua itu benar. Tuhan berkata bahwa apa pun yang kita lakukan, kita melakukannya dengan segenap hati, seperti untuk Dia, bukan untuk manusia. Karena pada akhirnya Dialah yang kita layani. Ia melanjutkan dengan mengatakan bahwa ketika kita melakukan hal ini, ada upah, dan itu adalah warisan dari Dia.(3) Benar, Tuhan! Anda bisa menumpuk seluruh kekayaan di dunia ini, namun totalnya tidak akan sampai setengahnya dibandingkan warisan kerajaan ini.

Tuhan berkata bahwa apa pun yang kita lakukan, kita melakukannya dengan segenap hati, seperti untuk Dia, bukan untuk manusia. Karena pada akhirnya Dialah yang kita layani.


Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

Memikirkan hal itu seperti meletakkan putaran yang berbeda di atas benda-benda, bukan? Memang sebaiknya seperti itu. Ada sesuatu tentang keinginan untuk menyenangkan Tuhan yang mengubah seseorang.

Motivasi dari kebaikan, entah layak diterima atau tidak, mungkin yang menyebabkan suami Anda mulai berkomunikasi dengan Anda. Akan tetapi, bagaimana jika tidak? Lanjutkanlah melakukannya seperti untuk Tuhan sendiri. Suatu hari kelak Anda akan menerima upahnya, dan semua yang Anda lakukan menjadi layak untuk dilakukan.

Tuhan memperhatikan apa yang Anda lakukan. Ia memperhatikan semua hal yang Anda lakukan. Dia memperhatikan ketika sepertinya tidak ada orang yang memperhatikan.

Apa yang sedang Dia lihat dalam kehidupan Anda?

Yang perlu direnungkan: Apakah hati hamba adalah hal yang asing di dalam rumah Anda? Jika ya, perkenalkanlah.

Catatan:

  1. Amsal 31:11-12
  2. Matius 20:20-25
  3. Kolose 3:23-24
Diambil dari:
Judul asli buku : Bagaimana Membuat Suami Anda Mau Bicara
Judul buku terjemahan : How to Get Your Husband to Talk to You
Judul bab : Pertimbangkan Untuk Menjadi Seorang Hamba
Penulis : Nancy Cobb & Connie Grigsby
Penerjemah : Claudia Kristanti
Penerbit : Adonai, Jakarta
Halaman : 301 -- 307

Tipe Bahan: 

Komentar