Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita

SUARA HATI

Lauren Tomasik, seorang gadis berumur 18 tahun, telah mendapatkan visi. Siswi SMU Wheaton Academy ini memiliki kerinduan untuk melihat SMU Kristennya mengumpulkan 75.000 dolar untuk membangun sebuah klinik medis di Zambia untuk melawan penyebaran virus HIV/AIDS. Dan ia ingin uang tersebut berasal dari kantong 575 teman-teman sekolahnya.

Pada tahun 1921, dua pasang suami istri dari Stockholm (Swedia), menjawab panggilan Allah untuk melayani misi penginjilan di Afrika. Kedua pasang suami istri ini menyerahkan hidupnya untuk mengabarkan Injil dalam suatu kebaktian pengutusan Injil. Mereka terbeban untuk melayani negara Belgian Kongo, yang sekarang bernama Zaire. Mereka adalah David & Svea Flood, serta Joel & Bertha Erickson.

Persahabatan Anila dan Parveen sudah dimulai sejak mereka sekolah. Parveen merupakan seorang gadis dari keluarga non-Kristen yang ketat, sedangkan Anila adalah gadis Kristen yang sangat percaya akan kebesaran Yesus. Seiring persahabatan mereka, Anila memberikan Alkitab kepada Parveen dan mengajarkan lagu-lagu Kristen yang dengan cepat dipelajarinya. Anila mulai mengundang Parveen menghadiri kebaktian Jumat Agung. Ketika mendengar presentasi Injil, gadis non-Kristen itu langsung menerima Yesus dalam hidupnya. Ia sangat bersemangat mengenai hubungannya bersama Yesus dan merasakan perubahan besar dalam hidupnya.

Asya Maria M. adalah seorang gadis asal Irak yang bekerja di toko ayahnya dekat Dohuk, Irak. Hari itu, 9 Juli, ia sedang berada di toko saat pamannya yang beragama lain datang bersama sepupunya.

Berikut ini adalah kesaksian dari Aida Skripnikova (1961):

Wanita muda itu berdiri di sudut ruangan sambil membagikan kartu- kartu kecil bertuliskan puisi-puisi di dalamnya. Beberapa orang menerima kartu-kartu tersebut karena ingin tahu tentang tulisan yang ada di dalamnya. Beberapa orang tertarik karena ia begitu cantik, tetapi kebanyakan mengambil kartu-kartunya karena sukacita dan kasih yang tampak di dalam senyumnya saat ia menatap ke dalam mata setiap orang dan memberi mereka sebuah kartu. Pada tiap kartu terdapat puisi yang telah ia tulis sendiri. Tiap puisi menyatakan kasih dan sukacita yang ia rasakan setelah mengenal Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.

Dr. Rebekka Zakaria, Eti Pangesti, dan Ratna Bangun akhirnya dibebaskan dari penjara Indramayu, Jawa Barat, pada tanggal 8 Juni 2007 pukul enam pagi, tiga jam lebih cepat dari jadwal awal untuk menghindari demonstrasi dari kelompok-kelompok radikal.

Berikut ini adalah sekilas cerita tentang Pandita Ramabai -- seorang wanita yang menjadi pendiri Pandita Ramabai Mukti Mission di India.

Pandita Ramabai mulai mempelajari bahwa Yesus adalah jawaban yang dibutuhkan oleh para wanita India. Tahun 1882, Ramabai mendirikan Arya Mahila Samaj yang memberikan pendidikan bagi kaum wanita di India. Keberadaan organisasi tersebut menuntun Ramabai untuk mendirikan Sharada Sadan pada tahun 1889 -- sebuah sekolah yang akhirnya berkembang menjadi sebuah organisasi besar. Saat ini organisasi tersebut dikenal dengan nama Pandita Ramabai Mukti Mission. Pandita Ramabai menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Marathi dengan menggunakan Alkitab bahasa Yunani dan Ibrani sebagai acuannya.

Dua orang perempuan Kristen dari Iran, Maryam dan Marzieh dipenjara sejak tahun 2007 karena iman mereka dalam Kristus. Mereka adalah umat Kristen dari latar belakang agama lain (MBB) dan ketika berada dalam penjara mereka menerima kejutan indah. "Haleluya, Tuhan tidak melupakan kita!" demikian curahan hati mereka.

Takut akan Tuhan

Meski ia berasal dari sebuah kelompok masyarakat yang paling rendah, Esther (28) memiliki rasa percaya diri yang besar karena ia tahu bahwa Tuhan mengasihinya. Ia telah menjadi pengikut Kristus sejak masih kecil. Ketika berusia delapan belas tahun, ia mengikuti pelatihan bagi hamba-hamba Tuhan dan terus bertumbuh dalam iman. Meski ia tidak bisa menyelesaikan sekolah menengah, Tuhan memakainya untuk melayani keluarga, gereja, dan masyarakat. Ia dan suaminya melayani di sebuah gereja rumah.

Siang itu matahari sangat terik, membentuk sebuah bayangan atas kepala seorang wanita yang bernama CY ketika ia menceritakan kembali pengalamannya di Korea Utara. Tetesan air mata yang tidak terkontrol mengalir turun di pipi CY, menghentikan sejenak 2 jam wawancara kami. Seseorang memberikan selembar tisu kepadanya. Perlahan, ia mulai tenang. Dunia sepertinya terpikat dengan wajah baru Republik Rakyat Demokratis Korea (Korea Utara). Bagi dunia, negara tersebut sekarang dipandang sebagai suatu bangsa yang mendukung kemerdekaan berseni, dengan menerima para penggemar seni New York. Negara ini sekarang dipandang sebagai bangsa yang mendukung perdamaian yang telah menghancurkan menara pendingin nuklir Yongbyong miliknya sendiri -- simbol terbesar dari program nuklir negara itu.

Menjadi orang yang pernah mengalami mukjizat berarti menjadi orang yang diubah. Itulah yang terjadi pada diriku pada bulan Desember 1993.

Pada bulan itu, aku mulai rajin ke gereja. Sebelumnya, aku jarang ke gereja semenjak masa kanak-kanakku. Tapi, tidak ada seorang pun yang memaksaku sehingga aku rajin pergi ke gereja. Agar aku lebih terlibat di gerejaku yang baru, Gereja Crossroads Baptist, aku bergabung dengan program pelayanan wanita. Agar lebih terlibat di dalamnya, aku membantu acara minum teh tahunan saat Natal secara sukarela.

Ketika membaca kisah Mary Nayak dari Kandhamal, Orissa, saya sedang mendengarkan sebuah lagu yang dinyanyikan oleh Edward Chen:

"Saat ku tak melihat jalan-Mu, saat ku tak mengerti rencana-Mu, namun tetap kupegang janji-Mu, pengharapanku hanya pada-Mu, hatiku percaya, hatiku percaya, hatiku percaya, slalu kupercaya."

Hari Minggu pagi itu, Tuhan memilih seorang perempuan untuk menyaksikan dan mengalami kuasa yang didemonstrasikan Tuhan melebihi kuasa apapun di dunia ini, kuasa kebangkitan. Maria Magdalena pergi (saya percaya pada saat itu dia pergi dengan perasaan yang bercampur di dalam hatinya) untuk menjumpai murid-murid Yesus yang lain. Pesan yang disampaikannya singkat, namun penuh makna, "Aku telah melihat Tuhan" (Yohanes 20:18).

Penyanyi rohani dari Eritrea, Helen B., bersama putrinya yang berusia 14 tahun mengunjungi negeri Belanda atas undangan Amnesty Internasional. Mereka turut ambil bagian dalam sebuah festival musik gospel di mana Helen bernyanyi bersama grup band dari Eritrea. Dalam kesempatan tersebut, Helen menggerakkan orang-orang yang hadir untuk berdiri bagi kebebasan beragama di negara mereka.

Kesaksian seorang perempuan yang mengalami pemulihan. "Sulit menjadi perempuan sekaligus pengungsi di saat yang bersamaan ...."

Banyak pengungsi di Sudan. Karena status, akhirnya mereka tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah maupun LSM. Banyak pula dari pengungsi di Sudan Utara adalah umat Kristen yang melarikan diri dari konflik berkepanjangan di Sudan Selatan. Mereka sulit bertahan di tengah tekanan.

Pages