Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita

Tindak Kekerasan Saudara Tiri: Membatasi Tindak Kekerasan dalam Keluarga Tiri

Mengenai semua pembicaraan tentang tindak kekerasan di sekolah, rata-rata orang tidak membutuhkan statistik untuk mengetahui bahwa tindak kekerasan adalah berbahaya bagi anak-anak. Kebanyakan dari kita dapat melihat ke masa kanak-kanak kita untuk mendapatkan contoh-contoh tindak kekerasan dan mengetahui betapa tindak kekerasan dapat memengaruhi seseorang hingga masa dewasa. Meskipun saat ini suatu tindakan tidak disebut tindak kekerasan, namun sekarang kita tahu bahwa seorang anak yang mengikuti kita ke mana-mana dan memukul kita tanpa alasan yang jelas (anak yang bercanda dengan kata-kata yang menyinggung atau menakut-nakuti untuk mengontrol kita) adalah suatu tindakan kekerasan.

Barangkali anak itu adalah kakak atau sepupu kita. Ketika saya masih kecil, saya mempunyai sepupu yang akan, tanpa alasan yang jelas, menjitak kepala saya, -- dan kepala sanak kerabat yang di dekatnya -- atau menggunakan bentuk tindak kekerasan fisik lainnya setiap kali ia mempunyai kesempatan! Kami lari (sambil menangis) kepada nenek kami dan nenek menghukumnya. Akan tetapi, tindak kekerasan tetap tidak berhenti. Karena itu, kami dinasihati untuk menjauh darinya. Akan tetapi, kami tidak mampu. Entah saat makan siang atau tidur siang, selalu ada saat pada hari itu yang mana kami mengalami tindak kekerasan juga. Padahal, ketika ia tidak melakukan tindak kekerasan, ia cukup menyenangkan untuk diajak bermain. Karena itu, kami selalu mencari-cari celah bagaimana menghadapinya.

Tindak kekerasan ini terjadi antarkerabat dekat, orang lain mungkin mengalami tindak kekerasan antarsaudara. (Barangkali tindakan kekerasan itu dilakukan oleh kakak laki-laki atau perempuan.) Saudara yang lebih muda (adik) bisa juga melakukan tindak kekerasan kepada kakak-kakak mereka, tidak selalu dengan kekuatan yang brutal, tetapi dengan kata-kata hinaan dan/atau kebohongan terus-menerus, yang membuat kakaknya mendapat masalah dengan orang tua mereka atau kehilangan hak istimewanya. Banyak orang tua menghadapi beberapa jenis tindak kekerasan di antara saudara kandung; dan sering kali antarsaudara mempelajari cara-cara yang sehat untuk saling berelasi. Akan tetapi, menghadapi anak tiri yang menjadi pelaku tindak kekerasan terhadap anak lain dalam keluarga tiri dapat menjadi masalah yang sulit dan sensitif. Hal ini dikarenakan ketika suatu masalah serius terjadi dalam keluarga campuran/tiri; anggota-anggota keluarga cenderung terpisah karena garis biologis. Perpisahan ini dapat menyebabkan kesatuan keluarga tiri yang sudah rapuh menjadi pecah. (Yang, secara sekilas, menjadi salah satu dari alasan-alasan utama, orang tua tidak terlalu kuat menentang tindakan kekerasan dalam keluarga tiri.)

Seperti Apakah Tindakan Kekerasan dalam Keluarga Tiri?

Tindakan kekerasan dalam keluarga tiri lebih kelihatan seperti tindakan kekerasan umum. Tindakan kekerasan itu mungkin berupa ancaman, godaan, olok-olokan, pengabaian atau peniadaan saudara tiri mereka. Saudara-saudara sekandung yang berjumlah lebih banyak mungkin akan mengeroyok saudara yang tidak terhubung secara biologis. Beberapa anak merebut mainan/barang-barang milik saudara tiri mereka. Mereka mungkin mendorong, memukul, menendang, atau menggunakan cara-cara lain untuk melakukan tindak kekerasan terhadap saudara tiri mereka. Bahkan, ada juga mereka yang mengunci saudara tiri mereka di kamar atau melarang mereka pergi ke mana pun mereka ingin pergi.

Keluarga-keluarga campuran memiliki tambahan masalah yang lebih dinamis jika memiliki orang tua lain, yang tinggal di luar rumah. Anak-anak juga dapat melakukan tindak kekerasan kepada anggota keluarga tiri dengan memberitahukan kepada orang tua biologis yang tinggal di luar rumah mengenai hal-hal yang tidak benar mengenai saudara tirinya. Hal ini menyebabkan semakin banyak tindak kekerasan sebagai tekanan dari orang tua tiri yang diposisikan sebagai orang tua untuk bertindak terhadap anak tiri yang tertuduh.

Bagaimana Membatasi Tindak Kekerasan dalam Keluarga Tiri?

  • Dengan membuat seperangkat aturan dan konsekuensi atas pelanggaran aturan-aturan tersebut yang diterapkan kepada semua anak, entah anak kandung atau tiri, akan memberikan petunjuk-petunjuk atas perilaku yang diharapkan.
  • Memperbaiki perilaku yang tidak tepat pada saat itu juga dan memberikan pengawasan yang cukup atas semua anak seharusnya juga membantu mengurangi tindak kekerasan di dalam keluarga tiri di antara saudara tiri.
  • Memiliki persatuan dan kesatuan sebagai orang tua akan menolong mengontrol anak yang melakukan tindak kekerasan kepada anak yang lain sehingga tidak membuat perpecahan yang lebih jauh di dalam keluarga.
  • Mendapatkan pertolongan profesional bagi anak yang mendapatkan tindak kekerasan (dan anggota keluarga campuran yang lain) melalui konseling, kelompok-kelompok pendukung dan/atau para pemimpin rohani, juga dapat membantu menguatkan anggota-anggota keluarga campuran dan mencegah perilaku negatif.

Situs jejaring Women's and Children's Health memberikan nasihat umum tentang tindak kekerasan yang bisa juga diterapkan kepada saudara tiri. Mereka menulis "Tindak kekerasan bukanlah mengenai konflik yang harus dipecahkan; tetapi mengenai seseorang atau sekelompok orang yang berusaha mendapatkan kekuasaan atas orang lain." Mereka menyarankan bahwa pendekatan jangka panjang perlu dikembangkan untuk menghentikan tindak kekerasan secara permanen dari sumbernya. Mereka lebih lanjut menasihatkan, "Jika tindak kekerasan menjadi penyerangan, diskriminasi, atau pelecehan, ini melanggar hukum dan Anda perlu membuat kebijakan."

Penting bagi para orang tua untuk menyadari bahwa anak-anak dalam keluarga campuran mungkin merasa terancam oleh "anak baru" dalam keluarga mereka dan mungkin merasa seolah-olah mereka telah tergantikan. Mereka mungkin bersedih karena kehilangan keluarga biologis mereka dan mungkin secara diam-diam mengharapkan bahwa orang tua biologis mereka bersatu kembali. Kehadiran orang tua dan saudara tiri mungkin terlihat seperti suatu ancaman bagi mereka. Terdapat juga kemungkinan mengenai adanya tekanan negatif dari seseorang di luar keluarga campuran yang mendorong anak berbuat nekad. Akan tetapi, semua anggota keluarga campuran harus belajar menghormati satu sama lain. Walaupun tidak banyak informasi yang ada untuk keluarga campuran mengenai bagaimana menghadapi tindak kekerasan dalam keluarga campuran, beberapa situs Indonesia maupun manca dapat menolong para orang tua yang menghadapi tindak kekerasan di dalam keluarga tirinya dengan memberikan kepada mereka tempat untuk memulai mencari pengetahuan yang terkait. (t/S. Setyawati)

Diterjemahkan dari:

Nama situs : Blended Family Moments
Alamat URL : http://www.blendedfamilymoments.com/2012/08/step-bullies-curbing-bullyin...
Judul asli artikel : Step-Bullies: Curbing Bullying in Stepfamilies
Penulis : Tidak dicantumkan
Tanggal akses : 12 Juni 2014
Tipe Bahan: 
kategori: 

Komentar