Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita

Wanita di Tempat Kerja Mendahulukan Tuhan

"Wanita di tempat kerja" merupakan ungkapan yang memerlukan pemikiran atau pertimbangan khusus. Pertanyaan tentang kesetaraan pun muncul -- topik yang masih dipermasalahkan oleh masyarakat maju, meskipun pandangan masyarakat tentang wanita yang bekerja telah berubah secara mencolok sejak sekitar ratusan tahun belakangan ini.

Di banyak negara anak-anak perempuan dan lelaki diberi kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan, gadis-gadis pun memasuki dunia kerja dengan sama berambisinya.

Jenis pekerjaan yang diambil para wanita juga tidak lagi yang itu-itu saja. Dalam dunia usaha, misalnya, dahulunya wanita tampil sebagai sekretaris atau karyawati biasa, sekarang banyak yang menanjak ke posisi pemegang kekuasaan, menjadi pemeran utama dan pengambil keputusan.

Gambar: Wanita bekerja

Perubahan ini dapat dilihat pada hampir semua jenis pekerjaan. Bahkan, pada bidang-bidang yang biasanya didominasi oleh pria seperti konstruksi bangunan; kaum wanita memasuki bidang tersebut untuk bekerja berdampingan dengan kaum pria.

Alkitab tentu saja mendorong kita untuk bekerja keras. Kitab Amsal khususnya penuh dengan kata-kata bijak tentang dampak positif kerja keras. "Siapa mengerjakan tanahnya, akan kenyang dengan makanan, tetapi siapa mengejar barang yang sia-sia, tidak berakal budi." (Amsal 12:11)

Alkitab mengajarkan bahwa "Tangan orang rajin memegang kekuasaan, tetapi kemalasan mengakibatkan kerja paksa" (Amsal 12:24), dan "Kemalasan mendatangkan tidur nyenyak, dan orang yang lamban akan menderita lapar" (Amsal 19:15). Amsal 12:27 juga memberitahu kita bahwa "orang rajin akan memperoleh harta yang berharga."

Mungkin ada orang yang terkejut begitu tahu bahwa Alkitab mendorong wanita untuk mengambil peran aktif di tempat kerja. Sumbangsih wanita amat dihargai bahkan di tengah struktur paternal (budaya yang didominasi laki-laki - Red.) Perjanjian Lama.

Tuhan Yesus tentu saja melibatkan wanita dalam penginjilan-Nya, dan kita juga bisa menemukan contoh-contoh wanita bekerja di dalam Alkitab yang layak kita perhatikan.

Wanita-Wanita Teladan dalam Alkitab

Ada wanita-wanita luar biasa dalam Alkitab yang berhasil dalam karier atau panggilan hidupnya. Tiga di antaranya disebutkan di bawah ini. Mereka patut dicatat karena keberhasilan mereka berasal dari cara mereka menempatkan Tuhan dalam hati mereka.

Inilah tiga wanita luar biasa dalam Alkitab yang memiliki karier sendiri. Walaupun demikian, yang patut dicatat dari keberhasilan mereka bukanlah kemampuan mereka sendiri. Keberhasilan mereka berasal dari bagaimana mereka menempatkan Tuhan dalam hati mereka.

Lidia

Kisah Para Rasul 16:14 memperkenalkan Lidia, seorang "penjual kain ungu". Ia adalah seorang pedagang dan karena itu adalah seorang wanita pengusaha. Dari semua catatan yang ada diketahui, ia adalah seorang pengusaha yang sangat berhasil.

Setelah Lidia percaya kepada Tuhan, ia dan seisi rumahnya dibaptis. Kemudian ia membuka rumahnya menjadi tempat berkumpul bagi jemaat-jemaat lain. Paulus dan rekan-rekannya dapat mengabarkan Injil dan menguatkan iman jemaat karena keramahtamahannya, yang diberikan di sela-sela kesibukan jadwal usahanya (Kisah Para Rasul 16:15,40).

Filipi merupakan kota Eropa pertama yang diinjili Paulus selama masa penginjilannya. Lidia memberikan teladan yang begitu baik sehingga belakangan Paulus menulis kepada gereja yang sudah berdiri di Filipi -- berterima kasih kepada jemaat atas kebaikan hati dan dukungan mereka (Filipi 4:14-20).

Semangat keramahtamahan dan kebaikan hati yang ditunjukkan oleh Lidia menjadi ciri khas gereja di zaman Paulus.

Priskila

Priskila, wanita lain yang disebutkan dalam Perjanjian Baru, menunjukkan kepada kita bahwa seorang wanita yang sudah menikah juga dapat terlibat secara aktif dalam bekerja dan juga dalam penginjilan.

Paulus bertemu dengannya dan Akwila, suaminya, di Korintus (Kisah Para Rasul 18:1-3). Ia bekerja sama dengan suaminya dalam pekerjaan pembuatan tenda. Karena Paulus juga bekerja dalam bidang yang sama, rasul ini menetap dan bekerja sama dengan mereka. Priskila juga mengadakan perjalanan dan bekerja sama dengan suaminya sebagai penginjil.

Belakangan, ketika Paulus meninggalkan Siria, pasangan suami istri itu menemaninya (Kisah Para Rasul 18:18). Paulus meninggalkan mereka di Efesus. Hal tersebut mungkin langkah yang menguntungkan, karena di sinilah pasangan ini dapat mengajarkan Jalan Allah yang benar kepada seorang penginjil muda penuh semangat bernama Apolos (Kisah Para Rasul 18:24-26).

Apolos menjadi salah satu penginjil gereja yang paling aktif. Ia mampu mempertahankan pesan sejati Tuhan karena ketekunan Priskila dan Akwila. Mereka bersedia menempatkan Tuhan sebagai pusat kehidupan mereka sebagai suami istri dan sebagai rekanan usaha.

Debora

Hakim-hakim 4:4 memberitahu kita bahwa pada waktu itu Debora, "seorang nabiah, istri Lapidot, memerintah sebagai hakim atas orang Israel." "Orang Israel menghadap dia untuk berhakim kepadanya" ketika ia "duduk di bawah pohon korma Debora antara Rama dan Betel di pegunungan Efraim." (Hakim-hakim 4:5)

Meskipun kita tidak punya informasi tentang tahun-tahun awal kehidupan Debora, kita sudah tahu bahwa ia adalah seorang nabiah yang menghakimi rakyat. Inilah seorang wanita menikah yang juga menjadi seorang hakim. Ia memberikan perintah kepada seorang panglima, Barak bin Abinoam, untuk mengerahkan pasukan melawan musuh mereka. Ketika Barak bersikeras agar Debora maju perang bersamanya, Debora tidak ragu-ragu. Ia pergi bersama tentara ke medan perang dengan sama beraninya seperti wanita zaman sekarang mana pun dalam ketentaraan.

Debora mendengarkan panggilan Tuhan dengan saksama (Hakim-hakim 4:6-7) dan menunjukkan kualitas kepemimpinannya dengan memercayakan tugas-tugas kepada orang-orang yang sesuai. Ia rela pergi menghadapi bahaya demi umat Tuhan (Hakim-hakim 4:9-10) dan mengilhami tentara Israel untuk memerangi musuh iman (Hakim-hakim 4:14-16).

Dalam segala yang dilakukannya, Debora menempatkan Tuhan sebagai pusat tindakan dan kepercayaannya.

Lainnya

Tentu saja ada contoh-contoh lain wanita di tempat kerja seperti putri-putri Salum yang bekerja di bidang bangunan; jenis pekerjaan yang didominasi oleh pria bahkan menurut ukuran zaman sekarang. Ini dicatat dalam Nehemia 3:12.

Wanita-wanita itu bekerja memperbaiki tembok Yerusalem bersama dengan ayah mereka, menggunakan bakat mereka dan mempersembahkan waktu mereka demi umat Tuhan.

Dalam dunia medis, ada dua bidan terkenal bernama Sifra dan Pua, wanita-wanita takut akan Tuhan yang mempertaruhkan hidup mereka dengan tidak mematuhi perintah langsung Firaun, dengan cara membiarkan bayi-bayi lelaki orang Ibrani tetap hidup (Keluaran 1:15-17).

Dengan melakukan ini, umat Israel terpelihara dan rencana-rencana Tuhan bagi bangsa pilihan-Nya tidak terganggu oleh rancangan jahat.

Memusatkan Perhatian Pada Tuhan Lebih Dahulu

Para wanita dalam contoh-contoh ini menunjukkan kepada kita bahwa, dalam apa pun yang kita lakukan, pertama-tama kita harus memusatkan perhatian pada Tuhan, dan segala sesuatunya akan berjalan sendiri.

Lidia tidak menelantarkan usahanya tetapi ia memprioritaskan waktunya secara berbeda. Ia mencari waktu untuk mempersembahkan rumahnya sebagai pusat jemaat-jemaat di sekitarnya dan hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat penting baginya.

Priskila rela mencabut sendiri akarnya, membangun rumahnya di tempat-tempat yang berbeda seperti kaum nomaden zaman dahulu, supaya bisa membantu Paulus dan penginjilan. Ia menerima ketidakpastian yang pasti ditimbulkan oleh kehidupan seperti itu, dan ia mampu mendukung suaminya dalam usaha dan kehidupan rohani mereka ke mana pun mereka pergi.

Debora juga mengesampingkan kehidupan berkeluarganya untuk sementara, ketika Tuhan memerlukannya untuk menyemangati tentara-Nya agar mengalahkan musuh mereka. Ia mempertaruhkan nyawanya untuk menjawab panggilan Tuhan.

Wanita-wanita ini mendorong dan mengilhami kita untuk mempersembahkan waktu kita, talenta kita, dan hidup kita bagi Tuhan dan umat-Nya.

Kita hidup pada masa-masa yang sulit, dan kehidupan bisa jadi penuh tekanan. Banyak yang terjebak dalam perjuangan tanpa akhir untuk meraih kehidupan yang lebih baik -- gaya hidup yang lebih baik! -- bagi keluarga kita. Suami istri tiba pada kesimpulan bahwa mereka berdua harus bekerja demi alasan-alasan ekonomi.

Pasar terus-menerus mendorong kecenderungan ini, menawarkan peralatan baru, teknologi baru, dan mode pakaian atau dekorasi baru. Media massa terus-menerus menentukan gambaran keberhasilan kepada kita. Para penguasa bisnis, bintang film, musisi -- mereka adalah orang-orang yang penuh gaya, makmur, pintar, dan kaya yang mencirikan keberhasilan dalam dunia modern kita. Karenanya, orang-orang yang tidak memiliki hal-hal itu terpacu untuk mendapatkannya. Kita semua, pria dan wanita, bekerja dalam lingkungan yang begitu materialistis.

Saat berjuang untuk meraih kehidupan yang lebih baik bagi keluarga kita dan diri kita sendiri, kita harus mengingat prioritas kita. Kita tidak boleh membiarkan diri kita dikuasai oleh kebutuhan untuk bertahan hidup atau untuk terus meningkatkan gaya hidup kita sampai melupakan hal-hal lainnya.

Yesus Menyuruh Kita agar Tidak Khawatir

dalam apa pun yang kita lakukan, pertama-tama kita harus memusatkan perhatian pada Tuhan, dan segala sesuatunya akan berjalan sendiri.
  1. Facebook
  2. Twitter
  3. WhatsApp
  4. Telegram

Ingatlah nasihat Yesus dalam Matius 6:26-34. Di sini, Tuhan kita memberitahukan agar kita jangan khawatir akan hidup kita, "apa yang hendak (kita) makan atau minum." Dia bertanya bukankah hidup itu "lebih penting daripada makanan dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian."

Bapa yang di surga memberi makan burung-burung di langit sekalipun mereka "tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung". Perhatikanlah kemegahan bunga bakung di ladang. Mereka tampak lebih indah daripada Salomo dalam segala kemegahannya. Yang paling penting, Yesus memberitahu kita, ialah: "Carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu khawatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri."

Wanita-wanita berhasil yang disebutkan di atas paham benar akan hal ini. Mereka mampu membagi waktu dan menetapkan prioritas untuk memutuskan mana yang penting bagi mereka. Dalam ayat di atas, Tuhan menyuruh kita untuk menaruh dahulu kerajaan Allah di dalam hati kita. Ketika kita melakukannya, segala hal akan berjalan sendiri karena Tuhan menyediakan segala sesuatu yang kita butuhkan.

Contoh yang diberikan Yesus adalah contoh yang sederhana. Apa yang lebih indah dan sederhana daripada burung-burung yang beterbangan bebas di udara atau bunga-bunga liar yang bermekaran di padang? Kebutuhan dasar kita, demikian pula, sederhana.

Tuhan menyediakan apa yang kita butuhkan, bukan yang kita pikir kita butuhkan. Kadang-kadang ada perbedaan di antara kedua hal itu. Oleh karena itu, selagi berusaha membuktikan diri sebagai wanita dalam masyarakat modern ini, kita harus ingat untuk menjaga agar pusat perhatian dan prioritas kita tetap berada di tempat yang benar.

Kita harus senantiasa menaruh Tuhan di tempat pertama dalam hati kita (Matius 6:33), secara teratur meminta nasihat Bapa kita di surga melalui doa dan saat teduh (Mazmur 55:17), menguji hati kita sendiri untuk memutuskan apa yang tepat pada waktu tertentu (Pengkhotbah 3:1), dan menjaga diri kita selalu sehat secara rohani (Efesus 6:11). Baru setelah itulah kita dapat menjaga keseimbangan sebagai wanita-wanita yang dipilih Tuhan untuk maksud-Nya.

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul majalah : Warta Sejati, Edisi 48/1 - 2006
Judul artikel : Wanita di Tempat Kerja Mendahulukan Tuhan
Penulis : Yvonne Chan
Penerbit : Departemen Literatur Gereja Yesus Sejati Pusat Indonesia, Jakarta
Halaman : 17 -- 22

Download Audio

Tipe Bahan: 
Kolom e-Wanita: 
kategori: 

Komentar