Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita
Yesus dan Media Sosial
Dalam masyarakat modern, ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk berkomunikasi satu sama lain. Akibatnya, dunia menjadi semakin kecil, atau begitulah tampaknya. Namun, bahkan dengan kemajuan teknologi, beberapa hal tidak akan pernah berubah, terlepas dari jumlah tahun-tahun yang telah berlalu.
Apa yang sedang saya bicarakan? Saya mengacu pada kebutuhan manusia untuk diakui dan diterima. Sebelumnya, ini tidak pernah lebih terasa dibandingkan dengan zaman kita hidup sekarang, dengan berbagai cara untuk mem-posting apa yang kita lakukan dan hal-hal yang kita nikmati atau benci di internet.
Kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain dan dihubungi kembali oleh mereka yang mengenal kita adalah sesuatu yang akan selalu kita rindukan. Saya teringat kisah tentang bagaimana seorang wanita Samaria yang pergi ke sumur pada siang hari dan menemui Orang yang tidak hanya memulai percakapan dengannya, tetapi juga menerimanya sebagaimana dirinya. Orang itu tidak lain adalah Tuhan dan Juru Selamat kita, Yesus Kristus.
Apakah Yesus hanya kebetulan datang ke sumur karena Dia haus? Saya memilih untuk berpendapat bahwa bukan itu yang terjadi; sebenarnya, saya ingin menyodorkan pemikiran bahwa Dia datang ke sumur, tidak hanya untuk minum, tetapi juga untuk bertemu dengan orang-orang. Sebab, sumur adalah tempat di mana orang berkumpul dan mengobrol saat mereka mengambil air di sana.
Dalam konteks zaman ini, "sumur" itu tidak lagi menjadi ruang fisik, tetapi telah menjadi ruang virtual, menjadi apa yang sekarang dikenal sebagai media sosial. Melalui berbagai topik yang menarik, seseorang bisa melempar percakapan ke hampir semua orang di dunia melalui Facebook, Twitter, blog, bahkan game online. Media sosial telah terintegrasi dengan kehidupan kita.
Dan, seperti wanita Samaria di sumur, ada banyak orang di luar sana, di dalam dunia situs yang luas yang mencari penerimaan. Akankah kita mengikuti teladan Yesus untuk melibatkan mereka ke dalam percakapan, mengenal mereka, dan membawa mereka ke Satu Teman yang sejati?
Meskipun saya telah menyebutkan hal virtual, ada banyak "sumur" lainnya -- tempat dan platform -- tempat kita bisa memulai percakapan dengan seseorang. Dan, salah satu tempat seperti itu bisa saja adalah meja makan dan rumah Anda. Saya berharap, suatu hari ibu saya akan datang untuk mengenal Juru Selamat kita yang besar dan ajaib itu. Sampai itu terjadi, saya akan terus berdoa baginya dan mencari peluang dalam menemukan kebutuhan dan kepeduliannya sehingga saya dapat menceritakan Kristus kepadanya.
Maukah Anda bergabung dengan saya, berdoa untuk orang yang Anda kasihi, yang belum mendengar Kabar Baik? Saya tahu bahwa saya akan melakukannya dan saya memilih untuk percaya kepada Dia, yang terlebih dulu telah memercayai kita.
Di sumur saya menunggu,
Siang berlalu hingga matahari makin memanas,
Mencari air abadi,
Yang rasanya tidak saya ketahui,
Mencari Yesus di dekat sumur. (t/N. Risanti)
Sumber asli: | ||
Nama situs | : | YMI |
Alamat situs | : | http://ymi.today/2014/02/jesus-and-social-media/ |
Judul artikel | : | Jesus and Social Media |
Penulis artikel | : | Shawn Quah |
Tanggal akses | : | 2 Maret 2016 |
Diambil dari: | ||
Nama situs | : | Pelayanan Remaja Kristen |
Alamat situs | : | http://remaja.sabda.org/yesus-dan-media-sosial |
Tanggal akses | : | 10 November 2017 |
Komentar