Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita

Ayah, Ibu, Mendongenglah

Pada umumnya hampir setiap orang, baik dewasa maupun anak-anak senang mendengarkan dongeng atau cerita. Anak-anak selalu gembira mendengar dongeng. Mereka bahkan dapat "dijinakkan" dengan menjanjikan dongeng-dongeng yang baik.

Bila ayah, ibu, atau kakek bercerita, tidak berarti anak hanya semata-mata mendengarkan saja. Melalui kegiatan ini, orang tua lebih mendekatkan diri dengan si anak karena adanya sentuhan, pandangan mata, nada suara, dan ekspresi muka. Sejak anak masih bayi, ia turut merasakan bahwa kata-kata ibu merupakan sesuatu yang menyenangkan untuk didengar.

Mungkin orang akan lupa pada dongeng yang pernah didengarnya semasa kecil. Namun, suasananya akan tetap terkenang. Misalnya, ketika anak dewasa ia masih ingat betul bau tembakau pipa kakek yang gemar mendongeng itu.

Gambar: mendongeng

Dongeng merupakan salah satu alat yang ampuh dalam dunia pendidikan. Dongeng dapat memberi berbagai kesan kepada seorang anak. Karenanya pelajaran yang dapat ditarik dari suatu dongeng ada bermacam-macam. Dongeng dapat menjadikan seorang anak sedih, gembira, marah, atau takut. Pelaku-pelaku dalam dongeng itu ada yang baik untuk di contoh, ada pula yang menggambarkan kebejatan tabiat yang harus dijauhkan dari kehidupan.

Dengan dongeng, anak akan berkenalan dengan nilai-nilai kehidupan seperti kejujuran, keadilan, kesopanan, kesucian, kerendahan hati, kejahatan, kerakusan, dan lain-lain. Lewat aplikasi dongeng yang sederhana, bisa ditanamkan dalam diri anak rasa cinta akan nilai-nilai kehidupan yang positif, serta menyingkirkan yang negatif.

Jelas bahwa dongeng merupakan salah satu sarana yang lebih mempercepat dan menciptakan keakraban antara anak dan orang tua. Dengan mendongeng orang tua mendidik anak untuk "mendengarkan" dan "bertanya" -- dua sikap yang dalam pergaulan dikenal sebagai sikap yang menumbuhkan keakraban. Dongeng dapat memperkenalkan sesuatu yang belum diketahui. Dengan mendongeng, seseorang akan lebih berhasil menerangkan sesuatu.

Dongeng dapat juga menancapkan pelajaran tertentu kepada pikiran orang lain. Anak-anak biasanya dapat mengambil kesimpulan dari dongeng yang baru diberikan. Setiap dongeng memberikan sesuatu kesan atau pelajaran -- ada kesan yang buruk, ada pula pelajaran yang baik.

Meskipun orang tua mendongeng dengan sangat canggung, anak akan tetap menghargai dongeng orang tuanya lebih dari cerita-cerita lainnya, karena dongeng-dongeng orang tua bersifat spontan, tersendiri, dan langsung bisa dinikmati. Dongeng yang berhasil merupakan suatu seni yang erat hubungannya dengan menulis. Ia memerlukan latihan, daya khayal, daya asosiasi pikiran, serta kemampuan untuk dapat menggunakan semua hal yang dia ketahui dan dialami oleh orang tua.

Salah satu keuntungan mendongeng ialah orang tua dapat menyesuaikan isinya dengan kebutuhan dan tingkat kepandaian, serta usia anak. Misalnya bagi anak-anak prasekolah, buku-buku bergambar dan berwarna, disertai kata-kata yang pendek serta jelas, akan lebih mudah untuk dimengerti. Sedangkan untuk anak yang sudah mulai bersekolah, dapat dibacakan dari sebuah buku karena sebuah dongeng atau cerita akan menarik bagi si anak bila ia dapat memahaminya.

Lalu, berapa lama minat seorang anak tetap tergugah untuk mendengarkan sebuah dongeng? Menurut penyelidikan para ahli, anak akan bertahan selama 20 menit karena setelah itu perhatiannya akan menurun, bahkan ada kemungkinan ia tidak mendengarkan sama sekali.

Sebaiknya, orang tua tidak perlu membatasi dirinya dengan dongeng-dongeng yang menyangkut masalah moral saja. Ia dapat menjelaskan proses-proses suatu pekerjaan, gagasan-gagasan, pengalaman-pengalaman, dan petualangan-petualangan secara lebih jelas dan menarik, jika diberikan dalam bentuk dongeng daripada jika disajikan dalam bentuk keterangan fakta-fakta. Beberapa dongeng dapat diceritakan secara bertahap, tetapi setiap tahap tidak boleh berakhir pada puncak ketegangan dari suatu petualangan, seperti film-film seri di televisi. Akhirilah suatu tahap cerita dalam keadaan yang santai, dan biasanya anak akan menantinya dengan sabar untuk tahap cerita yang berikutnya.

Di samping sebagai sarana pendidikan, dongeng pun merupakan hiburan untuk anak. Di samping itu minatnya terhadap buku juga akan tergugah. Dongeng yang dipilih sebaiknya yang dapat dikembangkan oleh si pendongeng. Tentu saja tanpa kehilangan inti dari jalan ceritanya. Anak-anak mengetahui bahwa dongengnya tidak masuk akal, tetapi mereka tetap menyenanginya.

Namun demikian, orang tua seyogianya dapat membeda mana cerita yang baik dan tidak baik, sebelum disuguhkan kepada anak-anaknya. Ada tiga jenis dongeng atau cerita yang pada dasarnya tidak baik. Pertama cerita porno. Umumnya, orang-orang muda sangat tertarik pada cerita cabul. Akan tetapi, itu sangat merusak moral muda-mudi karena mereka tergoda dan terangsang akan hal-hal yang porno, sehingga tidak mustahil dapat menjebloskan mereka kepada perbuatan mesum.

Kedua, cerita jin. Cerita jin tidak baik, sebab bisa menakutkan bagi anak-anak dan dapat mengurangi kepercayaan tentang adanya Tuhan dan malaikat. Ketiga, cerita yang mengagungkan kejahatan. Cerita yang memuji kejahatan tidak baik karena anak-anak cenderung mengikuti makna buruk tersebut. Jelasnya, jangan sekali-kali menceritakan suatu dongeng yang meninggikan kejahatan. Menceritakan orang jahat yang kemudian menjadi orang besar sangat merugikan. Tidak mustahil anak-anak ingin berbuat jahat supaya menjadi orang besar.

Selain itu, ada tiga jenis cerita yang cukup baik dan yang disenangi anak-anak. Pertama adalah cerita anak-anak yang sudah merupakan tradisi. Ini adalah dongeng yang diceritakan kepada kita sewaktu kita masih kecil dan telah diturunkan dari suatu generasi ke generasi lainnya. Ia dapat berupa cerita anak-anak, dongeng-dongeng mengenai kehidupan binatang-binatang, ataupun perumpamaan-perumpamaan, yang ketika sampai di tangan kita, sebagian masih utuh dan sebagian lagi sudah berubah pada saat peralihan generasi yang lebih tua ke generasi penerusnya. Dongeng tersebut akan memberikan suasana akrab bagi anak.

Kedua, mengenai masa kecil orang tua sendiri yang berisikan petualangan-petualangan, kesulitan-kesulitan, bahkan juga kekhilafan-kekhilafan. Kenangan seperti itu, dapat lebih mengeratkan hubungan anak dengan orang tuanya, asalkan orang tua mau bersikap jujur mengenai dirinya sendiri. Malahan cerita ini dapat memberikan pengertian tentang diri sendiri, yang mungkin tidak akan dapat mereka peroleh dengan cara lain.

Salah satu keuntungan mendongeng ialah orang tua dapat menyesuaikan isinya dengan kebutuhan dan tingkat kepandaian, serta usia anak.

FacebookTwitterWhatsAppTelegram

Ketiga, cerita yang disusun berdasarkan keadaan pada suatu waktu tertentu. Ada suatu pola tertentu dalam cerita jenis ini, walaupun sebaiknya jika memungkinkan orang tua memulai dari pola-pola yang jelas. Orang tua dapat mulai mendongeng dengan uraian tentang seorang anak manusia, hewan, atau tumbuh-tumbuhan dan mengembangkan suatu keadaan yang beralasan. Cerita-cerita lainnya yang dapat ditentukan menurut suasana yang berkembang yaitu cerita tentang keamanan, kebersihan, ketepatan, ketelitian, dan bermacam-macam persoalan dalam masyarakat. Pelajaran dan teguran akan jauh lebih mudah untuk diajarkan, jika diberikan dalam bentuk cerita yang menarik.

Mendongengkan dan didongengi pada hakikatnya berarti bersama-sama menyelam ke dalam suatu kisah, mendengarkan, belajar bahasa, mengembangkan daya khayal, dan merasakan suasana yang hangat dan nyaman karena duduk berdekatan dan berdesakan. Bila anak mulai besar, mulailah ia belajar mengemukakan pendapat dan menambah perbendaharaan kata-katanya lewat kegiatan ini.

Diambil dari:
Judul buku : Butir-butir Mutiara Rumah Tangga
Judul asli artikel : Ayah Ibu Mendongenglah
Penulis : Alex Sobur
Penerbit : BPK Gunung Mulia, Jakarta 1987
Halaman : 185 -- 189

Download Audio

Tipe Bahan: 
Kolom e-Wanita: 
kategori: 

Komentar