Skip to main content

Bebas dari Jebakan Utang

Mengambil utang harus dipikirkan secara matang dan berdasar pada kebutuhan, bukan keinginan, agar tidak terjebak dalam masalah keuangan. Penting untuk mengelola utang dengan bijak, memahami konsekuensi, serta mengatur cicilan tidak melebihi 30% dari pendapatan bulanan. Selain itu, utang sebaiknya digunakan untuk investasi yang menguntungkan dan bukan untuk barang konsumtif yang nilainya menurun.

  • kebutuhan mendesak
  • uji motivasi
  • mencukupkan diri
  • konsekuensi utang
  • menggunakan utang secara tepat
  • 30% dari pendapatan
  • tindakan tegas
  • Pertimbangkan dengan matang sebelum memutuskan untuk berutang dan pastikan utang adalah untuk kebutuhan, bukan keinginan.
  • Berusaha untuk mencukupkan diri dan mengelola penghasilan serta pengeluaran dengan bijak.
  • Ketahui konsekuensi dari memiliki utang, seperti perubahan gaya hidup dan potensi menjadi budak utang.
  • Pahami risiko tidak dapat membayar utang dan bersiap untuk menghadapi kemungkinan terburuk.
  • Gunakan utang dengan bijak, seperti untuk membeli aset yang nilainya meningkat atau modal usaha, bukan untuk barang konsumtif.
  • Batasi cicilan utang maksimal 30% dari pendapatan bulanan untuk mengurangi tekanan finansial.
  • Segera ambil tindakan jika mendeteksi kemungkinan tidak mampu membayar utang untuk menghindari kerugian lebih besar.

Kendati sudah berusaha keras supaya tidak berutang, ternyata tetap ada kebutuhan mendesak yang mesti dipenuhi padahal penghasilan tidak mencukupi. Sebelum memutuskan untuk berutang, ada baiknya Anda merenungkan kiat-kiat berikut ini, supaya utang yang dimaksudkan untuk membantu kita keluar dari masalah keuangan tidak malah membuat kita terpuruk.

1. Menguji motivasi.

Sebelum mengambil utang, kita harus menguji motivasi kita. Jangan sekali-kali berutang jika kita tidak tahu motivasi kita. Apakah utang ini memang merupakan "keinginan" atau "kebutuhan"? Utang yang timbul akibat keinginan biasanya merupakan utang yang buruk. Kita seharusnya mengajukan pertanyaan, "Apakah yang akan terjadi dalam hidup saya jika saya tidak mengambil utang?" Jika ternyata dampaknya tidak terlalu besar lebih baik kita tidak berutang!

"Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya." (Yakobus 1:14)

2. Mencukupkan diri.

Jika kita bisa mengelola berkat Tuhan dengan baik -- menyesuaikan antara penghasilan dan pengeluaran -- kita tidak perlu berutang. Untuk itu kita harus mencukupkan diri dengan apa yang ada pada kita. Seperti yang dilakukan Paulus:

"Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan." (Filipi 4:11)

3. Mengerti konsekuensi jika memiliki utang.

Firman Tuhan dengan tegas menyatakan bahwa hidup dalam utang adalah hidup seperti budak. "Orang kaya menguasai orang miskin, yang berutang menjadi budak dari yang mengutangi." (Amsal 22:7) Dengan memiliki utang, kita harus menyadari bahwa gaya hidup kita pasti akan berubah. Apakah kita siap dengan adanya perubahan ini? Seberapa banyak perubahan yang akan kita alami? Kita harus menjawab pertanyaan-pertanyaan ini sehingga kita tidak kaget hidup dengan utang. Banyak orang tidak pernah memikirkan hal ini sehingga tidak mempersiapkan hidup "baru" mereka karena memiliki utang.

4. Mengerti konsekuensi jika tidak bisa membayar utang.

Kita harus melihat konsekuesi terburuk dari utang yang kita ambil. Dengan begitu, kita bisa memeriksa kesiapan diri kita jika kejadian yang paling buruk itu terjadi. Sering kali, kita hanya melihat sisi baik dari utang sehingga tidak siap apabila terjadi hal buruk. Ingat, kemungkinan mendapatkan untung senantiasa sebanding dengan kemungkinan mendapatkan kerugian. Oleh karena itu, kita harus memperlengkapi diri dengan ketekunan dan tanggung jawab tinggi sehingga bisa menyelesaikan utang sesuai dengan rencana.

"... dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu,..." (1 Petrus 3:15)

5. Menggunakan utang/kredit secara tepat.

a. Untuk membeli barang yang memiliki nilai yang terus bertambah. Dengan melakukan hal ini sebenarnya kita sedang mengamankan diri jika terjadi keadaan buruk. Ada kemungkinan, kita masuk dalam masa sulit yang membuat kita tidak bisa membayar utang kita. Dalam kondisi seperti ini, kita mungkin harus menjual barang itu untuk menutupi utang. Jika nilai barang itu lebih tinggi dari saat kita membelinya kita sudah siap. Yang termasuk dalam golongan ini adalah pembelian rumah atau tanah.

b. Untuk membeli barang-barang yang bisa menghasilkan uang tambahan. Utang yang kita ambil bisa menjadi utang yang bermanfaat jika kita menggunakannya untuk modal usaha. Namun demikian, utang seperti ini tetap mengandung risiko. Ada kemungkinan usaha yang kita jalankan dengan menggunakan utang akan mengalami kerugian. Oleh karena itu, perlu perhitungan yang sangat matang sebelum mengambil utang untuk memperbesar usaha.

c. Jangan gunakan untuk membeli barang konsumtif. Berutang untuk membeli barang-barang konsumtif yang nilainya terus menurun adalah keputusan yang sangat bodoh. Yang merupakan barang konsumtif di sini adalah: HP, barang elektronik, dan sejenisnya.

6. Besar maksimal uang cicilan per bulan tidak boleh melebihi 30% dari pendapatan yang diterima.

Jika kita mendapatkan gaji sebesar 1 juta rupiah per bulan, sebaiknya total cicilan hutang kita tidak lebih dari 300 ribu rupiah. Hal ini akan membuat hidup kita menjadi tidak terlalu tertekan.

7. Mengambil tindakan tegas ketika mendeteksi adanya kemungkinan tidak bisa membayar utang.

Kita harus berani mengambil tindakan tegas jika ada tanda-tanda kita tidak bisa meneruskan cicilan utang. Jika terlambat bertindak, bisa-bisa kita akan rugi besar. Keputusan terakhir yang bisa kita ambil adalah menjual barang yang kita beli dengan utang untuk membayar semua utang kita.

Diambil dan disunting seperlunya dari:

Judul majalah : Bahana, Edisi Mei 2005, Volume 169
Penulis : Benny Santoso
Penerbit : Yayasan ANDI, Yogyakarta 2005
Halaman : 45
Tipe Bahan
Kolom e-Wanita
kategori