Di malam Natal, keluarga sibuk mempersiapkan perayaan, termasuk membeli kue untuk dibagikan. Dalam perjalanan menuju rumah mertua, penulis berbagi roti dengan seorang gadis kecil peminta-minta, yang menunjukkan betapa pemberian kecil dapat membawa kebahagiaan. Pengalaman ini mengingatkan penulis bahwa Yesus hadir dalam diri orang-orang yang kekurangan, menumbuhkan rasa syukur dan kepedulian terhadap sesama.
- Malam Natal
- kue kesukaan
- roti isi
- gadis kecil peminta-minta
- pemberian
- senyum Yesus
- kepekaan
- Malam Natal, seisi rumah bersiap-siap sejak pagi untuk berkumpul dan makan malam bersama setelah misa.
- Penulis berencana membeli dua loyang kue untuk keluarga masing-masing dari orang tua dan suami.
- Dalam perjalanan ke rumah mertua, penulis menghadapi gadis kecil peminta-minta saat terjebak di lampu merah.
- Suami penulis meminta untuk memberikan roti terakhirnya kepada gadis kecil tersebut sebagai bentuk kebaikan.
- Gadis kecil menerima roti dengan rasa syukur dan mengarahkannya kepada ibunya, menunjukkan kebahagiaan mereka.
- Penulis menyadari bahwa tindakan sederhana bisa berarti banyak bagi yang membutuhkan dan merasakan kehadiran Yesus dalam diri mereka.
- Pengalaman itu membuat penulis lebih peka terhadap orang di sekitarnya.
Malam ini adalah malam Natal. Seisi rumah mulai sibuk mempersiapkan segala sesuatu sejak pagi tadi. Begitu juga dengan aku. Sesudah misa malam Natal, biasanya kami sekeluarga berkumpul untuk saling mengucapkan selamat Natal dan makan malam bersama.
Siang ini, aku berencana membeli dua loyang kue kesukaan keluarga kami. Satu untuk keluarga orang tuaku dan satu lagi untuk keluarga suamiku.
Setelah menentukan toko roti tempat kami akan membeli kue, kami segera berangkat ke tempat tujuan. Setibanya di toko kue, kami segera memilih kue yang dimaksud. Karena belum sempat sarapan, suamiku memintaku untuk membelikannya roti isi. Satu bungkus plastik berisi tiga buah roti dengan rasa yang berbeda.
Sesudah membayar semua belanjaan kami, segera kami menuju ke rumah mertuaku untuk mengirimkan kue yang baru aku beli. Dalam perjalanan menuju rumah mertuaku, kami sempat tercegat oleh lampu merah. Begitu aku mengerem mobil, tidak berapa lama kemudian seorang gadis kecil peminta-minta menghampiri kaca jendelaku. Seperti pengemis lain, ia langsung menengadahkan tangannya memohon sekeping uang. Refleks aku langsung melambaikan tanganku, menandakan menolak untuk memberi. Tanpa menunggu lebih lama, gadis kecil itu langsung meninggalkan mobilku.
Pada saat yang bersamaan, suamiku memberikan roti terakhirnya kepadaku. Ia memintaku untuk memberikan roti terakhirnya kepada gadis kecil tadi. Segera kubuka jendela mobil, dan setengah berteriak kupanggil gadis kecil tadi. Setelah mendekat, kuberikan roti tadi sambil tersenyum. Gadis itu segera menerima roti dariku sambil mengucapkan terima kasih.
Sambil memegang roti, gadis kecil itu segera berlari ke arah ibu–ibu berpakaian lusuh yang duduk di tepi jalan. Mungkin perempuan tua itu adalah ibunya, begitu pikirku. Gadis kecil itu menyerahkan roti tadi kepada ibunya sambil menunjuk-nunjuk dan tertawa lebar, ke arah mobilku. Begitu lampu hijau menyala, aku segera melajukan mobilku. Tepat saat mobilku melewati mereka, si ibu menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, begitu juga dengan gadis kecil itu. Tampak sukacita di wajah mereka. Sungguh, ucapan syukur yang terungkap lewat segaris senyum yang tulus.
Aku baru menyadari, betapa berartinya pemberian yang kami pikir tidak seberapa, tetapi bagi mereka, roti itu mungkin adalah sesuatu yang membahagiakan mereka. Aku jadi teringat bahwa Yesus hadir dalam diri orang-orang yang papa. Aku meyakini bahwa di malam Natal tahun ini, aku sungguh-sungguh telah melihat senyum Yesus dari wajah gadis kecil dan ibu tadi. Terima kasih Tuhan karena Engkau telah membuat hatiku menjadi peka dengan orang di sekitarku.
Sumber asli:
| Nama situs | : | Glorianet |
| Alamat URL | : | http://www.glorianet.org/kesaksian/ksak_149.html |
| Penulis | : | Maria Goreti Yuanita P. |
Diambil dari:
| Nama situs | : | KEKAL |
| Alamat URL | : | http://kesaksian.sabda.org/kepekaan_lewat_sepotong_roti |
| Penulis | : | Maria Goreti Yuanita P. |
| Tanggal akses | : | 24 September 2014 |