Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita

Iman R

R adalah seorang wanita Kristen Nigeria yang sungguh-sungguh mengasihi Yesus. Ia seorang janda dan harus mengasuh 18 orang anak asuh, sebelas di antaranya masih sangat kecil. Karena suaminya, M, berpindah agama sebelum ia meninggal dunia, R terpaksa berhadapan dengan hukum agama yang menuntutnya melepaskan sebelas anak asuh yang masih kecil untuk diasuh negara secara iman agama M. Namun sebelum meninggal dunia, suami R memintanya berjanji untuk tetap mengasuh anak-anak dalam iman Kristiani.

R adalah istri pertama M. Keduanya Kristen ketika mereka menikah dan usia pernikahan mereka lebih dari 10 tahun. Namun kurang lebih 20 tahun lalu, M berpindah agama. Ia menikah lagi untuk yang kedua dan ketiga kali. Dari ketiga orang istrinya itu, M memiliki 18 orang anak.

Dua tahun lalu, M jatuh sakit. Sebelum meninggal dunia, ia memanggil R untuk minta maaf dan menguatkan R untuk tetap teguh dalam iman kristianinya. Ia juga meminta R berjanji untuk menjaga semua anak-anaknya, termasuk dari istri kedua dan ketiga. M meminta R untuk tidak goyah, meskipun mendapatkan tantangan dari pihak keluarganya.

Seperti yang sudah diduga, keluarga M meminta hak perwalian atas anak-anak itu. Namun R dan kedua anaknya yang sudah dewasa, Y dan S, menolak untuk menyerahkan anak-anak itu, dan mereka pun mendapat ancaman. Setelah itu, Y tewas secara misterius. Penyebab kematiannya masih tidak diketahui. Kasus ini selanjutnya diserahkan ke pengadilan agama dan masih menggantung selama setahun.

Perwakilan Open Doors (OD) bersama dengan para pemimpin dari gereja R menghadiri pengadilan untuk menguatkan R dan S. OD juga memberikan dukungan dengan menyediakan jasa pengacara dan memberikan bantuan makanan, pakaian, kontrak rumah, dan uang sekolah bagi anak-anak R.

Meskipun pergumulan yang dihadapinya berat, R dan keluarganya tetap berharap, "Kami kuat karena Tuhan dan doa-doa Saudara semuanya. Itulah rahasia kehidupan kami saat ini. Sidang demi sidang di pengadilan membuat kami terus belajar berharap dan bergantung pada Tuhan dan janji-janji-Nya. Saya bersyukur karena Tuhan yang di dalam saya lebih besar dari dunia ini. Saya lebih dari pemenang!" R bersaksi.

Diambil dari:

Judul buletin : Frontline Faith, Edisi Maret -- April 2011
Penulis : Tidak dicantumkan
Penerbit : Yayasan Open Doors Indonesia, Jakarta 2011
Halaman : 7

Komentar