Orang tua yang khawatir tentang kondisi cacat anaknya dapat memberikan dukungan dengan mendorong potensi psikologis dan sosial anak, serta menginspirasi melalui kisah-kisah kehidupan orang-orang sukses dengan cacat fisik. Hal ini menunjukkan bahwa tantangan fisik tidak selalu menghalangi seseorang untuk mencapai keunggulan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk intelektual dan moral. Keterbatasan fisik dapat justru memperkuat ketahanan psikologis anak jika diberi dorongan yang tepat.
- keadaan cacat
- psikologis
- penderitaan mental
- Glenn Cunningham
- Charles Atlas
- Joni Eareckson Tada
- kehidupan aktif
- Anak penanya lahir dengan cacat kaki dan kehilangan tiga jari setelah kecelakaan, tetapi dapat beraktivitas dengan baik.
- Penting untuk memberi dukungan psikologis agar anak tidak menderita secara mental karena cacat fisik.
- Banyak individu yang berhasil meskipun memiliki cacat fisik, seperti Glenn Cunningham dan Charles Atlas.
- Keadaan fisik yang terbatas dapat memotivasi anak untuk menjadi lebih kuat secara psikologis.
- Menekankan pada pengembangan potensi intelektual, moral, dan sosial anak tidak hanya fisik.
- Contoh orang-orang sukses dengan keterbatasan: Florence Nightingale, Franklin D. Roosevelt, dan Helen Keller.
- Buku "Joni" oleh Joni Eareckson Tada mengisahkan perjuangannya menjalani kehidupan setelah menjadi cacat.
Pertanyaan
Bapak Palau, anak saya lahir dalam keadaan cacat. Kakinya pendek sebelah. Setahun setengah kemudian, ia kehilangan tiga jari tangannya dalam sebuah kecelakaan. Walaupun demikian, ia dapat menulis dengan baik, dapat bermain-main, dan sangat aktif. Akan tetapi, kelak bila ia dewasa, saya pikir ia akan menderita secara psikologis sebab ia cacat. Bagaimanakah saya dapat menolong anak saya?
Jawaban
Anda tadi mengatakan bahwa keadaan cacat jasmani anak Anda tidak menghalangi dia unggul dalam beberapa kegiatan fisik. Bapak senang mendengarnya. Akan tetapi, Anda belum memberitahu saya apa yang membuat anak Anda cacat sejak lahir dan berapa umurnya. Kedengarannya anak Anda dapat dengan baik mengatasi keadaannya yang cacat.
Sudahlah lumrah bila seseorang yang cacat berusaha menutupi kekurangannya sampai-sampai ia menjadi lebih unggul daripada yang lain. John Powell memberi beberapa contoh di dalam bukunya, Why Am I Afraid To Tell You Who I Am? (Mengapa Saya Takut Memberitahu Anda Siapa Saya?).
Glenn Cunningham adalah pelari jarak jauh pertama Amerika yang terkenal. Ia menjadi jagoan mungkin karena usahanya yang tangguh menguatkan kakinya. Kakinya menjadi pincang pada usia tujuh tahun. Pada waktu itu, ia nyaris tewas dalam musibah kebakaran.
Charles Atlas menjadi binaragawan (body builder) pertama yang terkenal sebab ketika remaja ia malu dengan keadaan tubuhnya yang lemah dan kecil.
Saya yakin Anda sependapat dengan saya bahwa Anda tidak khawatir akan keadaan fisik anak Anda. Yang mengkhawatirkan Anda ialah kalau-kalau jiwanya akan menderita karena tubuhnya cacat. Sedikit banyak, kita semua juga mengalami penderitaan mental dan emosi.
Efek dari penderitaan itu lebih berkaitan dengan keadaan batin kita daripada keadaan fisik kita.
Konon, setiap ketidakberuntungan memunyai imbangan keuntungan yang sama besarnya atau bahkan lebih besar lagi. Saya menyetujuinya. Keadaan fisik anak Anda sebenarnya dapat menolong dia menjadi lebih kuat secara psikologis. Berilah dorongan agar ia juga unggul secara intelektual, moral, dan sosial.
Mertua perempuan saya terkena penyakit polio pada usia 42 tahun. Sampai sekarang ia sudah 20 tahun menggunakan kursi roda, tetapi ia tidak membiarkan keadaannya yang cacat itu membatasi perkembangan kepribadiannya ataupun hubungannya dengan orang lain. Sebagai contoh, setiap hari Rabu ia memimpin kelompok kaum pemudi. Ia membawa dampak yang baik bagi mereka.
Ada banyak contoh tentang orang-orang yang menjadi unggul kendati keadaan tubuh mereka cacat. Doronglah anak Anda untuk membaca kisah kehidupan orang-orang seperti Florence Nightingale (yang mengorganisasi kembali rumah-rumah sakit Inggris sementara ia sendiri sedang terbaring sakit di tempat tidur), Franklin D. Roosevelt (yang memimpin Amerika Serikat menuju kemenangan dalam Perang Dunia II sementara ia sendiri terbatas ruang geraknya pada kursi roda), dan Helen Keller (yang berhasil mengatasi keadaannya yang cacat dan menjadi seorang dosen dan pengarang yang disegani).
Ada satu buku istimewa yang saya ingin Anda dan putra Anda baca. Saya yakin Anda berdua akan terkesan sewaktu membacanya. Buku itu ditulis oleh seorang wanita yang pada usia delapan belas tahun mengalami kecelakaan ketika berenang. Tulang lehernya patah sehingga ia menjadi cacat; ia lumpuh dari bagian leher ke bawah.
Nama wanita itu Joni Eareckson Tada; bukunya berjudul Joni. (Sudah terbit dalam bahasa Indonesia dengan judul "Joni di Balik Awan" terbitan Gandum Mas. -- Red) Di dalam buku itu, ia dengan jujur mengutarakan bagaimana Tuhan menolong dia mengatasi keterbatasan jasmaninya dan bagaimana Tuhan memimpin dirinya menjalani kehidupan yang aktif, produktif, dan memuaskan.
Diambil dari: | ||
Judul artikel | : | Pertanyaan yang Sulit Akan Dijawab Oleh Luis Palau |
Penulis | : | Tidak dicantumkan |
Penerbit | : | Lembaga Literatur Baptis (Yayasan Baptis Indonesia), Bandung 1999 |
Halaman | : | 11 -- 14 |
Dipublikasikan di | : | https://c3i.sabda.org/04/oct/2007/konseling_putra_saya_cacat |