Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita
Betapa Besar Kasih-Nya
Hukum entropi dalam Termodinamika II menyimpulkan bahwa terjadi penyusutan zat. Semua benda dalam dunia ini mengalami penyusutan bobot. Kita sedang mengalami penyusutan bobot. Rasul Paulus mengatakan, "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah." (Roma 2:23) Jelas sekali bahwa di hadapan Allah, manusia sedang menyusut. Ya, tidak dapat dimungkiri kita semua sedang menyusut. Masa muda kita kelihatan tidak ada masalah, tetapi ketika masa senja tiba, kita berurusan dengan macam-macam kelainan dan penyakit. Kita tidak bisa menghindari tenaga yang berkurang, mata kabur, kulit wajah mengkerut, dll.. Kemuliaan Allah telah sirna dari manusia, yang membuat manusia selalu menyimpang dari ketetapan Allah dan tak berdaya di alam semesta ini.
Salah satu dampaknya ialah kita cenderung lupa, karena memang daya ingat dan fisik kita sedang menyusut. Kita bisa saja tidak ingat lagi akan teman-teman lama dan juga nama-nama mereka. Kalau kita berlalu lalang di sebuah kota yang padat penduduknya, mungkin tidak ada di antara mereka yang kita jumpai, yang kita kenal. Semua wajah yang tampak terasa asing, karena kita belum pernah bertemu dengan mereka sebelumnya. Kemampuan daya ingat kita terbatas.
Pemazmur mengatakan bahwa Tuhan Allah mengetahui tata letak dan nama-nama semua bintang yang bertaburan di angkasa (Mazmur 147:4,5,11 -- "Ia menentukan jumlah bintang-bintang dan menyebut nama-nama semuanya. Besarlah Tuhan kita dan berlimpah kekuatan, kebijaksanaan-Nya tak terhingga ... TUHAN senang kepada orang-orang yang takut akan Dia, kepada orang-orang yang berharap akan kasih setia-Nya.") Semua benda angkasa dapat dilacak keberadaan dan identitasnya oleh Sang Pencipta. Sungguh sangat ajaib Dia!
Pengenalan Allah yang akurat itu berlaku bagi manusia. Ia mengenal pribadi kita dengan sangat jelas, sehingga tidak ada yang tersembunyi di hadapan-Nya. Allah mengenal kita dengan tepat sekali, lebih dari diri kita mengenal diri kita sendiri. Bahkan, nama-nama kita didaftarkan-Nya dalam Kitab Kehidupan. Sang Pencipta mengenal semua orang di dunia ini dengan amat jelas; tua-muda, besar-kecil, pria-wanita. Ia tahu di mana kita duduk atau berdiri, berjalan atau berbaring. Ia tahu semua yang ada dalam pikiran atau hati kita. Semakin kita menyembunyikan sesuatu di hadapan-Nya, justru hal itu semakin transparan bagi-Nya.
Kalau kita merenungkan sifat Allah kita, semakin kita dibawa pada suatu pemahaman tentang kasih Allah terhadap diri kita. Luar biasa kasih-Nya kepada kita. Ia mengenal manusia apa adanya dengan tujuan untuk bergaul erat dengannya. Musa adalah seorang manusia biasa yang lemah dan memiliki banyak kekurangan, tetapi Allah berkenan menampakkan diri-Nya untuk bergaul dengan Musa. Tuhan Allah yang tinggi luhur itu datang ke tengah-tengah manusia dan berdiam di antara mereka.
Pengalaman yang unik dinikmati oleh Natanael. Tuhan Yesus mengatakan bahwa Ia telah melihatnya duduk di bawah pohon ara. Padahal, menurut Natanael mereka baru saja bertemu dan bertatap muka, "Bagaimana mungkin Engkau mengenal aku?" Pengetahuan manusia memang amat terbatas. Itu menunjukkan bahwa Kristus Mahatahu. Ia mengenal Natanael lebih daripada manusia mengenalnya.
Hebat, bukan? Hal yang sama terjadi dengan kita. Kasih-Nya sangat besar terhadap umat manusia, sehingga Ia datang untuk mencari yang terhilang dan yang tersesat. Kasih-Nya lebih besar daripada kasih kita kepada-Nya.
Diambil dari: | ||
Judul majalah | : | Kalam Hidup, No.708. Februari 2005 |
Penulis artikel | : | Sos |
Penerbit | : | Yayasan Kalam Hidup |
Halaman | : | 36 -- 37 |
Komentar