Skip to main content

DUNIA WANITA

Bersinar

Saat kami menyantap makan malam sembari membaca kalender adven, tokoh orang Majus hampir tiba di kota Bethlehem. Kini giliran Sanna yang berusia 15 tahun untuk membaca dengan suara nyaring, namun pikirannya melayang-layang sehingga ketiga orang Majus tersebut sepertinya tidak bisa sampai ke palungan di kandang domba secepatnya. Gigi saya bergemeretak saat adik laki-lakinya, Jonathan, menatap Sanna dengan wajah lucu, penuh rasa kemenangan melihat Sanna kehilangan konsentrasi dan tertawa terkekeh-kekeh. Laura, anak kami yang berusia 17 tahun, terlihat acuh tak acuh, mengunyah makanannya dengan santai.

Ketika Dua Menjadi Tiga (2)

Jika Anak-anak Merupakan Pemberian Allah, Mengapa Begitu Banyak Orang Tua Muda yang Kelelahan dan Putus Asa?

Semua orang tua baru mengalami kelelahan karena anggota keluarga baru itu cenderung tidur sepanjang hari dan rewel sepanjang malam. Merawat bayi yang baru lahir memang repot, terutama pada bulan pertama dan kedua. Perubahan-perubahan hormon yang kembali normal dalam tubuh ibu baru, juga bisa menimbulkan depresi. Ibu-ibu yang meninggalkan pekerjaannya untuk menjadi orang tua, akan mengalami kesulitan membiasakan dirinya tinggal di rumah. Beberapa ibu tertolong dengan mengambil kursus-kursus, melakukan pekerjaan sosial, atau apa saja yang bisa mendukung meningkatnya sikap mental dan hubungan yang dewasa dalam kehidupan mereka.

Ketika Dua Menjadi Tiga (1)

Kapan Saat Terbaik untuk Memulai Keluarga?

Untuk seorang anak, Anda harus punya komitmen untuk selalu siap 24 jam sehari selama 18 tahun. Bila Anda menghendaki beberapa orang anak, waktu yang diperlukan lebih banyak lagi. Waktu-waktu itu akan menjadi tahun-tahun yang baik, apabila Anda memiliki cukup persiapan -- baik fisik, emosional, maupun finansial untuk setiap anak. Jangan merencanakan agar orang tua Anda atau siapa pun mengambil alih tanggung jawab Anda terhadap anak Anda. Perencanaan semacam ini sering berantakan dalam waktu singkat. Ada perbedaan antara menggaji seseorang untuk mengasuh anak (sekalipun Anda menggaji seorang sanak keluarga, tanggung jawab tetap berada di pihak Anda) dengan bergantung pada pertolongan seseorang (membuatnya bertanggung jawab).

Aborsi: Masalah Etis-Rohani 2

Dampak Psikologis pada Pelaku Aborsi

Dampak psikologis pada pelaku aborsi (wanita yang mengandung) bervariasi, baik dalam jenis maupun intensitasnya. Sudah tentu akan ada sebagian pelaku yang akan berkata bahwa aborsi tidak memberi dampak negatif sedikit pun, malah aborsi memberikan rasa lega karena bebas dari masalah. Saya tidak menyangkali akan adanya reaksi seperti itu, sebab bagaimana pun peranan hati nurani sangatlah besar dalam hal dampak psikologis ini. Jika kita tidak memedulikan (membukakan mata terhadap) jeritan hati nurani, maka kita pun akan mampu membenarkan segala tindakan kita. Namun yang benar tetap benar dan yang salah tetap salah, ada atau tidaknya dampak psikologis tidaklah relevan. Di bawah ini saya akan menguraikan beberapa jenis dampak psikologis yang mungkin dialami oleh pelaku aborsi.

Pemulihan Melalui Pengampunan

Kita semua memiliki masa lalu -- suatu ruang penyimpanan atas ingatan-ingatan yang baik dan buruk yang masih dapat memengaruhi cara hidup kita sekarang. Sekarang, tidak peduli apa yang pernah terjadi pada Anda di masa lalu, tujuan Allah adalah untuk membawa Anda ke dalam suatu kondisi kehidupan, baik sekarang maupun di masa yang akan datang bersama Dia, yang tidak lagi dipengaruhi oleh kejadian buruk di masa lalu. Dalam Firman-Nya, Allah berjanji akan memulihkan kepenuhan-Nya dalam hidup kita.