Skip to main content

Kemarahan

Teks ini menggambarkan pengalaman penulis yang terjebak antara ajaran Kristen tentang kemarahan dan realitas emosionalnya saat bekerja. Penulis belajar bahwa kemarahan merupakan emosi yang diberikan oleh Tuhan dan perlu diekspresikan, bukan dipendam. Dengan mengingat ajaran Alkitab, penulis menyadari pentingnya menghadapi kemarahan dengan cara yang benar tanpa berbuat dosa.

  • kemarahan
  • mengekspresikan
  • Alkitab
  • tidak memendam
  • wanita yang baik
  • hadapi kemarahan
  • Ungkapan bahwa "gadis Kristen yang baik tidak pernah marah" menimbulkan pemahaman bahwa marah adalah emosi yang harus dipendam.
  • Pengalaman pribadi menunjukkan bahwa mengalihkan kemarahan ke perilaku lain, seperti makan, hanya membuat perasaan bersalah semakin meningkat.
  • Kemarahan dianggap sebagai emosi yang diberikan oleh Tuhan dan perlu diekspresikan dengan cara yang benar.
  • Alkitab mengajarkan bahwa marah adalah hal yang normal, tapi harus dikelola tanpa berbuat dosa, seperti tercantum dalam Efesus 4:26.
  • Penting untuk berbicara dan menghadapi kemarahan, bukan memendamnya.

"Gadis Kristen yang baik tidak pernah marah" adalah sebuah kalimat yang pernah saya dengar ketika masih kecil. Orang-orang Kristen tidak pernah marah. Jadi jika saya merasa kesal, saya akan memendamnya. Saya ingat saat sedang bekerja, fotografer berita saya tidak mendapatkan jumlah gambar yang cukup untuk berita yang akan saya bawakan pukul 6. Saya sangat marah. Apakah saya mengatakan padanya, "Saya sangat kecewa. Lain kali, saya akan sangat menghargai jika kamu bisa mendapatkan jumlah gambar yang cukup tanpa saya minta. Saya akan mencoba mengingatkanmu, tapi saya kecewa karena berita saya jadi tidak sebagus yang seharusnya."

Tidak. Sebaliknya, saya mengambil dompet, mengeluarkan uang receh, dan dengan segera pergi ke sebuah mesin penjual permen dan mengisap lima permen.

Saya sedang mencoba mengatasi kemarahan dengan makan sesuatu sebanyak-banyaknya dan melarikan diri, namun hal ini hanya meningkatkan kemarahan saya terhadap diri saya sendiri. Saya merasa sangat bersalah karena telah lepas kendali. Saya telah belajar bahwa kemarahan adalah salah satu emosi pemberian Tuhan. Jika saya marah, saya harus mengekspresikan dan melepaskannya.

Alkitab tidak berkata, "Jangan marah." Alkitab berkata, "Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa." Dengan kata lain, jangan memendam kemarahan. Hadapilah dan kemudian tidurlah.

Wanita yang baik bisa marah.

Bagaimana Anda menghadapi kemarahan dari hari ke hari? Jika Anda merasakan emosi tersebut keluar, bicarakan hal itu. Hadapilah kemarahan Anda.

"Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa:
janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu." (Efesus 4:26)

Diterjemahkan dan disesuaikan dari:

Judul buku : Food for the Hungry Heart
Penulis : Cynthia Rowland McClure
Penerbit : Thomas Nelson, Inc., Tennessee 1991
Tanggal Renungan : 6 Januari
Tipe Bahan
Kolom e-Wanita