Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita

Menumbuhkan Kecantikan Batiniah

Ditulis oleh: N. Risanti

Apakah Anda mengenal seseorang yang tidak memenuhi standar dunia dalam hal kecantikan, tetapi Anda melihatnya sebagai seorang wanita yang cantik dan simpatik? Dulu, saya menganggap kecantikan fisik adalah sesuatu yang sudah berasal "dari sananya", dan beruntunglah orang yang dikaruniai anugerah tersebut semenjak lahir. Namun, saya harus mengoreksi kembali pemikiran tersebut karena kemudian saya menjumpai wanita-wanita yang dalam standar dunia adalah tidak cantik, tetapi begitu menarik dan menyenangkan untuk dilihat.

Wanita-wanita yang saya maksudkan ini adalah wanita-wanita beriman, yang berasal dari segala jenis golongan, tingkat pendidikan, bahkan usia. Wanita-wanita tersebut bahkan tidak mengenakan make up, tidak mengikuti mode atau tren hidup terbaru, dan mereka hanya berpakaian dengan amat sederhana. Akan tetapi, wajah mereka teduh, pancaran mata mereka bersinar ramah, tutur bahasa mereka hangat, senyum mereka tulus, dan mereka memiliki sifat-sifat yang baik. Semua itu membuat mereka menjadi pribadi yang menarik sehingga saya, Anda, serta siapa pun juga pasti akan senang berada di dekat wanita-wanita seperti itu. Mereka itulah wanita-wanita yang memiliki kecantikan batiniah, yang nilainya jauh melebihi kecantikan fisik yang hanya mengetengahkan apa yang tampak di luar dan bersifat sementara.

Gambar: perempuan

Sebagai pengikut Kristus, saya rasa sudah seharusnya kita berupaya untuk menumbuhkan kecantikan batiniah kita. Bukan semata-mata untuk dianggap cantik dan menarik, atau hanya karena kita ingin menutupi kekurangan fisik yang tidak dapat kita terima. Akan tetapi, lebih dari itu, karena kita tahu bahwa dengan mengembangkan kecantikan batiniah, kita akan mampu menghadirkan kemuliaan Allah di dalam diri kita. Dengan menjadi pribadi yang ramah, rendah hati, tulus, dan menunjukkan sikap penguasaan diri serta pemikiran yang positif, kita akan menarik banyak orang kepada Kristus. Hal itu tidak akan terjadi jika kita justru menampilkan sifat-sifat yang negatif dan cenderung memikirkan diri sendiri.

Untuk menumbuhkan kecantikan batiniah di dalam diri kita, ada beberapa hal yang harus kita lakukan. Dan tentu, tidak ada cara instan yang dapat memunculkannya, selain bahwa kita perlu berlatih, berproses, bergumul, dan yang terutama, berelasi dengan Allah secara terus-menerus. Nah, berikut adalah hal-hal yang harus kita lakukan untuk terus menumbuhkan manusia batiniah kita yang akan memancarkan kemuliaan Allah dalam diri kita, dan dipandang sangat berharga di hadapan Allah.

1. Menjalin relasi yang dekat dengan Allah.

Dengan menumbuhkan relasi yang dekat dengan Allah, kita akan semakin mengasihi Allah, dan itu akan mengubah segala sesuatu dalam diri kita: cara pandang kita, cara hidup kita, dsb.. Kita tidak lagi dikuasai oleh roh-roh duniawi dan keinginan daging, sebaliknya hidup oleh Roh. Kehidupan yang dipimpin oleh Roh akan memampukan kita untuk menghasilkan buah-buah roh, yaitu kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri (Galatia 5:22-23). Jika sifat-sifat tersebut adalah sifat-sifat yang mengisi hati dan pikiran kita senantiasa, sifat-sifat itu akan terpancar dengan sendirinya melalui kehidupan yang kita bawa dan jalani setiap hari.

2. Menyediakan waktu-waktu khusus untuk Allah.

Bagaimana kita dapat menumbuhkan relasi yang dekat dengan Allah? Dengan menyediakan waktu setiap hari untuk membaca firman-Nya, berdoa, bersaat teduh, dan beribadah. Kita tidak hanya akan semakin mengenal pribadi Allah dan kehendak-Nya dengan senantiasa melakukan semua hal tersebut, tetapi juga sekaligus menumbuhkan iman kita di dalam fondasi yang tepat. Yeremia 17:7-8 menyatakan dengan jelas apa yang akan terjadi dalam hidup ini apabila kita senantiasa mengandalkan hidup kepada-Nya, "Dia akan menjadi seperti pohon yang ditanam di dekat air, yang merambatkan akar-akarnya ke sungai dan tidak takut ketika panas datang, yang daun-daunnya tetap hijau dan tidak khawatir pada tahun kekeringan, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.".

Ketika hidup seorang wanita senantiasa berada di dekat Allah, ia senantiasa akan mengalami sukacita dan damai sejati, yang tidak dapat diperoleh dari usaha untuk mempercantik diri selama berjam-jam.

3. Bermula dari pikiran.

Ketika hidup seorang wanita senantiasa berada di dekat Allah, ia senantiasa akan mengalami sukacita dan damai sejati, yang tidak dapat diperoleh dari usaha untuk mempercantik diri selama berjam-jam.

FacebookTwitterWhatsAppTelegram

"Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu." Saya rasa, Filipi 4:8 ini menjadi ayat yang sangat baik bagi kita untuk mulai berpikir positif saat ini. Pemikiran positif bukan saja akan menimbulkan karakter dan sifat yang baik, tetapi terlebih lagi akan menentukan ke arah mana hidup kita akan dibawa. Wanita-wanita yang berpikir baik dan positif akan membawa pengaruh yang positif kepada lingkungannya dan menjadi bagian dari penyelesaian masalah. Mereka biasanya bertindak lebih efektif dan tidak menyia-nyiakan waktu mereka untuk melakukan hal-hal yang tidak berguna yang akan membawa mereka kepada masalah. Pikirkan salah seorang tokoh wanita terkemuka dalam Alkitab, dan saya rasa Anda akan mendapati mereka semua adalah wanita dengan pikiran yang positif dan mulia, yang dipakai secara efektif oleh Allah untuk menjadi berkat bagi banyak orang.

4. Memiliki kasih dan kepedulian.

Ketika Anda mengasihi Allah, Anda akan mengasihi sesama. Itu bukan sesuatu yang terpisah karena Anda mengetahui bahwa Allah yang Anda kasihi adalah juga Allah yang sangat mengasihi manusia, termasuk kita yang sudah ditebusnya. Tidak mudah bagi dunia ini untuk mengasihi, tetapi bagi kita yang sudah mengalami hidup yang baru di dalam Kristus, mengasihi adalah sebuah panggilan, dan bukan pilihan. Relasi kita dengan Allah atau pengetahuan kita yang dalam mengenai firman Tuhan, sesungguhnya akan sia-sia jika tidak kita aplikasikan dengan mengasihi sesama. "Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu" dan, "... hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu," ujar Rasul Paulus dalam Efesus 4:2; Efesus 4:32 memberikan kita arah dan kejelasan bahwa kasih harus berwujud dalam praktik dan perbuatan.

Tanpa hidup yang memiliki kasih, maka seperti dikatakan oleh Rasul Paulus, "aku bukanlah apa-apa." (1 Korintus 13:2, AYT). Lebih jauh lagi, ketika kita menjadi pribadi yang selalu bersedia untuk mendukung dan membantu sesama, kesempatan untuk memberitakan Injil akan menjadi lebih terbuka bagi kita.

5. Rasa syukur.

"Aku hendak mengucap syukur kepada-Mu karena aku dibuat dengan dahsyat dan ajaib; ajaib pekerjaan-pekerjaan-Mu, dan jiwaku sungguh-sungguh mengetahuinya." (Mazmur 139:14, AYT). Pada akhirnya, ketika kita menjadi pribadi yang penuh dengan rasa syukur atas segala yang telah dikerjakan-Nya dalam hidup kita, kita akan mampu merefleksikan hidup yang penuh dengan sukacita dan berkemenangan. Kita tidak akan pernah mengeluh atau menyesali apa yang telah terjadi, kecuali bersyukur dan bersyukur atas segala kasih dan anugerah Tuhan yang besar terhadap diri kita. Tidak ada kondisi, keadaan fisik, atau bahkan penderitaan yang dapat memisahkan kita dari kasih Tuhan, dan itu adalah sesuatu yang amat berharga dalam hidup ini, yang tidak dapat digantikan oleh apa pun.

Mungkin, beberapa fase atau tahapan dalam kehidupan harus kita lalui sebelum mencapai titik seperti yang dialami oleh pemazmur ketika menuliskan ayat di atas. Akan tetapi, tidak ada pencapaian yang tidak dimulai dari langkah awal. Karena itu, mari kita mulai lebih banyak bersyukur saat ini, dan mulai lebih banyak tersenyum dengan memikirkan semua kebaikan Tuhan. Percaya atau tidak, hidup Anda akan banyak diubahkan ketika Anda telah sering melakukannya.

Sumber bacaan:

1. Overton, Roger. 2009. Beauty in the Bible. Dalam http://afcmin.org/ateam/1481/beauty-in-the-bible

2. Heeren, Jennifer. 2012. A Guide to True Beauty. Dalam http://www.crosswalk.com/faith/women/a-guide-to-true-beauty.html

3. St. James, Rebecca. 2005. Rebecca St. James: True Beauty. Dalam http://www.cbn.com/family/Youth/Sheteen_beauty.aspx

4. Kendra. What Others Think About You. Dalam http://www.christianwomenrock.com/what-others-think.html

Download Audio

Tipe Bahan: 
Kolom e-Wanita: 
kategori: 

Komentar