Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita
Pelajaran dari Diskusi Wanita Kristen "Cara untuk Hidup dengan Pikiran Kristus"
Oleh Maria Marpaung
Puji syukur jika saya bisa mengikuti diskusi "Cara untuk Hidup dengan Pikiran Kristus" dalam Grup Wanita Kristen. Ini kali pertama saya bergabung, tetapi menjadi berkat luar biasa buat saya karena dapat berkumpul bersama dan berdiskusi dengan wanita-wanita lain yang disatukan dalam wadah Grup Wanita Kristen ini.
Melalui diskusi ini, kita jadi mengetahui bahwa cara berpikir kita akan sangat menentukan bagaimana hidup dan siapa diri kita. Sebab, cara kita menanggapi situasi di sekitar dipengaruhi oleh cara berpikir/cara pandang kita. Sebagai wanita pengikut Kristus, dalam keluarga kita menjadi tiang doa. Mana yang lebih besar keluar dari dalam kepribadian kita, apakah energi negatif atau energi positif, ternyata tergantung dari cara berpikir kita. Bahkan, cara berpikir kita memengaruhi kesetiaan dan ketaatan kita sebagai pengikut Kristus. Juga, ketaatan tidak akan membohongi hasil. Kita tahu bagaimana ketaatan dari Naomi, Ruth, Ester, Maria dan Elisabeth membuahkan hasil yang manis. Kita dapat melihat hal tersebut terutama dalam kasus Maria yang masih perawan, tetapi mengandung dari Roh Kudus. Pada zaman itu, mengandung tanpa memiliki suami adalah sebuah hal yang sangat tabu. Akan tetapi, sebagai hamba yang taat Maria tetap setia menjalankan bagiannya.
Melalui diskusi ini, saya juga belajar bagaimana agar bisa menyelaraskan pikiran saya dengan Kristus. Banyak komentar yang sangat bermanfaat yang saya dapatkan melalui diskusi, dan saya sangat terberkati. Betapa pentingnya persekutuan kita dengan sesama kaum Ibu. Terlebih lagi, grup Wanita Kristen menjadi grup wanita pertama yang saya ikuti, dan saya sangat terberkati melaluinya.
Sebagai wanita yang memiliki panggilan di tengah keluarga, gereja, dan masyarakat, ada banyak hal yang ingin saya capai terutama dalam hal pelayanan. Pelayanan saya adalah di dalam keluarga, sebagai istri, sebagai ibu dari dua anak remaja, maupun sebagai pelayan di gereja. Saya ingin menjaga keseimbangan dari semua peranan tersebut dan bertindak seperti Marta maupun Maria, sehingga semua pelayanan dapat berjalan dengan baik. Akhirnya, saya akan meletakkan harapan ke dalam tangan Tuhan Yesus, agar saya dapat menjadi wanita seperti yang tertulis dalam Amsal 31.
Salam,
Maria Marpaung
Komentar