Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita
Feed aggregator
Keunikan Magang di YLSA
Oleh: Devlin Manuel
Halo Sahabat SABDA. Kenalin nama saya Devlin Manuel, mahasiswa semester 4 dari jurusan IT & Big Data Analytics (IBDA) di Calvin Institute of Technology. Saya akan sharing terkait kesan saya terlibat melayani di Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) dalam rangka kerja sosial (biasanya, SABDA menyebutnya dengan magang).
Saat pertama kali datang ke SABDA, saya disambut dengan hangat oleh teman-teman staf di YLSA. Mereka sangat ramah, dan ketika bekerja pun saling mendukung. Selama masa magang ini, saya bergabung di tim SABDA Labs sebagai Web Developer. Dengan begitu, saya memiliki kesempatan untuk melatih keterampilan IT yang saya miliki, sekaligus menambah pengetahuan dan pengalaman baru di luar dari yang telah saya pelajari selama kuliah.
Di tim SABDA Labs, saya mendapat tugas untuk mengembangkan website lama YLSA agar tampil lebih modern dan lebih ramah untuk pengguna (user friendly). Meskipun saya merasa kebingungan dan kesulitan dalam beradaptasi dengan tugas-tugas baru, saya bersyukur memiliki supervisor dan rekan kerja yang siap membimbing serta mengarahkan saya dengan memberi masukan/saran yang jelas dalam pengerjaannya.
Di SABDA, saya belajar banyak hal, mulai dari kedisiplinan, tanggung jawab, proaktif, mengembangkan kemampuan berpikir kritis, sampai memecahkan masalah. Selain itu, saya juga tertarik dengan kegiatan harian di YLSA, seperti persekutuan doa setiap Senin dan Jumat, dan pendalaman Alkitab setiap Selasa-Kamis. Selain menolong pertumbuhan iman, hal ini juga mendorong kepedulian dan keterbukaan terhadap sesama rekan kerja melalui sharing dan doa bersama. Menurut saya, hal inilah yang menjadi keunikan dari budaya kerja di YLSA.
Saya berharap bisa belajar melayani dengan lebih baik, berkontribusi bagi masyarakat, dan mengembangkan keterampilan IT saya untuk melayani Tuhan. Secara khusus, saya bersyukur bisa menjadi bagian dari YLSA. Saya yakin bahwa pengalaman ini sangat berharga untuk masa yang akan datang. Bagi teman-teman yang penasaran dengan pelayanan SABDA dan cerita-cerita di balik layar pelayanan ini, yuk baca blog-blog yang lainnya juga ya di situs ini. Jika ada yang ingin ditanyakan seputar pelayanan SABDA, bisa menghubungi via WA di 0881-2979-100. Terima kasih. Tuhan Yesus memberkati!.
Serunya SABDA Youth Juni: Healing
Hai, Sahabat SABDA! Senang sekali bisa menyapa Sahabat SABDA lagi. Cerita yang akan saya bagikan kali ini tentang serunya diskusi dalam SABDA Youth. Pastinya Sahabat SABDA sudah pernah gabung ‘kan? SABDA Youth adalah program obrolan live yang ngebahas topik-topik kekinian yang lagi ramai di kalangan anak muda, tetapi semuanya dikupas dari sudut pandang Alkitab. Buat saya pribadi, ini tuh pas banget, karena sering kali kita bingung bagaimana caranya supaya iman kita tetap relevan di tengah dunia digital.
Nah, selama Juni 2025, SABDA Youth membahas tema besar terkait Healing. Topik ini dibahas dalam beberapa sesi bareng host dan para guests yang keren-keren. Ada Kak Rei, Kak Santi, Kak Evie, juga teman-teman lainnya, seperti Kak Ribka, Kak Aldo, Kak Michael, Kak Yola, Kak Ditus, Kak Oci, Kak Elan, dan Kak Lidia. Nggak hanya mereka yang belajar dari sesi-sesi ini, saya juga ikut banyak belajar dan diberkati lewat setiap pembahasannya.
Sesi pertama ngebahas tentang Inner Wounds. Pada zaman sekarang, apalagi dengan maraknya dunia digital, kita jadi makin rentan merasa cemas, stres, dan haus validasi. Media sosial bisa menjadi tempat kita mencari pengakuan, tetapi malah makin merasakan kekosongan. Di sinilah, pentingnya menyadari bahwa identitas sejati kita ada dalam Kristus. Menjaga pikiran tetap sehat, melakukan detoks digital, mengutamakan firman Tuhan dan doa, jadi langkah penting untuk hidup dengan hati yang terjaga dan bijak.
Minggu berikutnya dilanjut dengan tema Healing or Escaping? yang menurutku cukup menampar. Soalnya, banyak dari kita menganggap healing itu cuma tentang liburan, ngopi sendirian, atau me time. Padahal hal-hal itu bukanlah penyembuhan, tetapi hanya sebagai pelarian. Healing yang sejati itu hanya bisa ditemukan dalam Kristus, saat kita berani mengakui luka dan kesalahan, menerima pengampunan dari Tuhan, dan berjalan dalam hidup yang baru bersama Dia.
Topik selanjutnya yang nggak kalah menarik adalah Restore Me, O GOD. Di sini, kita diingatkan bahwa luka batin, seperti stres dan kekecewaan, walau tak terlihat, tetap sebenarnya nyata dan bisa sangat menguras tenaga. Dunia sering menawarkan solusi instan, tetapi hanya Tuhan yang bisa memberi pemulihan sejati. Yesus adalah Dokter Jiwa Sejati yang bisa menyentuh bagian terdalam hidup kita. Berelasi dengan Tuhan nggak bisa instan, tetapi kita perlu membangun hubungan yang sungguh-sungguh dan intim, bukan datang waktu butuh saja … hehe.
Terakhir, kita diajak merenungkan bahwa ketika kita sudah dipulihkan, perjalanan kita belum selesai. Ada panggilan agar kita juga menjadi pemulih bagi orang lain. Tema Healed to Be a Healer mengajak kita membuka mata terhadap kebutuhan banyak orang di sekeliling kita, terutama di dunia digital, yang penuh tekanan dan informasi negatif. Kita nggak bisa sendirian; kita butuh Kristus sebagai pusat hidup kita, dan juga bimbingan dari mentor rohani. Di tengah dunia yang semakin bising, kita dipanggil untuk menjadi pembawa damai dan terang.
Sekian sharing dari saya tentang serunya SABDA Youth sepanjang Juni. Teman-teman bisa tonton arsipnya di Instagram @sabdaresources. Terima kasih sudah membaca. Tuhan Yesus memberkati!
Belajar Prompt untuk Pendalaman Alkitab
Shalom Sahabat SABDA, saya bersyukur bisa menulis blog lagi di sini. Kali ini, saya akan berbagi cerita tentang salah satu seminar seri #AITalks yang SABDA adakan. Namun sebelumnya, kita semua tentu akrab donk ya dengan kegiatan Pendalaman Alkitab (PA), baik secara pribadi maupun kelompok. PA dilakukan untuk memahami firman Tuhan dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai umat yang taat kepada firman Tuhan, PA menjadi bekal penting agar kita tidak mudah goyah oleh godaan dunia.
Seiring perkembangan teknologi, kini ada cara kreatif yang bisa kita lakukan ketika PA. Kita bisa memanfaatkan teknologi AI dalam proses PA kita. Melalui seminar #AITalks yang berjudul AI dan Prompting untuk PA yang diselenggarakan oleh SABDA, saya mendapatkan beberapa pelajaran penting, seperti dasar prompting. Prompt adalah instruksi yang kita berikan kepada AI agar menghasilkan jawaban yang relevan dan sesuai kebutuhan kita. Namun, tidak semua prompt yang kita buat efektif atau mudah dipahami oleh AI. Karena itu, SABDA mengembangkan rumus F.O.K.U.S. untuk membantu kita membuat prompt yang efisien, jelas, dan tepat dalam konteks PA.
Selain itu, ternyata juga diperlukan creative prompting, yang diperkenalkan juga contoh-contoh prompt kreatif untuk PA yang disusun dengan rumus FUN (FOKUS Untuk Nikmati). Apa yang dinikmati? Melalui dialog dengan AI, kita bisa meminta berbagai bentuk respons, seperti FAQ, kuis, gambar, modul Sekolah Minggu, rangkuman, lirik lagu, dan lainnya tidak terbatas pada format percakapan saja.
Systematic atau bisa juga disebut Strategic Prompting, menjadi topik yang membahas alat dan metode dalam PA. Selain Alkitab, baik digital maupun cetak, kita bisa menggunakan tafsiran, leksikon, dan tentunya AI untuk memperdalam pemahaman. SABDA dan mitra juga mengembangkan metode-metode PA, seperti Baca Gali Alkitab (BGA), Walking with God (WWG), OIA (Observasi, Interpretasi, Aplikasi), S.A.B.D.A., BaDeNo, dan AI Squared. Metode-metode ini membuat PA lebih interaktif dan kreatif.
Lalu, ada Conversational Prompting, meskipun dibahas singkat karena keterbatasan waktu, poin utama dari bagian ini adalah pentingnya menggunakan prompt dan tools AI yang spesifik (atau yang telah “di-grounding“) untuk mendapatkan jawaban yang lebih akurat. SABDA sendiri mengembangkan tools, seperti Alkitab GPT dan Christian Counseling GPT, yang dirancang khusus untuk penggalian Alkitab dan konseling.
Melalui seminar ini, saya terinspirasi untuk menggunakan AI sebagai partnerku dalam ber-PA dan belajar menyusun prompt yang efektif. Meski AI sangat membantu, kita tetap harus bijak dalam menggunakannya agar tidak bergantung secara berlebihan. Dan yang terpenting, jangan lupa untuk senantiasa memohon bimbingan Roh Kudus dalam mempelajari firman Tuhan.
Kenal Produk SABDA: Kartu Tokoh Misi dan Komunitas Discord AI-4-GOD!
Hai, Sahabat SABDA. Melalui blog ini, saya membagikan cerita ketika menyimak acara Kenal Produk sepanjang April tentang Kartu Tokoh Misi dan Komunitas Discord AI-4-GOD!. Kenal Produk yang pertama, yaitu Kartu Tokoh Misi, dengan narasumber Sdr. Nehemia dari tim SABDA Resources dan yang terlibat langsung dalam pengerjaan produk ini. Acara ini dipandu oleh Ibu Evie yang menggali dengan baik informasi penting yang perlu disampaikan dengan cara yang fun. Saya antusias ketika mengikuti acara ini karena sebelumnya melihat dari produk serupa dari SABDA, yaitu Kartu Doa Suku, yang memberkati banyak orang.
Saya akan bagikan sedikit cerita yang saya dapat dari acara ini. Kartu Tokoh Misi memuat informasi penting seputar tokoh-tokoh misi yang dilengkapi dengan gambar dan berbentuk seperti kartu, tetapi dalam format digital. Tujuan SABDA membuat kartu ini adalah untuk mengingat kembali tokoh-tokoh iman Kristen, profil pelayanan, dan dampak pelayanannya. Harapannya, semangat para tokoh ini bisa ditularkan ke generasi digital saat ini. Nehemia juga membagikan proses pembuatan Kartu Tokoh Misi ini. Sebanyak 59 tokoh misi sudah diproses, tetapi masih akan terus bertambah.
Setelah mengikuti acara ini, saya mengunjungi situs Bio-Kristi dan membaca beberapa kartu tokoh yang sudah di-upload. Sahabat SABDA juga bisa mengakses serta mendapatkannya di situs SABDA Misi. Di akhir acara, Sdr. Nehemia menyampaikan kerinduannya agar peserta bisa membagikan Kartu Tokoh Misi ini serta menggunakannya sebagai pembelajaran/diskusi/untuk kuis/game di gereja/komunitas. Mohon dukungan Sahabat SABDA agar Kartu Tokoh Misi ini dapat dipakai oleh banyak orang, dapat terus dikembangkan, serta bisa mengobarkan semangat misi generasi saat ini.
Untuk Kenal Produk berikutnya, kami menghadirkan komunitas baru dari SABDA, yaitu Komunitas Discord AI-4-GOD! yang dikupas tuntas bersama Sdr. Aldo dan Sdri. Aurel. Dalam momen ini, saya juga terlibat sebagai admin, sehingga bisa mengikuti dengan lebih detail acaranya dari awal hingga akhir. Komunitas Discord AI-4-GOD! ini adalah pengembangan setelah tingginya antusias Sahabat SABDA di komunitas WAG AI-4-GOD! dan merambah ke platform Discord
Dalam perbincangan, Sdr. Aldo dan Sdri. Aurel menyampaikan informasi penting mengapa SABDA perlu menggunakan platform Discord dan apa kelebihannya. Di antaranya, ada bot dari SABDA yang terhubung langsung dengan AI. Nah, bagian-bagian yang ada di Discord antara lain tempat diskusi umum, tempat sharing hasil penggunaan AI, dll. sehingga diskusi lebih terarah dan fokus. Selain itu, ada juga renungan yang dikirim tiap pagi. Wah, sangat menarik ya! Selain bisa mendapatkan pengetahuan tentang penggunaan AI, kita juga dapat bertumbuh dalam iman.
Sahabat SABDA yang belum bergabung dalam komunitas ini tidak perlu khawatir karena cara join-nya mudah, tinggal masuk ke situs SABDA AI dan klik logo Discord. Saya sendiri sudah bergabung di komunitas ini. Walau masih sebagai penyimak, saya tetap bisa mendapatkan info-info terkait AI dan pelayanan di komunitas ini.
Bagi Sahabat SABDA yang belum sempat mengikuti 2 Kenal Produk SABDA ini, bisa berkunjung ke akun Instagram @sabda_ylsa atau situs SABDA Live dan simak siaran ulangnya. Yuk follow IG @sabda_ylsa dan aktifkan notifikasinya agar bisa mengikuti acara Kenal YLSA lainnya. Salam AI-4-GOD!
Memaknai Jalan Salib Melalui Alki-TOP
Oleh: Imanuel Eka Adi Prasetya
Halo Sahabat SABDA. Saya senang bisa menyapa Sahabat SABDA semua melalui tulisan ini. Paskah tahun ini memberi kesan berbeda bagi saya, soalnya saya berkesempatan mengikuti Pendalaman Alkitab (PA) Online Bareng Alki-TOP pada April tahun ini.
Alki-TOP sepanjang April 2025 membahas seputar “Jalan Salib” dengan berbagai judul yang berbeda setiap minggunya, yaitu Pemberitahuan Pertama Penderitaan Yesus (Matius 16:21-25), Taat sampai Mati di Kayu Salib (Filipi 2:5-11), Puncak Penderitaan Yesus (Matius 27:45-55), dan Mati dengan Kristus (Roma 6:5-11). Pembahasan dari semua sesi ini sangat menarik dan sifatnya berkelanjutan.
Ada banyak pelajaran yang saya tangkap dari sharing PA-nya. Bagaimana Yesus sudah memberi tahu murid-murid-Nya bahwa Dia akan menderita dan mati di kayu salib. Di sini, saya sadar betapa saya harus bersyukur karena kematian Yesus membawa kehidupan yang baru kepada saya sehingga saya harus selalu siap untuk menyangkal diri dan memikul salib-Nya. Selain itu, saya juga diingatkan dari Filipi ini bagaimana Yesus yang sangat taat dengan mengosongkan diri-Nya untuk menjadi tebusan bagi dosa-dosa manusia, termasuk saya. Betapa saya juga harus selalu taat mengikuti kehendak-Nya dalam kehidupan saya.
Nah, pada minggu ketiga membahas seputar alur Tuhan Yesus mati dikayu salib. Di sini menjelaskan bahwa Tuhan menderita sampai mati sehingga umat manusia memperoleh jalan keselamatan kepada Bapa. Ia mau mengalami penderitaan yang hebat itu karena Ia memiliki kasih yang besar kepada saya dan Ia mau umat manusia mendapatkan keselamatan dari darah-Nya yang mahal. Saya sangat bersyukur. Untuk minggu terakhir, saya belajar dan semakin diteguhkan bahwa “manusia lama kita telah mati disalibkan” dengan Kristus. Ini artinya bahwa orang percaya harus hidup bagi Kristus dan senantiasa memuliakan nama-Nya.
Inilah sedikit sharing yang saya dapatkan dari Alki-TOP sepanjang April. Kiranya pembelajaran ini dapat menjadi pedoman dan pengingat bagi saya bahwa Tuhan Yesus rela menderita demi menyelamatkan hidup saya dan kita semua. Kiranya damai sejahtera dari Tuhan Yesus menyertai kita semua. Amin!
Roadshow AI-4-GOD! di Yayasan Perguruan Kristen Petra Kediri
Shalom Sahabat SABDA semua. Saya bersyukur karena pada 3 Mei 2025, saya berkesempatan untuk ambil bagian dalam roadshow AI-4-GOD! di Kediri. SABDA diundang untuk memberikan seminar AI-4-GOD! di aula SDK Petra Kediri yang dihadiri oleh para guru dan staf Yayasan Perguruan Kristen Petra dan perwakilan dari 60 gereja daerah Kediri.
Selain saya, dari tim SABDA ada Sdr. Aldo, Sdr. Salomo, Ibu Evie, Ibu Yulia, dan Pak Max yang terlibat dalam acara ini. Tak hanya itu, Kak Rei yang berdomisili di Kediri juga ikut membantu pelayanan ini. Nah, topik-topik presentasi yang disampaikan meliputi: Pengenalan AI, Dasar Prompting dengan F.O.K.U.S, Bahaya AI, Biblical Foundation, AI Squared, Alkitab GPT, AI & Pendidikan, dan Literasi AI.
Dalam roadshow kali ini, saya bertugas untuk urusan teknis, mulai dari rekaman video, persiapan booth, mempersiapkan device untuk presentasi, dan dokumentasi selama seminar berlangsung. Saya cukup terbantu dengan Sdr. Salomo dalam segi persiapan rekaman dan dokumentasi. Seminar yang berlangsung kurang lebih selama 5 jam, dari pkl. 08.00 — 13.00 WIB, ini dihadiri peserta yang rentang usianya merata dan tidak menyangka bahwa peserta yang senior memiliki antusiasme yang luar biasa daripada yang muda. Saat mengamati para peserta yang mulai hands-on untuk mempraktikkan prompt F.O.K.U.S., saya menyadari bahwa mereka sebelumnya sudah menggunakan AI dan tetap menunjukkan antusiasmenya. Bahkan, ketika mereka praktik membuat lagu dengan platform Suno.
Saya belajar bahwa semakin hari AI semakin berkembang. Banyak platform, seperti website, aplikasi, dan sistem operasi sudah mulai mengintegrasikan AI untuk mendukung produktivitas. Ketika mendampingi peserta saat praktik, saya mengarahkan mereka untuk belajar menggunakan teknologi AI dan saya sendiri juga belajar hal baru, salah satunya adalah image-to-text recognition. Teknologi ini digunakan untuk mengambil tulisan dari gambar yang telah difoto untuk dapat diekstrak teks yang terdapat di dalamnya.
Kesan saya, sebagian besar dari staf, guru YPK Kediri, serta perwakilan hamba Tuhan dari gereja daerah Kediri sudah beradaptasi dengan adanya teknologi AI ini sebagai asisten yang dapat membantu mereka tidak hanya dalam pekerjaan, tetapi juga Pendalaman Alkitab (PA), meskipun belum sepenuhnya maksimal. Jadi, mari kita semua mengadopsi teknologi ini untuk memaksimalkan pendidikan Kristen, studi Alkitab, dan pelayanan/gereja Anda. Apabila Sahabat SABDA ingin mengakses arsip-arsip materi roadshow SABDA, silakan kunjungi situs SABDA AI. Apabila gereja atau komunitas Anda rindu untuk mendapatkan seminar AI-4-GOD!, silakan menghubungi kami melalui WhatsApp di 0821-3313-3315. Sekian tulisan saya kali ini, Tuhan Yesus memberkati. Salam AI-4-GOD!
Kunjungan GKI Bintaro ke SABDA: Belajar AI untuk Pelayanan dan Studi Alkitab
Oleh: Salomo
Halo Sahabat SABDA! Saya ingin menceritakan pengalaman saya saat menjadi tim teknis dalam acara SABDA pada 10 Mei 2025. Acara ini cukup spesial karena SABDA mendapat kunjungan dari GKI Bintaro. Acara ini berlangsung secara on site di gedung Griya SABDA. Saya tidak sendiri, ada beberapa staf SABDA yang ikut serta, ada Ibu Yulia, Ibu Elly, Pak Yudo, Kak Christian, Kak Melisa, dan Kak Ryan.
Saya sangat senang terlibat dalam pelayanan ini. Bersyukur, banyak peserta, yang adalah guru Sekolah Minggu, berkesempatan belajar tentang AI-4-GOD!. Tentunya, mereka mendapat banyak pelajaran berharga dan merasa terbantu dengan adanya teknologi AI sebagai asisten untuk mempersiapkan bahan ajar. Antusiasme peserta untuk belajar juga bisa saya lihat saat mereka datang 15 – 20 menit lebih awal dibandingkan perkiraan kami. Karena itu, tim teknis yang masih mempersiapkan hal-hal terkait teknis terkejut dengan kedatangan peserta. Bersyukur, saya berkesempatan untuk berelasi juga dengan mereka.
Dalam acara ini, saya banyak membantu dalam teknis dan perlengkapan. Saya membantu Kak Christian dan Kak Ryan untuk mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan selama acara berlangsung, seperti kamera, laptop, speaker, dan monitor. Walaupun ada beberapa masalah teknis saat mengatur perlengkapan, bersyukur saat acara berlangsung tidak ada masalah teknis yang mengganggu.
Saat sesi materi dimulai, saya melihat bahwa para peserta sangat serius untuk belajar materi yang diberikan. Selain itu, saat melakukan sesi praktik menggunakan AI dengan prompt F.O.K.U.S. dan menggunakan AI untuk Pendalaman Alkitab (PA) dengan metode AI Squared (AI2), peserta sangat aktif berinteraksi dengan pemateri maupun AI. Setelah acara selesai, peserta memberikan testimoni bahwa mereka berkomitmen untuk ke depannya menggunakan AI sebagai asisten dalam proses mempersiapkan bahan ajar Sekolah Minggu.
Saya sendiri sangat bersyukur karena bisa menjadi bagian dari acara kunjungan GKI Bintaro ini dan berharap kedepannya juga bisa selalu membantu acara SABDA lainnya. Apabila Sahabat SABDA ingin mengakses arsip-arsip roadshow SABDA, silakan kunjungi situs SABDA AI. Apabila gereja atau komunitas Anda rindu untuk mendapatkan seminar AI-4-GOD!, silakan menghubungi kami melalui WhatsApp di no. 0821-3313-3315. Sekian pengalaman yang saya dapat ceritakan. Tuhan Yesus memberkati kita semua!
Mengajarkan Makna Paskah kepada Anak Sekolah Minggu dengan Kreatif
Tahun ini, saya berkesempatan mengikuti seminar GoPaskah! Paskah dan Sekolah Minggu secara live via Zoom. Pengalaman ini benar-benar membuka wawasan saya tentang bagaimana mengajarkan makna Paskah kepada anak-anak. Sebagai seseorang yang terlibat dalam pelayanan anak, saya menyadari bahwa menyampaikan kisah kematian dan kebangkitan Yesus secara menarik dan bermakna bukanlah hal yang mudah. Namun, lewat acara ini, saya memperoleh banyak wawasan dan inspirasi yang sangat berguna untuk diterapkan dalam Sekolah Minggu.
Anak-anak perlu memahami bahwa Paskah bukan sekadar perayaan, melainkan tentang kasih Allah yang besar, pengorbanan Yesus di kayu salib, dan kemenangan-Nya atas dosa serta maut. Tantangannya adalah bagaimana menyampaikan pesan ini dengan cara yang relevan, menyenangkan, dan menyentuh hati. Banyak anak justru lebih familiar dengan simbol-simbol sekuler, seperti telur dan kelinci, daripada makna inti dari Paskah itu sendiri. Dalam seminar GoPaskah!, para narasumber tidak hanya menyampaikan teori, tetapi juga berbagi cara/metode konkret dan kreatif yang bisa diterapkan secara langsung dalam pelayanan anak.
Narasumber utama dalam acara ini adalah Ibu Choi C.H.. Beliau telah melayani di Indonesia selama lebih dari 20 tahun dan memimpin lembaga pendidikan Kristen bernama J-RICE Jakarta Research Institute for Christian Education, yang secara khusus membantu gereja dalam menyiapkan bahan ajar kreatif dan kontekstual. Beliau mengajarkan konsep unik dan sangat mengena: Injil harus “dimasak” layaknya nasi, disesuaikan dengan usia dan perkembangan anak agar dapat dicerna dengan baik dan memberi pertumbuhan rohani.
Selain itu, tim SABDA juga ikut ambil bagian dalam membagikan berbagai bahan, ide kreatif, dan pendekatan praktis untuk menolong guru Sekolah Minggu mempersiapkan pengajaran selama masa pra-Paskah. Semuanya dikemas dengan semangat kolaboratif demi memajukan pelayanan anak yang bertumbuh dalam Tuhan.
Salah satu bagian yang paling membekas bagi saya adalah pentingnya mengajak anak-anak berdialog dan berdoa. Anak-anak diajak merenung dan menjawab pertanyaan, “Apa arti kebangkitan Yesus bagiku?” Ini bukan sekadar menghafal cerita atau ayat Alkitab, tetapi undangan untuk membangun relasi pribadi dengan Tuhan sejak usia dini.
Lebih dari itu, saya juga semakin menyadari bahwa pengajaran Paskah tidak boleh berhenti di gereja. Peran orang tua sangat besar dalam memperkuat pemahaman anak akan karya penebusan Kristus. Beberapa saran praktis yang saya dapatkan dari acara ini antara lain: membacakan kisah Paskah sebelum tidur, menonton film Alkitab bersama, serta memanfaatkan momen sehari-hari untuk membicarakan kasih Kristus secara alami.
GoPaskah! benar-benar memberikan pemahaman baru bahwa mengajarkan Paskah kepada anak-anak bisa menjadi pengalaman yang hidup, menyenangkan, dan membekas di hati. Ini adalah kesempatan emas untuk menanamkan nilai-nilai kekal sejak dini melalui kreativitas, kedekatan, dan kasih.
Saya mengajak Sahabat SABDA untuk menjadikan Paskah sebagai momen yang bermakna, bukan hanya bagi kita sebagai orang dewasa, tetapi juga bagi anak-anak yang sedang bertumbuh dalam iman. Dengan metode yang segar dan penuh kasih, kita dapat membawa mereka lebih dekat kepada Tuhan. Sahabat SABDA bisa menyimak materi selengkapnya di YouTube: GoPaskah! Paskah dan Sekolah Minggu.
Merayakan Kasih yang Tak Terkalahkan – Paskah SABDA 2025
Paskah selalu menjadi momen yang begitu spesial di SABDA. Tahun ini, tepatnya pada 17 April 2025, kami kembali berkumpul sebagai keluarga besar SABDA untuk memperingati kasih Tuhan yang begitu besar, kasih yang dibuktikan melalui salib dan kemenangan kebangkitan-Nya.
Kami memulai acara Paskah dengan menyanyikan lagu pujian dan berdoa. Kemudian, dilanjutkan dengan praise and worship dari staf SABDA. Banyak di antara staf SABDA yang memilih lagu rohani yang paling berkesan dan memberkati hidupnya, lagu-lagu yang berbicara tentang penyaliban, kematian, dan kebangkitan Tuhan Yesus. Saya sendiri memilih untuk menyanyikan lagu Above All (versi Nikita). Lagu ini selalu membuat hati saya remuk. Bait demi bait mengingatkan saya bahwa Yesus memilih jalan salib, memikul penderitaan, dan menyerahkan nyawa-Nya — above all powers, above all thrones — karena kasih-Nya kepada kita, kepada saya.
Setiap lagu yang dinyanyikan membawa kami semua merenungkan betapa tidak layaknya kita menerima pengampunan sebesar itu. Betapa tak terbayangkannya cinta yang bersedia menanggung dosa seluruh dunia. Pada momen-momen ini, saya bisa melihat bagaimana Tuhan bekerja dalam hati teman-teman juga. Ada air mata, ada senyum syukur, dan ada keheningan yang penuh makna.
Setelah itu, ada beberapa teman yang berbagi ayat-ayat dan perikop Alkitab yang “berbicara” secara pribadi dalam kehidupan mereka. Salah satu ayat yang terus membekas dalam hati saya adalah Roma 5:8, “Akan tetapi, Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.” Ayat ini selalu menampar saya, bahwa kasih Tuhan tidak menunggu kita menjadi layak, tetapi justru diberikan saat kita belum pantas.
Beberapa teman berbagi kisah pribadi — pengalaman-pengalaman hidup yang sulit, tetapi justru di sanalah mereka merasakan pelukan kasih Kristus yang menguatkan dan memulihkan. Ada yang pernah merasa gagal total, ada yang pernah kehilangan arah, tetapi pada akhirnya mereka menemukan harapan dalam salib dan kebangkitan Tuhan.
Sebagai penutup, kami merenungkan firman Tuhan melalui renungan Paskah yang mengajak kami untuk tidak hanya mengenang karya salib, tetapi juga hidup dalam kuasa kebangkitan-Nya setiap hari. Kristus bangkit, dan hidup kita pun seharusnya menjadi kesaksian nyata dari kemenangan itu, hidup yang diubahkan, hidup yang membawa terang.
Paskah tahun ini bukan hanya perayaan tahunan. Bagi saya, hal ini sebagai pengingat kembali bahwa Yesus telah mengalahkan maut demi saya. Hal ini lebih dari cukup untuk menguatkan langkah saya setiap hari.
Amanat Agung — Tema Alki-TOP Sepanjang Mei 2025
Hai Sahabat SABDA. Kali ini, saya mau berbagi berkat lagi tentang pelayanan Alki-TOP yang kami lakukan sepanjang Mei. Bagi Sahabat SABDA yang belum tahu apa itu Alki-TOP, Alki-TOP adalah satu seri Pendalaman Alkitab (PA) yang dilakukan untuk membahas pasal-pasal yang terkenal yang kami sebut pasal TOP dalam Alkitab dari sudut pandang yang baru. Nah, sepanjang Mei, kami mengangkat tema Amanat Agung dan ayat-ayat/topik yang digali adalah Matius 9:35-38 (Hati yang Penuh Belas Kasihan), Lukas 15:1-7 (Hati yang Mencari Jiwa Terhilang), dan Kisah Para Rasul 1:6-11 (Hati yang Sampai ke Ujung Bumi). Selain saya dan kak Yudo sebagai host, ada 6 tamu kita yang terlibat dalam penggalian Alki-TOP Mei ini, yaitu: Ernavina, Salomo, Agnes, Joseph, Joice, dan Hizkia.
Sepanjang Mei ini, atmosfer dalam penggalian yang kita lakukan melalui Instagram @ayo.pa terasa hangat sekali. Meskipun ada beberapa ayat yang lumayan sulit, tetapi karena dibahas secara bersama-sama, bisa menghasilkan penggalian yang cukup mendalam. Ditambah lagi dengan guest (tamu) yang berbeda-beda setiap minggunya, maka pembawaannya pun berbeda, bahkan dari daerah yang berbeda pun kita bisa saling melengkapi melalui setiap penggalian firman Tuhan.
Secara pribadi, saya paling terkesan dengan Alki-TOP pada 26 Mei. Saat itu, kami membahas tentang Kisah Para Rasul 1:6-11. Meskipun ayat ini terasa familiar, tetapi ketika digali, wah ada banyak hal yang diingatkan, direnungkan, bahwa ditegur lewat kebenaran firman Tuhan ini. Di ayat 8 misalnya, diingatkan tentang tugas saya untuk menjadi saksi sampai ujung bumi. Namun, istimewanya, ada janji Tuhan Yesus yang memberi kuasa (dunamos) untuk menggerakkan saya bersaksi. Saya diingatkan untuk menjadi saksi Yesus, yang berarti menjadi alat Allah untuk menyampaikan Injil dan menunjukkan kasih serta kuasa Kristus di dunia ini, mulai dari lingkungan terdekat sampai ke seluruh dunia, dengan kuasa Roh Kudus. Itu adalah panggilan utama setiap pengikut Kristus, termasuk saya. Bersyukur untuk panggilan Tuhan.
Tulisan ini mungkin sedikit dari apa yang bisa saya bagikan. Mari Sahabat SABDA simak arsipnya di Instagram @ayo.pa. Ngomong-ngomong, apakah Sahabat SABDA juga rindu untuk menjadi guest dalam PA Online Bareng Seri Alki-TOP selanjutnya? Silakan kontak kami di WA 08812979100 atau melalui Instagram @ayo.pa ya. Jangan lupa untuk gabung dalam PA ini setiap Senin, pkl. 19.30 WIB, untuk belajar Alkitab bersama. Salam #Ayo_PA!
Belajar dan Bertumbuh di SABDA: Cerita Minggu Pertamaku
Oleh: Iyola Rava Putri
Hallo semuanya, perkenalkan nama saya Iyola Rava Putri, biasa dipanggil Yola. Saya mulai melayani sebagai staf baru di Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) sejak 2 Juni 2025, dan masih menjalani masa percobaan selama dua bulan di Tim SABDA Resources. Melalui blog ini, saya ingin berbagi pengalaman bekerja sekaligus melayani di YLSA dalam minggu pertama.
Bergabung dengan SABDA adalah pengalaman yang benar-benar baru dan menarik bagi saya. Bukan hanya karena SABDA adalah pelayanan digital, tetapi juga karena sejak awal saya langsung diperkenalkan dengan berbagai hal yang belum pernah saya pelajari sebelumnya. Meski awalnya terasa menantang, saya justru merasa senang karena diberi kesempatan untuk belajar banyak hal baru.
Kesan pertama saya tentang pelayanan SABDA adalah SABDA sebagai tempat yang penuh tantangan sekaligus membuka wawasan. Pada minggu pertama, saya sudah mulai terlibat dalam beragam tugas, mulai dari membuat audio ebook Penginjilan kepada Suku Digital, mendesain thumbnail untuk konten SABDA Youth dan produk SABDA lainnya, membuat HTML artikel, hingga membuat kutipan dari video materi seminar (tugas ini bagian dari derivatif microlearning). Semuanya itu merupakan pengalaman pertama bagi saya, dan setiap tugas memberikan pelajaran yang berharga. Saya merasa setiap hari adalah kesempatan baru untuk bertumbuh.
Hal yang paling saya sukai dari pengalaman ini adalah lingkungan belajar yang dinamis dan mendukung. Saya tidak hanya mengerjakan tugas, tetapi juga didorong untuk terus bertanya, belajar, dan mengeksplorasi hal-hal baru. Di SABDA, saya bisa mengembangkan diri dalam hal teknis, karakter, dan kerohanian. Saya bersyukur karena boleh melayani di tempat yang memberi ruang untuk bisa belajar secara berkelanjutan.
Meski belum lama di SABDA, saya berharap dapat terus bertumbuh dan memberikan yang terbaik, bukan hanya untuk SABDA, tetapi yang terutama adalah untuk Tuhan. Saya berharap pengalaman ini bisa membentuk saya menjadi pribadi yang siap dipakai-Nya dalam pelayanan digital yang semakin relevan dan berdampak pada era ini.
Sebagai penutup, saya mengajak teman-teman untuk membaca blog-blog yang lainnya di situs ini. Banyak cerita dan pengalaman dari rekan-rekan sepelayanan yang sangat memberkati dan bisa menjadi inspirasi. Siapa tahu, melalui cerita-cerita ini, Tuhan “berbicara” kepada Sahabat SABDA untuk turut ambil bagian dan semakin bersemangat dalam melayani-Nya pada era digital ini. Tuhan Yesus memberkati.
Berkarya Bersama Tim SABDA Resources
Oleh: Nuel
Shalom Sahabat SABDA! Bertemu lagi dengan saya Nuel, staf magang di YLSA dari Universitas Kristen Teknologi Surakarta, melalui tulisan ini. Selama magang di SABDA, saya banyak terlibat di tim SABDA Resources (SR). Tim SR berfokus mengolah berbagai bahan/konten yang alkitabiah dan multimedia, dan mendistribusikannya melalui berbagi platform SABDA.
Di tim ini, saya mendapatkan berbagai tugas, seperti editing video, editing audio, membuat blog, dan masih banyak lagi. Namun, tugas yang menarik buat saya adalah Desain Grafis, karena kita bisa menyampaikan pesan melalui media visual grafis berupa gambar-gambar. Untuk pembuatannya, saya menggunakan aplikasi Canva pro. Pada awalnya, saya masih kurang memahami beberapa fitur di Canva pro. Soalnya, versi Canva yang sering saya pakai itu berbeda sekali dengan yang dipakai oleh teman-teman di tim SR. Mungkin karena versi pro dan gratis, jadi itulah yang memengaruhi beberapa fitur yang disediakan. Seiring berjalannya waktu, sedikit demi sedikit saya dapat memahami fitur-fitur yang tersedia di Canva pro dan siap membuat karya media dengan alat tersebut. Puji Tuhan!
Saya sangat bersyukur atas kesempatan dan berkat yang Tuhan berikan sehingga saya bisa magang di YLSA. Saya belajar banyak dari pengalaman magang di tempat ini. Saya bisa belajar memakai aplikasi yang lebih profesional. Kiranya pengalaman dan pelajaran yang saya dapatkan ini bisa saya kembangkan lagi untuk melayani Tuhan dengan lebih baik lagi. Oh ya, semoga tulisan ini menginspirasi dan memberkati Sahabat SABDA sekalian. Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca blog ini. Tuhan Yesus memberkati.
Belajar tentang “Hidup dan Iman” dari Kitab Roma
Sepanjang Mei, seluruh staf Yayasan Lembaga SABDA melakukan pendalaman Alkitab dari kitab Roma. Setiap hari, kami membahas satu pasal dengan kelompok Pendalaman Alkitab (PA) kami masing-masing. Kelompok saya terdiri dari Kak Pio, Sdr. Aldo, Sdr. Nuel, dan saya sendiri.
Sebelum memulai PA pasal 1, kami menonton bersama dua video dari The Bible Project tentang pengantar kitab Roma. Video ini sangat membantu memberikan gambaran besar isi kitab Roma sehingga kami bisa melihat kaitannya dari pasal ke pasal.
Selama PA, kami mengikuti langkah-langkah yang sudah ditetapkan agar diskusi lebih fokus dan mendalam. Berikut langkah-langkah PA yang kami pakai:
1. Baca pasal sehari sebelumnya: Kami membaca pasal yang akan dibahas sehari sebelum PA. Ini membantu supaya saat diskusi, kami sudah siap dengan pemahaman awal dan pertanyaan pribadi.
2. Berdoa sebelum mulai PA: Kami selalu memulai PA dengan doa, meminta pertolongan Roh Kudus untuk memimpin, dan membuka hati kami terhadap firman Tuhan.
3. Me-review ulang pasal hari itu dalam waktu yang singkat: Sebelum mulai sharing, kami diberi waktu sekitar 5 menit untuk membaca ulang atau mengingat kembali isi pasal yang akan didiskusikan.
4. Fokus pada pelajaran tentang Hidup dan Iman: Dalam setiap pasal, kami mencari pelajaran utama tentang bagaimana hidup yang benar dan bagaimana iman yang sejati itu digambarkan.
5. Gunakan metode PA S.A.B.D.A. atau AI Squared: Metode ini membantu kami menggali isi pasal secara terstruktur dan mendalam, bukan hanya berbagi pendapat.
6. Sharing-kan pelajaran yang didapat: Setiap anggota berbagi pelajaran yang mereka tangkap dari pasal tersebut. Sharing ini memperkaya hasil penggalian firman Tuhan karena setiap orang bisa melihat firman dari sudut pandang yang berbeda.
7. Cari aplikasi praktis untuk bisa diterapkan dalam hidup sehari-hari.
8. Terakhir, PA ditutup dengan doa, termasuk mendoakan pokok-pokok doa pribadi dari setiap anggota.
Sahabat SABDA dapat menggunakannya langkah-langkah ini ketika PA di tempat pelayanan masing-masing atau PA pribadi. Boleh juga lho langkah-langkah ini dibagikan ke rekan-rekan yang lain supaya bisa mempraktikkannya juga.
Selama pendalaman kitab Roma, saya sangat dikuatkan dengan penggalian tentang iman dan hidup. Hal ini menunjukkan bahwa saya dibenarkan oleh iman, bukan oleh usaha saya sendiri (Roma 1; 3; 4; 5; 10). Kita diselamatkan karena percaya kepada Yesus, seperti Abraham yang percaya pada janji Allah. Keselamatan adalah anugerah, bukan hasil kerja keras saya, dan tersedia bagi setiap orang yang percaya kepada Yesus.
Namun, iman itu tidak berhenti di “percaya” saja. Paulus menjelaskan bahwa iman sejati akan terlihat dalam kehidupan sehari-hari. Roma 2; 6; dan 12–15 menekankan pentingnya hidup dalam ketaatan, kasih, rendah hati, dan saling membangun. Kita seharusnya hidup bukan untuk diri sendiri, tetapi untuk Tuhan. Meski dalam kenyataan, saya sendiri masih bergumul dengan dosa (Roma 7), saya punya pengharapan karena Roh Kudus menolong saya untuk hidup benar (Roma 8). Hidup Kristen berarti mempersembahkan diri sebagai persembahan hidup bagi Allah, dan melayani satu sama lain dalam kasih.
Belajar kitab Roma bukan hanya soal tahu banyak ayat, tetapi tentang bagaimana saya hidup berdasarkan kebenaran itu. Saya bersyukur untuk kesempatan menggali surat Roma bersama teman-teman. Saya belajar bahwa iman yang sejati akan membentuk hidup yang sejati dan hidup yang taat, penuh kasih, dan terarah kepada Tuhan. Kiranya tulisan ini bisa memberkati Sahabat SABDA semua.
Roadshow AI-4-GOD! di UKDW dan GKKK Yogyakarta
Salam sejahtera untuk Sahabat SABDA, di mana pun Anda berada. Kali ini, saya akan sharing terkait roadshow SABDA di Yogyakarta, yang bertempat di Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) dan Gereja Kristen Kalam Kudus (GKKK) Yogyakarta, pada 25 April 2025. Dalam Roadshow kali ini, kami berangkat berlima, ada Pak Max, Bu Yulia, Bu Evie, Sdr. Aldo, dan saya.
Roadshow ini dilakukan sehari penuh; siang hari dilakukan di UKDW dan malam harinya di GKKK Yogyakarta. Kami berangkat dari kantor SABDA sekitar pkl. 06.30 WIB dan sampai di Yogyakarta sekitar pkl. 08.00 WIB. Di UKDW, tim SABDA berkesempatan mengisi salah satu materi tentang Menggunakan AI untuk Meningkatkan Pembelajaran Alkitab di Sekolah untuk guru-guru se-Jawa tengah dan Yogyakarta. Bersyukur, walaupun susunan acara tersebut sangat padat dan waktu presentasi yang mepet, tetapi kami masih bisa menyampaikan materi dengan baik.
Di UKDW, saya bertemu beberapa guru dan berinteraksi dengan mereka di booth SABDA. Sebagai programmer di SABDA, saya bisa menerima impresi penggunaan aplikasi SABDA, yang ternyata sangat berguna bagi mereka, baik secara pribadi maupun ketika mengajar di sekolah dan pelayanan.
Sore harinya, tim SABDA berkesempatan melayani di GKKK Yogyakarta. Nah, banyak jemaat GKKK Yogyakarta dari rentang umur anak muda sampai orang tua hadir di tempat ini. Saya bersyukur saat melayani di GKKK Yogyakarta karena para peserta excited dengan materi yang tim SABDA sampaikan. Beberapa peserta merupakan Guru Sekolah Minggu, dan mereka berharap materi SABDA ini bisa menjadi alat yang memperlengkapi mereka dalam melayani untuk memuliakan nama Tuhan.
Bagi Sahabat SABDA yang ingin mengakses materi-materi roadshow kami, silakan mengunjungi situs SABDA AI. Apabila gereja atau komunitas Anda rindu untuk mendapatkan seminar AI-4-GOD!, silakan menghubungi kami melalui WhatsApp di 0821-3313-3315. Sekian blog saya kali ini, Tuhan Yesus Memberkati. Salam AI-4-GOD.
Modul Baru, Semangat Baru: Kelas “Kehidupan Nabi Besar”
SABDA Ministry Learning Center (MLC) kembali mengadakan kelas online, yaitu kelas Kehidupan Nabi Besar (KNB), pada 23 – 30 April 2025. Secara pribadi, saya merasa kelas ini sangat berkesan karena kami berkesempatan menyusun modul baru KNB. Kalau ada modul baru, berarti kelasnya juga baru pertama kali dibuka. Yeay! Sebanyak 88 peserta mengikuti kelas KNB. Bersyukur, kelas ini dapat meluluskan 79 peserta, yang info kelulusannya bisa Sahabat SABDA cek di Instagram @sabda_mlc.
Diskusi dalam kelas ini dilakukan selama 5 hari dengan 5 pelajaran utama, yaitu: Pengantar dan Latar Belakang; Kehidupan Nabi Besar Yesaya; Kehidupan Nabi Besar Yeremia; Kehidupan Nabi Besar Yehezkiel; dan Kehidupan Nabi Besar Daniel.
Setiap peserta wajib mengikuti semua persyaratan, mulai dari membaca modul dengan saksama, mengerjakan tugas tertulis (pilihan berganda), dan aktif berdiskusi di kelas. Peserta dibagi ke dalam 4 grup kelas diskusi, yang masing-masing grup memiliki moderator dan admin. Selain saya, ada Rei, Bima, dan Milly sebagai moderator, dan Mei serta Melisa sebagai admin yang menolong dalam kelas ini.
Secara pribadi, saya sangat senang dan bersyukur sekali karena ini adalah modul baru pertama yang kami susun pada 2025 ini. Apalagi teologi biblika dan historika belum terlalu banyak dibuka. Karena itu, saya sangat antusias ketika menyusun modulnya dengan dibantu oleh sdr. Rei, dan dicek final oleh Ibu Yulia. Selama menyusun modul, banyak hal baru yang saya dapatkan meskipun sebelumnya saya sudah membaca kitabnya. Bagian saya adalah menambahkan pengetahuan saya terkait kehidupan 4 nabi besar ini yang saya dapatkan dari membaca referensi-referensi, dan penerapannya untuk masa sekarang.
Selama diskusi, saya semakin diperkaya dengan sharing dan diskusi yang tajam dari para peserta. Bagaimana tidak, 10 pertanyaan yang diskusikan cukup sulit, tetapi justru mendorong peserta untuk lebih banyak menggali referensi dan bahan yang bisa memperlengkapi. Menurut saya, mendiskusikan Nabi Yehezkiel menjadi bagian yang paling seru. Sebagai nabi yang diutus Allah, memang Yehezkiel cukup berbeda dengan Yeremia dan Yesaya. Dia menyampaikan tentang dosa individual yang harus ditanggung oleh umat (Yeh. 18:20). Selain itu, kita tahu bahwa Israel adalah bangsa yang tegar tengkuk. Banyak cara yang sudah Allah kerjakan untuk menegur bangsa ini. Alhasil, cara tersebut tidak mempan dan sering diabaikan. Karena Allah adalah Allah yang kreatif, Dia memakai alat peraga yang berbeda dan aneh melalui Yehezkiel supaya Israel dapat melihat secara visual betapa najisnya dosa-dosa mereka. Secara pribadi, saya sangat bersyukur di hadapan Tuhan. Kiranya ini menjadi cermin yang baik untuk saya juga bisa meneladani para nabi besar dan tetap taat melakukan panggilan-Nya.
Kami mengajak Sahabat SABDA untuk bisa belajar modulnya secara mandiri. Sahabat SABDA bisa mengaksesnya di situs pesta.org dan temukan berkat-berkatnya. Bagi Sahabat SABDA yang rindu untuk mengikuti kelas-kelas MLC berikutnya, jangan ragu untuk menghubungi kami di 0821-3313-3315. Kami sangat menantikan kehadiran rekan-rekan di kelas MLC berikutnya. Sampai jumpa.
“AI dan Dark Side”: Refleksi dari #AITalks untuk Masa Depan Gereja
Oleh: Salomo
Halo Sahabat SABDA! Apa kabar? Saya berharap Sahabat SABDA senantiasa merasakan sukacita yang melimpah dalam Tuhan. Pada 14 April 2025, SABDA mengadakan seminar #AITalks bertajuk AI dan The Dark Side I yang membahas tentang menggunakan teknologi AI bagi kemuliaan Tuhan. Lalu, pada 28 April 2025, diadakan seminar #AITalks bertajuk AI dan The Dark Side II yang membahas tentang risiko, pengaruh, dan respons orang Kristen terhadap sisi gelap dunia AI.
Menurut saya seminar ini sangat menarik karena sebagai pengguna AI, saya merasakan bahwa AI sangat membantu dalam kehidupan saya sehari-hari. Akan tetapi, penting untuk mengingat kembali bahwa terlalu sering menggunakan AI dapat membuat kita terlalu bergantung terhadap jawaban AI tanpa berpikir lebih dalam lagi. Atau, dengan kata lain kita langsung menerima jawaban AI, tetapi bisa saja jawaban AI tersebut tidak benar, bias, atau menyesatkan. Bagi saya, ini adalah pengalaman yang penting untuk membuat kita menggunakan AI dengan lebih bijaksana lagi.
Dalam seminar #AITalks: AI dan The Dark Side ini, panelis menjelaskan bahwa meskipun AI menawarkan kemajuan teknologi yang luar biasa dan memudahkan beberapa kegiatan kita, AI juga membawa efek yang negatif dan risiko yang signifikan. Efek negatifnya adalah membuat pengguna menjadi malas berpikir, kecanduan, bahkan sangat tergantung dengan jawaban AI, yang menyebabkan kita terlalu percaya pada jawabannya tanpa berpikir kritis atau melakukan cek terlebih dahulu. Nah, jika seseorang memiliki tujuan yang salah ketika menggunakan AI, maka AI bisa menjadi alat yang melukai orang lain. Contohnya, mulai dari pembuatan deep fake untuk menipu orang lain, membuat narasi buatan terkait orang tertentu, sampai pengambilan data privasi seseorang. Dengan banyaknya hal negatif dan risiko yang dibawa AI, maka muncul pertanyaan sejauh mana kita sebagai umat Kristen dan gereja harus menggunakan AI dalam ibadah kita. Oleh karena itu, kita diingatkan bahwa kita pun harus menebus teknologi AI agar bisa dipakai dengan motivasi yang benar, tujuan yang benar, dan cara yang benar. Tanpa pengawasan yang ketat, AI bisa menjadi alat yang membahayakan pikiran dan kebebasan individu.
Dari seminar ini, saya juga belajar bahwa ketika AI digunakan dengan baik dan dalam pengawasan yang ketat, maka AI dapat menjadi asisten yang sangat berguna, bahkan bisa membantu masa depan gereja. Misalnya, terkait Pendalaman Alkitab (PA). Kini, PA bisa dilakukan dengan menggunakan AI sebagai alat yang membantu kita untuk mempelajari Alkitab secara lebih detail. Tentunya, kita tetap harus mengecek ulang jawaban AI, apakah sesuai kebenaran firman Tuhan atau tidak. Dengan begitu, kita sendiri juga belajar untuk tidak menyebarkan misinformasi. Akan tetapi, di sisi lain, ketika seseorang hanya bergantung pada AI dan langsung memakai hasil AI tanpa diolah terlebih dahulu ketika mempersiapkan materi khotbah atau pelayanan, maka akan ada risiko kehilangan sentuhan manusiawi yang menjadi inti dari pelayanan gerejawi.
Setelah saya mengikuti seri seminar #AITalks: AIdan The Dark Side I dan II ini, saya makin sadar bahwa AI memiliki banyak akibat negatif apabila kita menggunakan AI tanpa batasan atau dengan tidak bijaksana. Saya merasa AI adalah anugerah, sekaligus tantangan. Seperti pedang bermata dua, teknologi ini dapat digunakan untuk kebaikan atau kejahatan, tergantung pada bagaimana kita menggunakannya. Gereja dipanggil untuk menjadi pelopor dalam menggunakan AI dengan cara yang mencerminkan kasih, keadilan, dan kebenaran. Dengan memahami sisi gelap AI, salah satu aspek yang diungkap dalam seminar ini adalah gereja dapat mengambil langkah proaktif untuk meminimalkan risiko dan memaksimalkan manfaatnya.
Saya mengajak Sahabat SABDA untuk menyimak arsip video seminar ini agar bisa mendapatkan berkatnya juga. Silakan berkunjung ke situs SABDA AI. Apabila ingin mendapat informasi seputar kegiatan YLSA, silakan mengontak kami di: 0821-3313-3315 atau 0881-2979-100. Sampai jumpa dalam acara SABDA selanjutnya. Tuhan Yesus Memberkati kita semua!
Kenal Mitra SABDA: STT Intheos Surakarta & Kenal Produk: Paket Paskah 2025
Shalom Sahabat SABDA. Senang sekali bisa menyapa Sahabat SABDA lagi melalui tulisan saya kali ini. Saya mau berbagi pengalaman nih ketika mengikuti dua acara live melalui IG @sabda_ylsa yang berlangsung pada Maret, yaitu Kenal Mitra: STT Intheos Surakarta pada 10 Maret dan Kenal Produk: Paket Paskah 2025 pada 24 Maret. Kedua acara ini benar-benar membawa berkat dan wawasan baru bagi saya.
Dalam Kenal Mitra ini, Ibu Evi, sebagai host, ngobrol santai dengan Ibu Ruwi dan Bapak Adi dari STT Intheos Surakarta. Mereka bercerita tentang perjalanan kemitraan STT Intheos dengan SABDA, mulai dari pemanfaatan bahan digital untuk mengajar, pelatihan teknologi bagi mahasiswa, sampai keterlibatan dalam berbagai program pelayanan digital. Saya merasakan semangat yang luar biasa dalam percakapan ini, terutama ketika mereka membahas pentingnya memperlengkapi generasi muda untuk melayani Tuhan dengan alat-alat digital yang relevan. Menurut saya, STT Intheos dan SABDA punya visi yang sejalan: memperlengkapi pelayan Tuhan secara utuh, baik secara rohani maupun teknologi.
Untuk acara kedua, yaitu Kenal Produk, Ibu Evi ditemani oleh Sdr. Yoesmarlan dari tim SABDA Resources. Mereka mengupas tuntas produk YLSA, yaitu Paket Paskah 2025, yang menurut saya luar biasa lengkap! Ada renungan harian, komik digital dari Kingstone Indonesia, bahan seminar, sampai media kit. Semua bahan ini bisa digunakan oleh gereja, komunitas, sekolah, maupun pribadi yang ingin merayakan Paskah dengan cara yang kreatif dan tetap alkitabiah. Bagi saya, yang paling menarik adalah semuanya gratis dan bisa langsung diakses lewat situs SABDA Paskah.
Menurut saya, kedua acara IG Live ini saling melengkapi. Di satu sisi, saya diajak melihat bagaimana kolaborasi digital bisa memperluas dampak pelayanan teologi. Di sisi lain, saya dibekali dengan sumber-sumber bahan praktis yang membantu merayakan Paskah secara bermakna. Menariknya juga, suasana acara live ini terasa santai, tetapi isinya padat. Jika Sahabat SABDA belum sempat mengikuti kedua IG Live ini, saya sangat menyarankan untuk mampir ke Instagram @sabda_ylsa dan menonton arsip video kedua acara ini. Selain di Instagram, Sahabat SABDA juga bisa mengakses arsipnya di situs SABDA Live.
Oke, sampai di sini dulu ya tulisan saya kali ini. Terima kasih sudah membacanya sampai selesai. Sampai jumpa di cerita-cerita menarik berikutnya dari pelayanan SABDA. Mari terus bergerak bersama dalam pelayanan digital, membawa firman Tuhan makin dekat dan relevan untuk generasi ini! Salam AI-4-GOD!
SABDA Youth Learning Center Maret 2025: Pengorbanan dan Penebusan
Hai, Sahabat SABDA! Bersyukur sekali bisa kembali menyapa dan berbagi cerita dengan Sahabat SABDA! Kali ini, saya ingin berbagi pengalaman luar biasa dari Youth Learning Center (YLC) edisi Maret yang telah berlangsung pada 17–20 Maret 2025. Tema yang kami bahas adalah Sacrifice & Atonement (Pengorbanan dan Penebusan). Puji Tuhan, sebanyak 27 peserta terlibat dalam YLC Maret. Sebagai fasilitator, saya sangat bersyukur bisa mengenal dan berdiskusi bersama teman-teman youth dari berbagai latar belakang. Diskusi YLC ini berlangsung selama empat hari, dan setiap harinya penuh dengan insight baru dan semangat untuk berdiskusi.
Diskusi diawali dengan menonton video dari The Bible Project yang berjudul Pengorbanan dan Penebusan. Peserta diajak menelusuri bagaimana dosa merusak hubungan manusia dengan Allah. Dalam Perjanjian Lama, Allah menetapkan sistem pengorbanan hewan sebagai simbol penebusan. Namun, dalam Perjanjian Baru, Yesus Kristus datang sebagai korban yang sempurna. Melalui salib dan kebangkitan-Nya, Ia mematahkan kuasa dosa dan memberi keselamatan kepada siapa pun yang percaya. Baptisan dan perjamuan kudus kini menjadi lambang kasih dan karya penebusan Kristus.
Pada hari kedua, peserta diberi tugas untuk mencari bahan multimedia seputar pengorbanan dan penebusan dari berbagai sumber. Hasilnya sangat beragam, ada yang berbagi konten khotbah, video refleksi, grafis, dan berbagai konten media sosial. Bahan-bahan ini dapat memperkaya diskusi dengan peserta saling menanggapi. Hari ketiga, kami kembali menyimak video dari The Bible Project yang berjudul Mesias. Peserta diajak merenungkan bagaimana nubuat tentang kedatangan Mesias digenapi dalam pribadi Yesus Kristus. Ia adalah Raja yang dijanjikan, tetapi datang sebagai Hamba yang menderita dan menggenapi rencana keselamatan Allah. Sebagai penutup, pada hari ke-4, peserta kembali ditantang untuk mencari konten digital yang relevan dengan tema Mesias. Hasil pencarian peserta sangat beragam, mulai dari konten-konten di Instagram, TikTok, hingga Podcast rohani. Nah, pada hari terakhir, kami mengadakan Appreciation Night yang dilakukan secara live di Instagram @sabda_mlc. Dalam acara ini, kami mengapresiasi rekan-rekan yang telah berkomitmen mengikuti diskusi hingga selesai.
Secara keseluruhan, diskusi dalam YLC Maret 2025 jadi momen pembelajaran yang seru, interaktif, dan penuh makna. Bagi Sahabat SABDA yang belum sempat ikut, jangan lewatkan YLC pada bulan-bulan selanjutnya. Sampai jumpa dalam YLC berikutnya, Sahabat SABDA! Tuhan Yesus memberkati!
Shema — Awal yang Menjadi Panggilan
Saya bersyukur karena pada 24 – 27 Februari 2025 menjadi momen yang sangat spesial. Selain mengusung tema yang kuat Shema, momen ini juga menandai resminya peluncuran perdana diskusi SABDA Youth Learning Center (YLC).
Sebagai bagian dari tim YLC, saya ikut terlibat dalam persiapannya. Saya merasa seperti sedang membuka lembaran baru: ruang belajar untuk generasi muda yang rindu bertumbuh dalam iman, bukan hanya secara pengetahuan, tetapi juga dalam ketaatan kepada Tuhan.
Tema perdana, Shema, bukan sekadar kata asing. Ini adalah panggilan. Dari Ulangan 6:4-5, kita diajak bukan hanya “mendengar” dengan telinga, tetapi merespons dengan hidup. “Dengarlah, hai Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa. Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.”
Sebelum diskusi dimulai, dibagikan video singkat berdurasi sekitar 1 menit dari The Bible Project yang berjudul Shema di WAG. Dari video tersebut, saya mulai bertanya: Apakah saya benar-benar mendengar suara Tuhan? Atau, hanya membiarkan firman-Nya lewat begitu saja? Video itu membuat diskusi pada hari pertama menjadi sangat mengena: pada era digital yang bising, bagaimana kita bisa menjadi generasi yang mendengar Tuhan dengan sungguh-sungguh?
Diskusi hari kedua dan ketiga membawa kami masuk lebih dalam lagi. Diskusinya ringan, tetapi bermakna dan menggugah kami untuk tidak hanya “mendengar”, tetapi juga melakukan — mulai dari hal kecil, seperti saat teduh yang konsisten dan memiliki keberanian untuk bersaksi di tengah komunitas. Yang saya sukai, diskusi ini tidak “menggurui”. Kami belajar bersama, saling mendengar, dan membangun.
Salah satu momen yang paling saya ingat adalah saat seseorang berkata, “Shema itu bukan tentang hafal firman Tuhan, tetapi hidup dalam firman Tuhan.” Kata-kata ini seperti cermin — mengingatkan saya bahwa relasi dengan Tuhan bukan soal teori, tetapi tindakan nyata. Saya sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari awal perjalanan SABDA YLC ini. Bukan hanya karena temanya yang kuat, tetapi karena saya sadar: inilah komunitas yang saya butuhkan. Komunitas yang mendorong untuk terus bertumbuh — sebagai pemuda Kristen yang belajar mendengar dan taat kepada Tuhan.
Februari adalah awal diskusi YLC, dan Shema adalah panggilan. Saya percaya ini bukan sekadar program, tetapi sebuah gerakan. Dan, saya siap berjalan di dalamnya. Bagi Sahabat SABDA yang berusia 15 — 30 tahun bisa banget untuk mengikuti SABDA YLC ini. Silakan menghubungi kami di WA 0821-3313-3315 untuk informasi selanjutnya ya!
Kesan Mengikuti Evaluasi Kerja Kuartal 1 2025
Halo Sahabat SABDA! Perkenalkan, saya Ryan Nathan, salah satu staf baru di SABDA. Saya ingin membagikan pengalaman pertama saya mengikuti acara evaluasi kerja YLSA kuartal 1 dan rencana kerja kuartal 2 pada 10 April 2025. Saya merasa sangat bersyukur bisa terlibat langsung dalam proses ini. Acara ini bertujuan untuk meninjau hasil pekerjaan dari setiap tim selama tiga bulan pertama pada 2025.
Acara ini diikuti oleh semua tim SABDA, yaitu Steering Committee, SABDA Labs, SABDA Academy, dan SABDA Resources. Meskipun ada beberapa staf yang tidak hadir di kantor SABDA, tetapi mereka tetap bisa berpartisipasi secara online melalui Zoom. Acara ini diawali dengan menyanyikan lagu pujian dan dilanjutkan dengan sesi training yang sangat inspiratif, membangun, dan berguna untuk perkembangan pelayanan SABDA.
Setelah sesi training, presentasi dari setiap tim inti mulai dilakukan. Setiap Penanggung Jawab (PJ) tim inti memaparkan progres kerja, tantangan yang dihadapi, serta rencana dan target pelayanan untuk kuartal 2. Melalui evaluasi ini, kami bisa lebih memahami kekuatan dan kelemahan dalam tim. Salah satu hal yang banyak disoroti adalah kendala dalam manajemen waktu, seperti tugas-tugas yang terlalu mepet dengan deadline, kolaborasi yang baik, dan koordinasi lintas divisi yang lebih efektif.
Saya mendapat wawasan baru untuk bekerja lebih strategis dan efisien. Tidak hanya itu, saya juga belajar pentingnya berkomunikasi dengan jelas, memiliki perencanaan yang matang, dan punya fleksibilitas dalam menyelesaikan tantangan. Evaluasi seperti ini sangat membantu dalam mengenali potensi tim masing-masing, serta menjadi ajang refleksi untuk perbaikan ke depannya. Sesi terakhir diisi dengan menyimak video singkat dari YouTube yang membahas mengenai lingkup AI di dunia sekarang, terutama di sektor pekerjaan.
Sekian kesan saya mengikuti evaluasi kerja kuartal 1 dan rencana kerja kuartal 2 yang dilakukan SABDA. Mari ikuti terus info terbaru dari SABDA dan terlibatlah dalam gerakan digital pelayanan Kristen di Indonesia! Sampai jumpa pada tulisan saya selanjutnya!