KONSELING
Aborsi: Masalah Etis-Rohani 2
Dampak Psikologis pada Pelaku Aborsi
Dampak psikologis pada pelaku aborsi (wanita yang mengandung) bervariasi, baik dalam jenis maupun intensitasnya. Sudah tentu akan ada sebagian pelaku yang akan berkata bahwa aborsi tidak memberi dampak negatif sedikit pun, malah aborsi memberikan rasa lega karena bebas dari masalah. Saya tidak menyangkali akan adanya reaksi seperti itu, sebab bagaimana pun peranan hati nurani sangatlah besar dalam hal dampak psikologis ini. Jika kita tidak memedulikan (membukakan mata terhadap) jeritan hati nurani, maka kita pun akan mampu membenarkan segala tindakan kita. Namun yang benar tetap benar dan yang salah tetap salah, ada atau tidaknya dampak psikologis tidaklah relevan. Di bawah ini saya akan menguraikan beberapa jenis dampak psikologis yang mungkin dialami oleh pelaku aborsi.
Depresi
Depresi adalah penyakit klasik para wanita. Mengapa? Ganti dua huruf depan kata depression (depresi) sehingga menjadi expression (ekspresi). Bila kita tidak mengekspresikan apa yang kita rasakan -- apa yang menganggu kita -- dengan cara yang membangun dan memulihkan, sangat sering hasilnya adalah depresi: cara wanita menangis tanpa air mata.
Bagaimana Mengenali Depresi
Diringkas oleh: Yohanna Prita Amelia
Jika kita ingin mengendalikan depresi, maka kita harus mengenali gejalanya. Depresi bukanlah suatu penyakit yang bisa dikenali menggunakan bantuan termometer. Sering kali, depresi datang berangsur-angsur dan tidak diharapkan, sehingga beberapa wanita tidak dapat melihat penyebabnya.
Temperamen yang Diubahkan
Terminologi
Temperamen adalah kombinasi pembawaan yang kita warisi dari orang tua kita. Pembawaan ini diwariskan melalui gen. Secara sadar atau pun sering kali tidak sadar, temperamen memengaruhi seluruh aspek tindakan kita. Temperamen yang telah "dibudayakan" melalui pembentukan lingkungan disebut sebagai karakter. Sedangkan kepribadian adalah "sosok" yang kita tampilkan dalam relasi dengan orang lain. Bisa jadi, kepribadian sebagai "sosok" yang kita tampilkan berbeda dengan karakter kita yang sesungguhnya. Hal ini bergantung pada kejujuran kita dalam menampilkan diri.
Apa Itu Temperamen
Temperamen adalah kombinasi sifat-sifat yang kita warisi dari orang tua kita. Tidak ada seorang pun yang tahu di mana letak temperamen, tetapi tampaknya ia ada di suatu tempat dalam pikiran atau pusat emosi (sering dirujuk sebagai hati). Dari sana, bersama-sama dengan ciri-ciri manusia lainnya, dihasilkan penampakan dasar. Sebagian besar dari kita lebih menyadari ekspresinya daripada fungsinya.
Bagaimana Aku Tahu Bahwa Aku Telah Menemukan Orang yang Tepat?
... ketika penampilan bukanlah segalanya ...
Anda mengagumi lesung pipitnya dan mengingat lengkung bibirnya saat tersenyum. Anda menyukai seluruh penampilannya. Akan tetapi, bagaimana Anda tahu apakah orang yang Anda sukai ini benar-benar tepat untuk kita?
Mencari yang Terbaik dari Allah
"Aku menantikan TUHAN, jiwaku menanti dan pada firman-Nya, aku berharap. Jiwaku menanti-nantikan Tuhan, melebihi para pengawal menantikan pagi hari, ya, para pengawal menantikan pagi hari." (Mazmur 130:5-6)
Refleksi
Kehidupan Lajang dari Perspektif Wanita
Saudara-saudara pendengar yang kami kasihi di mana pun Anda berada, Anda kembali bersama kami pada acara TELAGA (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Saya Gunawan Santoso bersama Bp. Pdt. Dr. Paul Gunadi dari LBKK (Lembaga Bina Keluarga Kristen), telah siap menemani Anda dalam sebuah perbincangan. Kali ini kami akan berbincang-bincang tentang Kehidupan lajang dari perspektif wanita. Hadir bersama kami pada saat ini Ibu Esther Tjahja Sarjana Psikologi dari Universitas Gajah Mada, yang kini sebagai staf psikologi di Seminari Alkitab Asia Tenggara Malang dan juga hadir bersama kami Ibu Pdt. Dr.
Tuhan Yesus dan Kesetaraan Gender pada Awal Masehi!
Ditulis oleh: Ade Tanesia Pandjaitan
"Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya." (Lukas 10:41-42)
Berpacaran
Apakah orang harus berkencan supaya dianggap normal? Bagaimana orang memulai berkencan? Apakah berpacaran merupakan ide yang baik? Sampai seberapa jauh petting (bercumbu-cumbuan) diperbolehkan? Bagaimana jika kita sudah melangkah terlalu jauh?
Pertanyaan lagi. Pertanyaan lagi. Sungguh banyak pertanyaan apabila sudah sampai pada pembicaraan tentang pacaran dan menentukan sampai di mana batas-batas yang diperbolehkan.
Pertolongan dari Alkitab