Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita
Kunci
"Melalui Dia, segala sesuatu didamaikan dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi maupun di surga, yaitu perdamaian melalui darah-Nya yang tercurah di atas kayu salib." (Kolose 1:20)
Korsase, kamera, dompet, dan jaket! Ya, kami berangkat untuk menghadiri pesta penghargaan yang istimewa -- malam yang mengesankan. Mengesankan karena kami melupakan satu benda kecil -- kunci! Tidak ada yang lebih mengesankan dari memanjat jendela tinggi dengan mengenakan pakaian pesta.
Kehilangan kunci membuat kita sangat frustrasi. Peristiwa yang menyedihkan seperti ini bisa membuat Anda merasa kalut, labil, dan putus asa. Dalam masyarakat kita yang menerapkan "keamanan ketat, kunci berlapis ganda", kunci melambangkan perlindungan dan kekuatan.
Selama bertahun-tahun, saya merasa frustrasi dan labil ketika mencari sebuah kunci penting dalam kehidupan saya -- kunci keselamatan. Saya memunyai jawaban teologis yang berdasarkan Kitab Suci, tetapi pengetahuan dan pengalaman saya kurang memadai untuk dijadikan kunci pas, pembuka pemahaman yang mendalam. Saya dibesarkan di lingkungan Kristen dan bersekolah di sekolah Kristen yang baik, tetapi saya masih belum memunyai kunci pembuka hubungan dengan Kristus yang bermakna penuh.
Tetapi, saya sekarang berdiri di kaki salib-Nya dan mendapatkan kunci untuk menjawab segala pertanyaan saya. Salib itu adalah fokus utama pemahaman saya tentang Alkitab.
1. Salib menunjukkan siapa diri saya.
Kenyataan hidup menjadi fokus utama ketika seseorang menyaksikan orang yang dicintai dikubur, atau menyaksikan orang lain menderita sakit atau cacat. Namun, fokus kita akan lebih tajam apabila kita menyaksikan Kristus yang disalib, kemudian kita merenungkan alasan-alasan Ia mati dengan cara yang seperti itu. Salib menyingkapkan diri saya sebagai pendosa dengan sikap, pikiran, dan perbuatan, yang justru membunuh Tuhan dan Juru Selamat saya.
2. Salib adalah sumber harga diri saya.
Hidup yang nyaman dan penuh dengan "hal-hal penting" tidak selalu membawa seseorang ke kaki salib. Saya merasa kosong tidak berpengharapan setelah saya meninggalkan karier yang bagus, meninggalkan pelayanan untuk sementara waktu, kehilangan satu-satunya mobil bagus kami, dan melakukan sebuah kesalahan yang justru menguras tabungan kami. Di manakah kepercayaan diri saya? Kristus yang disalibkan adalah sumber harga diri saya. Ia memercayai saya. Kasih-Nya bisa menjadi satu-satunya sumber harga diri yang sejati di dalam dunia yang justru sering memutarbalikkan prioritas kita.
3. Salib adalah kunci keselamatkan saya dari dosa.
Godaan yang dihadapi sebagian besar orang Kristen berbentuk pikiran dan pendirian. Merenungkan salib-Nya, menguji kasih-Nya, dan menunjukkan pengampunan dapat menjadi latihan "pertobatan pikiran" yang nyata sehingga kita tidak lagi memberi tempat bagi kepahitan. Karena dosa saya, yang menghancurkan hidup Penyelamat saya, mengapa saya membanggakan diri atau menghakimi orang lain? Kristus sudah mati untuk kita semua, mengapa saya curiga, tidak sabar, atau memikirkan diri sendiri? Ketika merenungkan ini, tidak tersedia ruang untuk dosa tinggal.
Saya sekarang memahami bahwa salib dengan keindahannya adalah kabar sukacita yang dapat mengubah kehidupan seseorang; pada salib [Kristus] saya menemukan pengampunan, pengenalan terhadap diri saya sendiri, harkat diri yang kokoh, dan kekuatan yang dapat mengubah cara pandang. Salib membukakan lumbung berkat dan pengetahuan rohani. Bersama Isaac Watts saya bisa bernyanyi, "Di salib-Nya, salib-Nya, awal aku melihat cahaya." (t/Uly)
Diterjemahkan dari: | ||
Nama buku | : | Close to Home: A Daily Devotional for Women by Women |
Judul asli artikel | : | Keys |
Edisi | : | 14 Mei |
Penulis | : | Jill Hines Richards |
Editor | : | Rose Otis |
Penerbit | : | Review and Herald Publishing Association |
Halaman | : | 161 -- 162 |
Komentar