Skip to main content

Artikel

Perselisihan Antara Orangtua dan Anak dan Bagaimana Cara Mengatasinya

Perselisihan dengan anak dapat terjadi karena adanya pengendalian yang berlebihan, perbedaan pemahaman, perbedaan pribadi, perasaan salah dimengerti, dan kebutuhan yang tidak terpenuhi. Artikel ini membahas beberapa cara yang tidak tepat untuk menyelesaikan perselisihan tersebut, antara lain: menghindar, mengalah, dan kompromi. Terakhir, diberikan 14 cara praktis untuk memecahkan perselisihan.

Wanita di Tempat Kerja Mendahulukan Tuhan

"Wanita di tempat kerja" merupakan ungkapan yang memerlukan pemikiran atau pertimbangan khusus. Pertanyaan tentang kesetaraan pun muncul -- topik yang masih dipermasalahkan oleh masyarakat maju, meskipun pandangan masyarakat tentang wanita yang bekerja telah berubah secara mencolok sejak sekitar ratusan tahun belakangan ini.

Di banyak negara anak-anak perempuan dan lelaki diberi kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan, gadis-gadis pun memasuki dunia kerja dengan sama berambisinya.

Istri yang Bekerja di Luar Rumah

Sudah menjadi realita pada masa kini semakin banyak istri yang bekerja di luar rumah. Mereka bekerja sebagai karyawan di berbagai kantor, instansi, pabrik, rumah sakit, maupun sebagai tenaga pengajar di berbagai bidang pendidikan, atau sibuk dalam berbagai usaha kemasyarakatan, seperti usaha-usaha di bidang sosial, media massa, dan sebagainya. Banyak alasan yang mendorong mereka untuk bekerja di luar rumah.

Pernikahan dalam Aspek Hukum

Hak dan Kewajiban Suami Istri

Dengan telah dipersatukannya seorang laki-laki dan seorang perempuan dalam suatu pernikahan, maka mereka yang dahulunya merupakan pribadi-pribadi yang "bebas" kini menjadi terikat satu sama lainnya. Masing-masing harus mulai membagi segala hal dengan pasangan hidupnya, dan dibatasi kebebasannya. Demi untuk terpeliharanya rumah tangga yang mereka bangun bersama, maka hukum memberi penuntun mengenai hak dan kewajiban suami istri. Beberapa hal yang penting ialah:

Cara Berkomunikasi

Untuk berkomunikasi secara efektif kita tidak bisa hanya menyatakan apa yang kita terima melalui pancaindra, menuangkan pikiran, perasaan dan kemauan kita dalam bentuk perkataan atau tulisan, serta menjelaskan tindakan kita. Kita perlu belajar berbicara untuk diri kita sendiri dengan menggunakan kata ganti "aku, saya, -ku", atau menggunakan apa yang dinamakan pesan aku, bukan pesan kamu. Misalnya, "Saya saat ini masih harus menyelesaikan tugas ini dahulu.

Menikah... Perlukah?

Untuk Anda yang sedang bimbang di luar gerbang pernikahan.

Dahulu, ada orang yang mengatakan bahwa pernikahan itu seperti sebuah benteng. Yang berada di dalam ingin keluar, tetapi yang berada di luar justru ingin masuk. Tampaknya, pendapat itu sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan sekarang ini karena banyak orang yang berada di luar ragu-ragu atau bahkan sama sekali tidak berkeinginan untuk masuk! Jika Anda termasuk salah satu dari orang-orang seperti ini, marilah kita bertukar pikiran.