Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita

Tips

Hidup melajang bukanlah sebuah penyakit. Ini adalah sebuah kesempatan bagi Anda untuk bertumbuh, belajar, dan mengalami hidup sedemikian rupa yang tidak bisa Anda lakukan ketika Anda menikah.

Berikut adalah lima hal untuk dilakukan sementara Anda melajang:

1. Jadilah teguh di dalam iman Anda.

Dalam salah satu postingan sebelumnya, saya membagikan tujuh peringatan kepada para pemimpin Kristen mengenai cara mereka memakai media sosial. Postingan tersebut, berdasarkan topiknya sendiri, tidaklah positif. Akan tetapi, saya sungguh percaya bahwa media sosial dapat digunakan untuk kebaikan dan bagi kemuliaan Allah.

Bagi saya, berhemat memiliki dua bagian. Yang pertama adalah keengganan untuk menghabiskan uang. Anda harus benar-benar memperhatikan kebiasaan belanja Anda dan memutuskan mana yang merupakan kebutuhan dan mana yang bukan. Jika Anda bisa hidup tanpa barang itu, jangan membelinya. Belajar menikmati menabung sebanyak mungkin jika tidak lebih dari sekedar kenikmatan yang Anda dapatkan dari memiliki barang tertentu.

Inilah saatnya untuk mengembalikan sukacita Anda sebagai seorang ibu.

Apa itu spiritualitas?

Bagi banyak orang, spiritualitas berarti menghabiskan waktu sesekali dalam refleksi pribadi. Bagi orang lain, ini mungkin berarti secara sadar mencoba menjalani prinsip-prinsip tertentu, atau berusaha memikirkan masalah penting seperti lingkungan atau tunawisma.

Disiplin spiritual yang berpusat pada Injil

Salah satu pengungkapan terbesar dalam hidup saya adalah: saya dapat memilih pikiran saya dan berpikir pada hal-hal yang menjadi tujuan. Dengan kata lain, saya tidak harus hanya berpikir tentang apa pun yang masuk ke dalam pikiran saya.

Tidak ada orang tua yang ingin memberikan anaknya akses Internet yang bebas sama sekali. Akan tetapi, bagaimana pun juga tidaklah realistis atau bijaksana untuk melarang akses ke apapun. Lalu, bagaimana kita merencanakan jalan yang menghindari dua ekstrim ini namun memaksimalkan keamanan moral dan rohani mereka?

1. Mendidik.



Belajar Alkitab

Belajar Alkitab

"Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya, dia tidak akan menyimpang dari jalan itu." Amsal 22:6, AYT

Pada malam Halloween tahun ini, saya dengan cepat berhenti di sebuah toko kelontong di mana saya tersandung dengan petugas toko yang sibuk menarik permen dari rak. Itu baru jam 6 sore, tetapi mereka menganggap kerumunan trik-or-treat (slogan yang diucapkan pada saat halloween, ketika anak-anak berkunjung ke rumah- rumah untuk mendapatkan permen atau coklat -Red.) telah membeli semua barang-barang yang mereka butuhkan.

Saya telah menghabiskan sekitar 30 tahun mempelajari Firman Allah, dan itu telah benar-benar mengubah hidup saya. Saya berterima kasih kepada Allah untuk apa yang saya ketahui sekarang, tetapi itu tidak terjadi dalam semalam. Jika Anda ingin melihat perubahan dalam wilayah hidup Anda, belajarlah untuk benar-benar mempelajari Alkitab.

Mengapa Saya Harus Belajar Alkitab?

Saya tidak baik hati. Saya seharusnya begitu, tapi tidak.

Itulah yang saya pikir saat masuk ke garasi dan menutup pintu di belakang saya, duduk aman di kepompong rumah saya dan bebas dari pendapat orang lain.

Saya baru saja memikirkan seseorang yang baik hati, dan betapa saya menyukainya, dan betapa saya berharap diri saya sendiri baik hati. Saya tidak bisa menemukan cara untuk bersembunyi dari semua pikiran, dari semua pikiran mengutuk dari semua yang tidak terjadi pada diri saya.

Penderitaan (mulai dari krisis kesehatan dan masalah keuangan hingga pada kesedihan dan hubungan yang rusak) menimpa setiap orang yang hidup di dunia yang rusak ini, seperti orang Kristen dan yang bukan Kristen. Namun, sebagai umat Kristen Anda memiliki akses kepada Roh Kudus yang akan memberi kekuatan kepada Anda untuk mengatasi setiap penderitaan yang Anda hadapi ketika Anda meminta Allah untuk menolong.

Di sini Anda dapat menemukan kekuatan di masa sukar dengan berpaling kepada Allah untuk menolong Anda:

"Etika Timbal Balik lebih daripada hanya memperlakukan orang lain sebagaimana Anda ingin diperlakukan. Ini adalah sebuah perjalanan menuju cara Anda berpikir, merasakan dan berbicara kepada orang lain, juga."
- Georgia Lee

Ingat Etika Timbal Balik?

"Perlakukan orang lain sebagaimana Anda ingin diperlakukan."

Jika tidak ada kesantunan, maka kekasaran yang akan terjadi. Protokol dan kepatutan, etiket dan sikap yang baik sering dipandang sebagai sesuatu yang kaku, kuno dan 'tidak keren'. Kekasaran, kevulgaran, dan kecerobohan dianggap up-to-date, normal dan 'keren' oleh sejumlah orang dewasa di setiap negara yang Anda perhatikan. Anda mungkin ingat iklan kuno pisau cukur yaitu Gillette yang mengatakan kita harus "terlihat tajam, merasa tajam, dan tajam." Itu prinsip yang baik, tapi itu adalah konsep yang ditertawakan hari ini.

Orang-orang bertanya kepada saya tentang apa yang harus dikatakan dan apa yang harus dilakukan bagi orang-orang yang sedang berduka akibat kematian seseorang yang mereka kasihi. Dan saya senang mereka bertanya. Saya senang mereka ingin tahu apa yang benar-benar membantu dan berarti, dan apa yang sangat tidak berguna dan sangat menyakitkan. Dan, seandainya saya bisa memberitahu Anda bahwa saya sendiri selalu mengetahui apa yang harus dikatakan. Namun, kadang-kadang kata-kata saya salah.

Pages