Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita

Butuh Uang, Namun Tidak Cinta Uang

Butuh uang dan cinta uang merupakan dua hal yang berbeda. Namun kedua hal ini dapat menjadi terkait jika kita sudah terpikat dengan cinta uang. Setiap kita pasti membutuhkan uang: untuk membeli makanan, minuman, bahkan untuk ke toilet. Oleh karena itu, tidaklah masuk akal jika ada orang yang mengatakan bahwa kita tidak memerlukan uang lagi, atau bahwa uang adalah jahat. Setiap kita membutuhkan uang, sebab dengannya kita dapat bertransaksi atau melakukan jual beli.

Kebutuhan akan uang di dalam hidup kita sangatlah mendesak. Segala sesuatu yang kita butuhkan selalu berhubungan dengan uang. Sedemikian pentingnya nilai uang di dalam hidup kita, sehingga kadang-kadang membuat kita lupa akan fungsi uang itu. Uang berfungsi untuk melakukan transaksi bukan untuk dicintai!

Kebutuhan akan uang tidaklah sama artinya dengan mencintai uang. Kita butuh makan, tapi tidak cinta makan. Kita mencintai orang yang kita kasihi, tetapi kita tidak mengatakan kita butuh dia dalam pengertian tertentu. Orang yang mencintai uang memiliki ciri-ciri seperti di bawah ini.

1. Segala sesuatu dinilai dengan uang.

Setiap pekerjaan atau barang yang dimilikinya selalu tidak dapat lepas dari nilai uang. Bekerja lebih dari sejam saja ia sudah bersungut-sungut dan berteriak-teriak menuntut uang lembur. Ia tidak mau waktunya itu tidak dinilai dengan uang. Jika diminta mengantar ke suatu tempat harus ada uang jasanya. Hanya meminjam pun dikenakan uang sewa. Tidak ada yang tidak dinilai dengan uang. Orang seperti ini tidak mengerti akan apa yang Yesus katakan di dalam Injil. Yesus berkata, "Kalau seorang penguasa memaksa kalian memikul barangnya sejauh satu kilometer, pikullah sejauh duakilometer." (Matius 5:41)

2. Selalu menuntut dan/atau menghargai orang dengan uang.

Seperti anak kecil yang selalu menuntut atau meminta uang kepada orang tuanya; demikianlah orang yang menuntut atau meminta gaji naik dalam pekerjaan. Anak kecil meminta uang bukan berarti ia butuh, melainkan hanya untuk dipegang saja atau untuk jajan. Sedangkan orang dewasa meminta uang dengan alasan kebutuhannya tidak cukup, padahal kenyataannya besar pasak dari tiang.

Penghargaan kepada orang hanya diberikan dalam bentuk uang tidak dalam bentuk kasih. Sepertinya lebih susah bagi kita untuk mengucapkan kata terima kasih kepada seseorang, dibandingkan dengan memberinya amplop. Budaya memberi sogok lebih enak diterima daripada kasih itu sendiri lewat ucapan terima kasih.

3. Pikiran dan tujuan hidupnya selalu uang, kekayaan, harta, atau sejenisnya.

"No money no time", "Cari uang dahulu baru cari Tuhan", "Sekolah setinggi-tingginya supaya kamu dapat banyak uang", "Kerja yang keras supaya banyak uang". Ungkapan-ungkapan di atas sering terjadi di masyarakat kita. Kita terjebak dengan cinta uang. Perhatikan bahwa Allah mengatakan akar segala kejahatan ialah cinta uang.(1 Timotius 6:10)

Hanya karena uang, terjadi pembunuhan. Karena rebutan warisan, maka terjadi permusuhan antarsaudara. Uang, uang, uang... adalah sumber kejahatan JIKA kita tidak menggunakan dengan tepat. Sebaliknya, uang dapat menjadi sumber berkat JIKA digunakan dengan baik. Di manakah posisi kita berada sekarang ini? Tidak ada kata atau posisi di antaranya, yang ada adalah cinta uang atau cinta Tuhan!

Diambil dan disunting dari:

Judul majalah : Masah, Edisi 4, Tahun II/2003
Penulis : Tidak dicantumkan
Penerbit : Pelayanan Komunikasi dan Informasi Youth With A Mission Indonesia, 2003
Halaman : 15
Tipe Bahan: 
Kolom e-Wanita: 
kategori: 

Komentar