Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita

Aku Telah Melihat Tuhan

Hari Minggu pagi itu, Tuhan memilih seorang perempuan untuk menyaksikan dan mengalami kuasa yang didemonstrasikan Tuhan melebihi kuasa apapun di dunia ini, kuasa kebangkitan. Maria Magdalena pergi (saya percaya pada saat itu dia pergi dengan perasaan yang bercampur di dalam hatinya) untuk menjumpai murid-murid Yesus yang lain. Pesan yang disampaikannya singkat, namun penuh makna, "Aku telah melihat Tuhan" (Yohanes 20:18).

Bulan Maret lalu, dalam perjalanan kembali ke Indonesia, saya membisikkan kata-kata yang sama dalam hati: "Aku telah melihat Tuhan." Saya melihat-Nya dalam hidup dan kesaksian rekan-rekan sekerja, Koordinator Women Ministry dari sepuluh negara basis Open Doors yang ikut menghadiri Women to Women Consultation di Kelkheim, Jerman. Saya melihat kuasa kebangkitan menggerakkan mereka keluar dari zona aman pergi ke zona konflik, seperti Nigeria, untuk bertemu dan menguatkan janda-janda martir serta kaum perempuan yang mengalami aniaya. Mereka menangis dan berdoa bersama. Luar biasa saat mendengar kesaksian mereka setelah kembali dari Nigeria, mereka berkata, "Aku telah melihat Tuhan."

Mereka melihat kuasa yang sama berkarya dalam hidup kaum perempuan dari gereja yang teraniaya di Nigeria, kuasa yang memampukan mereka untuk mengampuni pembunuh yang telah menewaskan orang-orang yang mereka kasihi.

Mengapa Yesus memilih Maria Magdalena untuk datang pada Minggu pagi itu? Jawaban yang belum saya ketahui hingga saat ini. Yang saya tahu, setiap perempuan memiliki panggilan unik yang Tuhan tempatkan dalam hidup kita, dan secara khusus, melalui Women to Women (Women Ministry Open Doors), Tuhan memanggil kaum perempuan untuk lebih dari sekadar menguatkan Tubuh-Nya yang teraniaya, saya percaya Tuhan memanggil kita untuk menyaksikan dan mengalami kuasa-Nya lewat kehidupan dan kesaksian kaum perempuan dari gereja yang teraniaya.

Mereka yang berkata: "Dengan kasih Kristus aku telah mengampunimu" kepada orang-orang yang menganiaya suami dan anak-anak mereka. Bukankah hanya melalui kuasa yang sama yang membangkitkan Yesus dari antara orang mati, mereka dapat melakukan hal itu? Kuasa yang sama yang membuat kubur itu menjadi kosong, yang bergerak di tengah-tengah kehidupan orang-orang yang percaya pada-Nya hingga mereka dimampukan untuk melakukan hal-hal mulia.

Bagaimana dengan Saudari? Maukah Saudari mengalaminya dan bersaksi, "Aku telah melihat Tuhan melalui kehidupan saudari-saudariku yang dianiaya?" Saya percaya pada saat yang sama, kaum perempuan dari gereja yang teraniaya juga akan bersaksi, "Aku telah melihat Tuhan melalui pelayananmu."

Diambil dan disunting seperlunya dari:

Judul buletin : Open Doors, Mei -- Juni, Volume 17, No. 3
Penulis : Yayasan Obor Damai Indonesia
Halaman : 10 -- 11

Dipublikasikan di: http://kesaksian.sabda.org/aku_telah_melihat_tuhan

Komentar