Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita

Apa Artinya Memiliki Kemerdekaan dalam Kristus?

Dengan pembongkaran Uni Soviet pada tahun 1991 dan dibukanya tirai besi setelah itu, Eropa Timur dengan penuh sukacita merayakan kemerdekaan mereka yang telah lama ditolak.

Namun, beberapa "kemerdekaan" pertama yang dilaksanakan di negara-negara yang sebelumnya berpaham komunis ini adalah mengumbar pornografi, prostitusi, narkoba, dan kejahatan yang terorganisir.

Beberapa orang pasti memiliki konsep yang keliru mengenai kemerdekaan.

Secara teologis, beberapa orang merasakan kemerdekaan yang sama dengan tidak mengamati apa yang mereka anggap sebagai praktik-praktik "Perjanjian Lama". Mereka merasa bebas dari hukum. Mereka merasa bahwa beban hukum telah diangkat, dan mereka tidak lagi terikat. Mereka percaya bahwa mereka bebas dari "tata cara Yahudi" dan bahwa Kristus telah melakukan segala sesuatu untuk mereka, membebaskan mereka dari segala praktik kecuali kewajiban samar-samar untuk "mengasihi" Allah dan sesama mereka.

Gambar: Women Freedom

Kemerdekaan palsu dinubuatkan.

Alkitab memperingatkan tentang janji-janji kebebasan yang palsu. Salah satu peringatan tersebut berasal dari Petrus, "Sebab mereka mengucapkan kata-kata yang congkak dan hampa dan mempergunakan hawa nafsu cabul untuk memikat orang-orang yang baru saja melepaskan diri dari mereka yang hidup dalam kesesatan. Mereka menjanjikan kemerdekaan kepada orang lain, padahal mereka sendiri adalah hamba-hamba kebinasaan, karena siapa yang dikalahkan orang, ia adalah hamba orang itu. Sebab jika mereka, oleh pengenalan mereka akan Tuhan dan Juru Selamat kita, Yesus Kristus, telah melepaskan diri dari kecemaran-kecemaran dunia, tetapi terlibat lagi di dalamnya, maka akhirnya keadaan mereka lebih buruk dari pada yang semula. Karena itu bagi mereka adalah lebih baik, jika mereka tidak pernah mengenal Jalan Kebenaran dari pada mengenalnya, tetapi kemudian berbalik dari perintah kudus yang disampaikan kepada mereka. Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini: "Anjing kembali kepada muntahannya sendiri" dan "Babi yang telah dibersihkan, kembali lagi berkubang di lumpur" (2 Petrus 2:18-22).

Tidak seorang pun berpendapat bahwa Kristus tidak datang untuk membawa kebebasan. Lukas menulis bahwa Yesus pergi ke Nazaret, "kota tempat Ia dibesarkan. Seperti kebiasaan-Nya, Yesus pergi ke sinagoge pada hari Sabat dan berdiri untuk membaca. Kitab Nabi Yesaya diberikan kepada-Nya, lalu Ia membuka kitab itu dan menemukan bagian yang menuliskan, 'Roh Tuhan ada pada-Ku, karena Ia telah mengurapi Aku untuk memberitakan Kabar Baik kepada orang-orang miskin. Ia mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada para tawanan, dan pemulihan penglihatan kepada orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, dan untuk mengabarkan bahwa tahun rahmat Tuhan sudah datang.'"(Lukas 4:16-19, penekanan ditambahkan dalam keseluruhan.)

Yesus Kristus membawa kemerdekaan sejati.

Kristus datang untuk membebaskan kita dari dosa melalui korban penebusan-Nya. Ibrani 2:14-15 memberi tahu kita bahwa Yesus "menjadi sama dalam kemanusiaan mereka sehingga dengan kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut, dan membebaskan mereka yang sepanjang hidup mereka berada dalam perhambaan oleh karena takut kepada maut" (New International Version).

Upah dosa adalah maut (Roma 6:23). Kristus membayar hukuman mati bagi kita, membebaskan kita dari hukuman mati melalui pengorbanan-Nya. Kita telah dibebaskan, tetapi, seperti yang ditulis Paulus, kebebasan ini tidak memberikan lisensi atau izin untuk terus melakukan hal-hal yang membawa pada hukuman kematian (Roma 6:11-22). Paulus menulis dalam Galatia 5:13, "Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih" (Galatia 5:13).

Panggilan Tuhan membebaskan kita dari konsep-konsep rohani yang salah. Galatia 4:3-7 mengatakan: "Demikian pula kita: selama kita belum akil balig, kita takluk juga kepada roh-roh dunia. Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak. Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: 'ya Abba, ya Bapa!' Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah".

Seorang Kristen dipanggil keluar dari takhayul, kesalahan, perbudakan, penipuan, rasa bersalah, kebejatan, kebodohan, dan kehidupan destruktif, dari menjadi tawanan Setan dan menghadapi kematian kekal. Dia dipanggil menuju kemerdekaan dalam Kristus, menerima pengampunan dosa melalui darah-Nya yang tercurah, sekarang mengetahui kebebasan dari rasa bersalah, kesadaran akan kebenaran Allah, dan sebagai pemberian cuma-cuma, pengharapan hidup yang kekal.

Namun, Kitab Suci memang menunjukkan bahwa kebebasan rohani yang sesungguhnya harus mencakup kriteria berikut, yang terkait dengan pengorbanan Yesus untuk dosa-dosa kita. Mari secara singkat kita melihat hal-hal ini.

Freedom in Christ

Kemerdekaan melalui kebenaran Allah.

Kristus berdiskusi dengan sekelompok orang yang menipu diri mereka sendiri untuk mengira bahwa mereka bebas. "Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepada-Nya. Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: 'Jika kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar murid-Ku, dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan membebaskan kamu." Mereka menjawab, "Kami adalah keturunan Abraham dan tidak pernah menjadi hamba siapa pun. Jadi, mengapa Engkau berkata, 'Kamu akan bebas?'" (Yohanes 8:31-33).

Jelas, mereka menipu diri mereka sendiri, tidak mengakui bahwa bahkan pada waktu itu tanah mereka tidak lebih dari wilayah yang diduduki di bawah penaklukan Kekaisaran Romawi yang perkasa. Semua orang sangat menyadari bahwa mereka adalah orang-orang tawanan.

Dalam tiga ayat berikutnya, Yesus menjawab, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa. Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap tinggal dalam rumah. Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka."

Menurut Kristus, seseorang tidak bisa bebas secara rohani kecuali dia memiliki kebenaran, yang adalah firman Tuhan (Yohanes 17:17). Jelas, orang itu harus mengerti kebenaran itu. Banyak orang memiliki Alkitab di dalam rumah mereka, tetapi tidak membacanya ataupun tidak bisa memahaminya. Hanya sedikit orang menyadari tentang kemerdekaan yang datang dari pemahaman akan firman Tuhan.

Kemerdekaan melalui Roh Kudus.

Kitab Suci menunjukkan bahwa Roh Allah menuntun kita kepada kebenaran (Yohanes 16:13). Hal ini membantu kita memahami Alkitab (1 Korintus 2:10-14). Pemahaman rohani ini mengarah kepada kemerdekaan.

Paulus menulis dalam 2 Korintus 3:17, " Tuhan adalah Roh dan di tempat Roh Tuhan hadir, di sana ada kemerdekaan.".

Kita tahu bahwa Roh Kudus adalah karunia yang berharga yang diberikan oleh Allah berdasarkan pertobatan, penerimaan Kristus, baptisan air, kesediaan untuk taat dan penumpangan tangan (Kisah Para Rasul 2:38; 5:32; 8:14-17).

Kemerdekaan melalui hukum Allah.

Semua orang sangat membutuhkan kebebasan, tetapi kita dengan cepat menyadari bahwa kebebasan menuntut harga. Seseorang dengan nada bercanda berkata, "kebebasan mutlak adalah mampu melakukan apa yang Anda mau tanpa mempertimbangkan siapa pun kecuali pasangan Anda dan anak-anak Anda, perusahaan dan bos, tetangga dan teman-teman, polisi dan pemerintah, dokter dan gereja."

"Semua orang sangat membutuhkan kebebasan, tetapi kita dengan cepat menyadari bahwa kebebasan menuntut harga. "

Facebook Twitter Telegram WhatsApp

Dalam masyarakat manusia, kekacauan terjadi jika kita hanya memperhatikan kepentingan kita sendiri. Hukum diperlukan untuk menjamin kebebasan. Hal ini juga berlaku dengan hukum rohani Allah. Mazmur 119 merupakan penghargaan yang indah untuk kebebasan yang datang melalui ketaatan kepada hukum Allah. Perhatikan ayat 44 dan 45: "Aku hendak berpegang pada Taurat-Mu senantiasa, untuk seterusnya dan selamanya. Aku hendak hidup dalam kelegaan, sebab aku mencari titah-titah-Mu".

Yakobus menyebut hukum Tuhan "hukum yang memerdekakan," atau kebebasan ketika ia mengatakan bahwa "barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya" (Yakobus 1:25). Dia melanjutkan di pasal berikutnya: "Berkatalah dan berlakulah seperti orang-orang yang akan dihakimi oleh hukum yang memerdekakan orang" (ayat 12).

Sayangnya, beberapa orang mengklaim kebebasan beragama melalui Kristus sementara merendahkan hukum-Nya dan menolak untuk tunduk kepadanya. Yesus Kristus, sebagai contoh sempurna dari kebebasan, menaati perintah Allah (Yohanes 15:10). Kebebasan sejati tidak mungkin terpisah dari, tetapi harus datang dari keselarasan dengan, perintah-perintah Allah. Seperti yang ditanyakan Kristus dalam Lukas 6:46, "Mengapa kamu berseru kepada-Ku 'Tuhan, Tuhan,' padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?" Juga: "Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah" (Matius 19:17).

Freedom in Bible

Ketaatan penuh kasih pada hukum Allah bukanlah upaya untuk mencapai keselamatan oleh perbuatan, melainkan merupakan sebuah respons tulus, jujur, ingin melayani, dan menyenangkan Allah penguasa alam semesta yang besar, yang memberi hukum rohani-Nya untuk kesejahteraan kita sendiri. Ini bukan soal apa yang nyaman, tetapi tentang apa yang menyenangkan Allah. Adalah sebuah ironi bahwa, sementara kita mendapatkan kebebasan melalui Kristus, kita menjadi hamba-Nya, sebagaimana tercantum dalam 1 Korintus 7:22: "Sebab seorang hamba yang dipanggil oleh Tuhan dalam pelayanan-Nya, adalah orang bebas, milik Tuhan. Demikian pula orang bebas yang dipanggil Kristus, adalah hamba-Nya".

Pada akhirnya, kebebasan sejati datang melalui kebangkitan pada saat kedatangan Kristus. Seperti yang dijelaskan Paulus dalam Roma 8:21, "makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah".

Allah, percepatlah hari itu! (t/Jing-Jing)

Download Audio

Diterjemahkan dari:
Nama situs : United Church of God
Alamat situs : https://www.ucg.org/the-good-news/what-does-it-mean-to-have-freedom-in-christ
Judul asli artikel : What Does It Mean to Have Freedom in Christ?
Penulis artikel : Rainer Salomaa
Tanggal akses : 7 September 2016

Tipe Bahan: 
Kolom e-Wanita: 
kategori: 

Komentar