Teks ini menggambarkan perjalanan hidup seorang ibu yang penuh dedikasi untuk keluarganya, mencerminkan peran wanita yang kuat dan berharga sebagaimana digambarkan dalam Amsal 31. Setiap wanita dapat mulai menjadi berkat bagi orang-orang terdekat dengan tindakan sederhana yang dilakukan penuh syukur dan kesetiaan, sehingga menciptakan dampak positif dalam kehidupan sehari-hari mereka. Layanan kepada sesama dan rasa syukur adalah inti dari kehidupan yang memuliakan Tuhan.
- Amsal 31
- peran wanita
- kehidupan sehari-hari
- melayani sesama
- syukur dan kesetiaan
- saluran berkat
- Bacaan dari Amsal 31:10-31 menyoroti peran penting wanita dalam keluarga dan masyarakat.
- Ibu penulis mencurahkan hidupnya untuk mendukung pendidikan anak-anaknya, menunjukkan kerja keras dan ketulusan.
- Wanita dalam Amsal 31 digambarkan sebagai sosok yang dapat dipercaya dan penuh tanggung jawab, sehingga memberkati suami dan keluarganya.
- Dia mampu mengelola rumah tangga, mengembangkan karier, dan tetap peduli terhadap orang lain yang membutuhkan.
- Penampilan wanita dalam Amsal 31 selalu rapi, dan mereka memiliki rasa takut akan Tuhan.
- Pentingnya memberikan pelayanan dan kasih mulai dari keluarga, sebagai bagian dari iman dan syukur.
- Kehadiran dan kasih yang ditunjukkan kepada orang terdekat dapat memberikan berkat dan memuliakan nama Tuhan.
Bacaan: Amsal 31:10-31
Saat berbincang santai dengan ibu saya yang berumur 83 tahun, saya menarik-narik pelan kulit tangannya yang sudah menggelambir. Ya, saya ingat bagaimana tangan itu kadang harus mengangkat papan-papan jati yang besar dan berat ketika ia membuka dan menutup toko rotinya yang mungil. Dengan senyum, setiap hari ia melayani pelanggannya selama hampir 30 tahun. "Dulu tangan ini kuat untuk bekerja sehingga kalian bertujuh bisa bersekolah dan mandiri. Sekarang aku berbahagia dan bersyukur atas hidupku," simpulnya saat mengenang masa ia berjuang demi hari depan anak-anaknya.
Peran wanita dalam Amsal 31 sungguh luar biasa. Ia dapat dipercaya, dan olehnya, suaminya diberkati (ayat 11,12). Ia rajin dan dapat mengatur rumah tangga dengan baik, hingga anak-anak dan suaminya sangat menghargainya (ayat 13-15,27, 28). Ia meniti karier (ayat 16-18), tetapi masih sempat memerhatikan orang lain yang membutuhkan pertolongan (ayat 20). Penampilannya selalu apik (ayat 22). Ia takut akan Tuhan (ayat 30). Ia melayani sesama sebagai perwujudan imannya kepada Tuhan.
Meski mungkin tak selengkap gambaran Amsal 31, setiap wanita juga dapat mulai memberi hidup bagi sesama, sejak hari ini. Dan bisa mulai dari keluarga, yang ditemui setiap hari. Mulai dari hal yang biasa dilakukan untuk mereka. Bila semuanya dilakukan dengan penuh syukur dan kesetiaan, kelak akan timbul kekaguman karena Tuhan memakai hidup keseharian seorang wanita menjadi berkat dan memuliakan nama Tuhan.
Orang-orang terdekat kita, apakah mereka merasakan kehadiran, kasih, dan pelayanan kita?
Jadikan hidup sebagai saluran berkat mulailah dari orang-orang terdekat.
Diambil dari:
Nama situs | : | Alkitab SABDA |
Alamat URL | : | http://alkitab.sabda.org/ |
Penulis | : | YS |
Tanggal akses | : | 12 Desember 2011 |