Skip to main content

Hidup yang Sederhana

Hidup sederhana dan fokus pada satu tujuan, seperti yang diajarkan Yesus, adalah kunci untuk mencapai kesucian dan mengenal Allah dengan lebih baik. Meskipun jalan hidup Kristen penuh tantangan, pengorbanan untuk memahami dan menaati-Nya menjanjikan kebahagiaan sejati. Kerajaan Allah membutuhkan perjuangan, dan mengenal Kristus adalah ganjaran terbesar bagi setiap pengikut-Nya.

  • hidup sederhana
  • Kesucian
  • Kerajaan Allah
  • tujuan
  • sukacita
  • mengikuti Kristus
  • Hidup sederhana adalah kunci untuk mencapai ketabahan dan konsentrasi.
  • Kierkegaard menyatakan bahwa hidup suci berfokus pada satu tujuan tunggal.
  • Memasuki Kerajaan Allah mudah, tetapi membiarkannya masuk ke dalam diri kita adalah tantangan.
  • Yohanes Pembaptis dicontohkan sebagai teladan karena fokusnya yang jelas pada tujuan.
  • Beberapa tugas dalam kehidupan Kristen mudah dilakukan, sementara pemahaman yang lebih dalam tentang Allah jauh lebih sulit namun krusial.
  • Mengenal Allah dan menjalin hubungan dengan-Nya adalah ganjaran terbesar dalam hidup Kristen.
  • Mundurnya seseorang dari iman berarti kehilangan arah dan ketiadaan, sedangkan melangkah maju walaupun sulit menjanjikan ganjaran.
  • Kesadaran akan dipilih oleh Kristus membawa sukacita yang mendalam.
  • Yesus memperingatkan agar tidak menoleh ke belakang dalam perjalanan iman.

Tuhan, dengan pertolongan-Mu aku akan mencoba hidup sederhana. Kierkegaard berkata bahwa hidup yang suci adalah hidup yang lurus dengan satu keinginan. Gangguan yang mengalihkan perhatianku adalah musuhku, dan dunia memang berfungsi untuk menggangguku. Yesus mengajarku untuk memiliki "mata tunggal", yaitu mata yang hanya tertuju pada satu tujuan atau sasaran. Kesucian tidak mengizinkan adanya perhatian yang terbagi. Ada pemahaman ceroboh mengenai hidup yang sederhana. Hidup yang sederhana memungkinkan munculnya ketabahan dan konsentrasi.

Semakin lama aku hidup, semakin aku sadar bahwa Kerajaan Allah harus "didapatkan dengan perjuangan". Memasuki Kerajaan Allah adalah hal yang paling mudah, tetapi membiarkan Kerajaan Allah masuk ke dalam diriku amat sulit. Mengapa Yesus menyebut Yohanes Pembaptis sebagai salah seorang yang terbesar? Kupikir karena Yohanes hanya memunyai satu tujuan. Ia tidak menyimpang dari tujuannya. Ia seperti anak panah yang melesat lurus.

Ada beberapa hal yang dapat kukerjakan dengan mudah dalam kehidupan Kristen, misalnya berkhotbah, mengenalkan seseorang kepada Kristus, dan menulis artikel Kristen. Sementara hal yang sebenarnya jauh lebih penting amatlah sukar hingga menyita seluruh kemampuan dan waktuku, misalnya belajar tentang Allah, mengenal Dia dengan baik, mencontoh, dan menaati-Nya. Semua itu adalah hal-hal yang abadi, sama seperti iman, pengharapan, dan kasih.

Ya, Allah, Engkau tak pernah mengatakan kepadaku betapa sukarnya jalan hidup Kristen itu. Engkau biarkan aku sendiri menemukannya. Jika aku tahu, aku tak pernah mau mengikuti Engkau. Namun, sekali mulai, aku tak dapat mundur lagi. Mundur berarti berjalan ke arah ketiadaan. Berjalan maju memang sulit, tetapi usaha ini menjanjikan suatu ganjaran. "Bahwa aku dapat mengenal Dia" seperti yang dikatakan Rasul Paulus (Filipi 3:10). Maka jalan itu adalah milikku. Ganjaran hidup yang terbesar adalah mengenal Engkau! Aku mengalami sukacita karena hatiku telah tersita oleh Kristus! Tiada kegembiraan sebesar sukacita seseorang yang mengetahui bahwa dia dipilih Kristus, menjadi pengikut-Nya, dan memunyai tujuan tertentu. Sukacita seperti yang terdapat dalam Lukas 15 bukan hanya tentang sukacita anak hilang yang telah ditemukan kembali, tetapi juga karena yang sudah selamat dipulihkan kembali.

Tetapi Yesus berkata: "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah." (Lukas 9:62)

Diambil dan disunting seperlunya dari:

Judul buku : Setiap Hari bersama Tuhan Rajaku
Judul asli buku : Daily With The King
Penulis : W. Glyn Evans
Penerjemah : Iwansutra Pranayoga, Sri Wandaningsih, Suciati, Jenny Natanael
Penerbit : BPK Gunung Mulia, Jakarta 2001
Halaman : 23--24
Tipe Bahan
Kolom e-Wanita