Setiap orang mengharapkan perubahan menuju kehidupan yang lebih baik, namun kadang perubahan tersebut membawa tantangan dan ketidakpastian. Contohnya, Yusuf dan Maria yang harus pergi ke Mesir menghadapi kesulitan baru setelah menerima kabar baik dari Majus. Dalam menjalani perubahan yang tidak menyenangkan, penting untuk memiliki sikap hati yang siaga dan dekat dengan kehidupan rohani, agar kita dapat menghadapi segala situasi tanpa terbebani oleh tuntutan jasmani yang tidak ada habisnya.
- perubahan jasmani
- tantangan budaya
- kehidupan rohani
- perubahan sikap hati
- konflik
- semangat
- Setiap orang mengharapkan perubahan yang lebih baik dalam hidup mereka, seperti peningkatan pendapatan atau kehidupan keluarga yang bahagia.
- Perubahan yang tidak menyenangkan juga dapat terjadi dan harus dihadapi dengan kesiapan.
- Kisah Yusuf dan Maria menggambarkan tantangan ketika mereka harus melarikan diri ke Mesir setelah kelahiran Yesus, menghadapi bahasa dan budaya baru.
- Respon positif terhadap perubahan negatif dapat membantu dalam mengatasi kesulitan, seperti yang terlihat di daerah yang pernah mengalami konflik.
- Perubahan fisik bersifat sementara, sedangkan pentingnya perubahan sikap hati dan kedekatan dengan spiritualitas adalah lebih mendasar.
- Penting untuk mengembangkan semangat agar mampu menghadapi tantangan dan tidak semata-mata mengikuti keinginan jasmani.
- Memulihkan semangat dan ketahanan dalam menghadapi kejadian sulit adalah kunci untuk pengembangan diri.
Setiap orang mengharapkan terjadinya perubahan yang lebih baik atau yang menyenangkan dalam kehidupannya. Kita mengharapkan agar tiap tahun pendapatan kita bertambah, memiliki kendaraan pribadi yang lebih baik, berharap punya anak setelah menikah, dan sebagainya. Perubahan jasmani menuju arah yang lebih baik memang bagus dan menyenangkan. Namun, bagaimana jika perubahan jasmani tersebut menuju arah yang lebih jelek atau buruk?
Setelah Yusuf dan Maria didatangi oleh orang-orang Majus, pada malam harinya Yusuf juga didatangi oleh malaikat Tuhan, yang berkata "Bangunlah, ambillah anak itu serta ibunya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman" (Matius 2:13-14). Baru saja mereka merasa senang karena kedatangan orang-orang Majus yang memberikan sesuatu dan menjadi tanda yang menguatkan mereka. Namun, sekarang mereka harus pergi ke Mesir dan tinggal di sana. Mereka harus menghadapi tantangan yang berat, seperti bahasa asing, budaya lain, dan tidak tahu sampai kapan mereka harus tinggal di Mesir. Risiko besar ada di depan mata mereka. Tetapi Yusuf dan Maria siap, sehingga dalam ayat selanjutnya diceritakan bahwa pada malam itu juga mereka menyingkir ke Mesir.
Perubahan jasmani yang tidak menyenangkan, apabila disikapi dengan hati yang siaga, tidak akan menjadi masalah. Baru-baru ini saya mengunjungi suatu daerah yang pernah mengalami konflik. Hingga kini kehidupan masyarakat di sana masih belum kembali seperti sebelum konflik terjadi. Masih terlihat puing-puing bangunan yang terbakar. Namun, saya melihat ada sesuatu yang lain. Orang-orang yang tinggal di daerah itu lebih gampang menerima kenyataan, sehingga mereka tidak melakukan aksi unjuk rasa atau demo kepada pemerintah dan tidak bersikap antipati terhadap kelompok yang memicu terjadinya konflik.
Perubahan jasmani adalah hal yang semu, yang penting adalah perubahan sikap hati. Kembangkanlah kehidupan rohani kita menjadi semakin dewasa dengan menjadi dekat pada firman-Nya, dan milikilah semangat, agar kita mampu menghadapi perubahan yang tidak menyenangkan serta tidak hanya menuruti keinginan atau tuntutan jasmani yang tidak pernah ada habisnya. Utamakanlah perubahan yang lebih baik di dalam hati daripada perubahan secara jasmani.
Orang-orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya, tetapi siapa akan memulihkan semangat yang patah? (Amsal 18:14)
Diambil dan disunting seperlunya dari:
| Nama buletin | : | Kasih Dalam Perbuatan (KDP), Edisi November -- Desember 2008 |
| Penulis | : | Tidak dicantumkan |
| Penerbit | : | Yayasan Kasih Dalam Perbuatan, Surabaya |
| Halaman | : | 1 |
Dipublikasikan di: http://misi.sabda.org/menerima-kenyataan-perubahan