Karya Yesus di dunia dapat diringkas sebagai kemenangan, di mana Ia menderita di kayu salib dengan penuh ketahanan sebagai Juru Selamat yang tidak berdosa. Melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Yesus mengalahkan Iblis dan kematian, meraih kemenangan yang mengantarkannya ke surga sebagai Pengantara bagi semua yang percaya, menjamin keselamatan dan memberi harapan akan pemerintahan-Nya yang penuh di masa depan.
- Kemenangan Yesus
- Menderita di Salib
- Juru Selamat
- Kekuatan jahat
- Kata-kata terakhir
- Kebangkitan-Nya
- Pengantara kita
- Yesus menunjukkan kemenangan atas kegelapan melalui penderitaan-Nya di Getsemani.
- Di kayu salib, Yesus menjadi Juru Selamat meskipun terlihat sebagai korban.
- Dia tidak berbuat dosa meski mengalami berbagai cobaan dari Iblis.
- Melalui kehidupan-Nya, Yesus menunjukkan kuasa-Nya dan mengalahkan musuh yang kuat, Iblis.
- Kata-kata terakhir Yesus di kayu salib menandakan kemenangan, dengan pernyataan "tetelestai" yang berarti "sudah selesai".
- Yesus menghapus surat utang dan mengalahkan penguasa-penguasa jahat dengan penyaliban-Nya.
- Kebangkitan-Nya adalah bukti kemenangan Yesus atas kematian dan Iblis.
- Setelah naik ke surga, Yesus berfungsi sebagai Pengantara bagi umat-Nya dan menjamin keselamatan bagi yang percaya kepada-Nya.
- Kita menantikan hari dimana setiap orang akan mengakui Yesus sebagai Tuhan.
Dalam pengertian yang sangat riil, kita dapat meringkas karya Yesus di dunia dalam satu kata -- kemenangan. Dia menderita di Getsemani untuk mengalahkan kegelapan yang kita timbulkan sendiri.
Menderita di Salib Sebagai Juru Selamat
Ketika tergantung di kayu salib, Dia pasti tampak seperti seorang pecundang -- korban -- yang dipukul berkali-kali dan berlumuran darah. Meski mengucapkan kata-kata yang menunjukkan penderitaan yang hebat, Dia tidak turun dari kayu salib itu tatkala ditantang untuk melakukannya. Dia tetap dipaku di balok kayu itu hingga saat kematian-Nya. Dia tergantung di sana sebagai "Juru Selamat dunia" (1 Yohanes 4:14). Dia telah dicobai dan diuji dengan segala cara yang dapat dipikirkan, "hanya tidak berbuat dosa" (Ibrani 4:15).
Melalui kehidupan-Nya yang tidak berdosa dan mukjizat-mukjizat-Nya, Yesus telah menunjukkan kuasa-Nya atas Iblis dan seluruh kekuatan jahat. Dia telah mengikat "orang kuat itu" (Matius 12:29). Namun demikian, Iblis masih merupakan musuh yang sangat kuat dan belum mengaku kalah, tetapi ia telah dikalahkan. Maka dari itu, apabila kita menyerahkan diri kepada Allah dan menolak Iblis, ia akan lari dari kita (Yakobus 4:7).
Mati Sebagai Sang Penakluk
Kata-kata terakhir Yesus dari kayu salib adalah kata-kata seorang penakluk. Setelah 3 jam diliputi kegelapan, dengan penuh kemenangan Dia berseru, "tetelestai", yang berarti "sudah selesai". Dia tahu bahwa Dia telah menanggung penderitaan di neraka dan telah mengosongkan cawan murka Allah terhadap dosa. Kini Dia dapat membiarkan Roh-Nya terangkat dari tubuh-Nya.
Paulus menyatakan bahwa Yesus "menghapuskan" surat utang "yang mendakwa dan mengancam kita". Kemudian dengan penuh kemenangan Paulus menambahkan, "Itu ditiadakan-Nya dengan memakukan-Nya pada kayu salib: Ia telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka." (Kolose 2:13-15)
Bangkit dari Kematian Sebagai Pemenang
Setelah menang atas Iblis dengan membayar hukuman dosa di kayu salib, Yesus menyatakan kemenangan ini melalui kebangkitan-Nya. Karena kemenangan-Nya di kayu salib, "tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu" (Kisah Para Rasul 2:24). Maut kehilangan "sengat"-nya (1 Korintus 15: 55).
Naik ke Surga Sebagai Pengantara yang Menang
Ketika naik ke surga, Yesus dengan penuh kemenangan memasuki dan mengambil tempat untuk dimuliakan secara universal. Dia hidup untuk menjadi Pengantara kita (Ibrani 7:25). Kita yang telah diperdamaikan dengan Allah dengan memercayai Yesus, dijamin mendapat keselamatan penuh dan tertinggi melalui "hidup-Nya" (Roma 5:10).
Kita hidup untuk sementara di antara kenaikan-Nya dan kedatangan-Nya. Saat ini Dia sudah memerintah, tetapi pemerintahan-Nya belum sepenuhnya diwujudkan. Suatu hari kelak, setiap lutut akan bertelut di hadapan-Nya dan "segala lidah mengaku: 'Yesus Kristus adalah Tuhan', bagi kemuliaan Allah, Bapa!" (Filipi 2:5-11). Kita menantikan hari itu dengan penuh keyakinan karena mengetahui bahwa Yesus telah menang.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
| Judul buku | : | The Passion of Christ |
| Judul asli buku | : | The Passion of Christ |
| Penulis | : | Martin R. De Haan II |
| Penerjemah | : | Ellen Hanafi |
| Penerbit | : | Gloria, Yogyakarta 2005 |
| Halaman | : | 64 -- 67 |