Natal seharusnya tidak menjadi pelarian dari kenyataan hidup, tetapi untuk mengajak kita masuk ke dalamnya dengan iman. Kristus datang untuk memberikan keberanian dan kedamaian di tengah konflik, bukan untuk melindungi kita dari kenyataan pahit. Dalam momen kelahiran-Nya, ada panggilan untuk menghadapi dan mengatasi tantangan hidup dengan harapan dan kekuatan dari Sang Raja Damai.
- Kristus datang ke dunia nyata
- ibadah Natal
- keberanian dan kekuatan
- tanda yang menimbulkan perbantahan
- Anak ini ditentukan
- Raja Damai
- konflik kehidupan sehari-hari
- Kutipan Lukas 2:34 menekankan bahwa Yesus akan menjatuhkan dan membangkitkan banyak orang di Israel, serta menjadi tanda perbantahan.
- Pandangan mengenai Natal seharusnya bukan untuk menghindar dari realitas hidup tetapi untuk menghadapinya dengan kehadiran Kristus.
- Kristus datang tidak untuk melindungi dari kekejaman dunia, tetapi untuk memberikan keberanian dan kekuatan dalam menghadapi tantangan.
- Natal seharusnya membawa ketenangan dan kedamaian dalam hati, bahkan di tengah konflik.
- Maria dan Yusuf menerima pesan bahwa Yesus akan menjadi tanda yang mempengaruhi banyak orang, yang bisa menembus jiwa mereka.
- Natal adalah kesempatan untuk memasuki kenyataan hidup bersama Sang Raja Damai terkait tantangan yang ada.
Sebuah kutipan dalam pedoman kebaktian Adven gereja kami membuat saya berpikir ulang tentang pendekatan saya terhadap Natal:
"Marilah kita dengan sekuat tenaga menghindari godaan untuk menjadikan ibadah Natal kita sebagai sarana menarik diri dari tekanan dan dukacita kehidupan guna memasuki keindahan yang barangkali berbeda dengan pikiran kita. Kristus datang ke dunia nyata, ke kota di mana tak ada tempat bagi-Nya, dan ke negeri di mana Herodes, pembunuh orang-orang tak berdosa, menjadi raja."
"Dia datang kepada kita, bukan untuk melindungi kita dari kekejaman dunia, melainkan untuk memberikan kepada kita keberanian dan kekuatan untuk menanggungnya. Bukan untuk, dengan ajaib, merenggut kita dari konflik kehidupan sehari-hari, melainkan untuk memberi kita rasa damai -- damai-Nya -- di dalam hati kita. Dengan demikian, kita tetap dapat tetap tenang dan tabah pada saat konflik sedang merajalela, dan kita dapat membawa kesembuhan, yaitu kedamaian, bagi dunia yang tercabik."
Ketika Maria dan Yusuf menyerahkan bayi Yesus kepada Tuhan, Simeon berkata kepada mereka, "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan -- dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri --, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang" (Lukas 2:34,35).
Natal bukan dimaksudkan untuk menjauhkan kita dari kenyataan hidup, melainkan untuk masuk ke dalamnya bersama Sang Raja Damai.
| Diambil dari: | ||
| Nama situs | : | Alkitab SABDA |
| Alamat situs | : | http://sabda.org/publikasi/e-rh/2007/12/19/ |
| Judul asli renungan | : | Natal Sejati |
| Penulis renungan | : | DCM |
| Tanggal akses | : | 21 September 2016 |
