Setiap individu diberikan talenta yang beragam oleh Tuhan, dan dengan mengembangkannya, kita dapat memberikan berkat bagi diri sendiri dan orang lain serta memuliakan nama-Nya. Meskipun beberapa orang ragu untuk mengembangkan bakat mereka, melalui dukungan dan motivasi, seperti yang dilakukan penulis kepada temannya yang membuat kue, mereka dapat menemukan kepercayaan diri dan memahami pentingnya menggunakan talenta yang dianugerahkan. Mari kita syukuri dan kembangkan talenta yang kita miliki, agar dapat memberikan dampak positif dan berkat bagi orang lain.
- Talenta yang berbeda
- Pengembangan talent
- Berkat bagi diri sendiri
- Kemuliaan Tuhan
- Meningkatkan rasa percaya diri
- Syukur atas kemampuan
- Tuhan memberikan talenta yang berbeda kepada setiap individu untuk dimanfaatkan dan dimuliakan.
- Tujuan utama dari pengembangan talenta adalah untuk memuliakan Tuhan dan saling mengasihi.
- Beberapa orang sudah mengenali dan mengembangkan talentanya, sementara yang lain belum berani melakukannya.
- Pekerjaan yang diberkati Tuhan adalah bagian dari pemberian-Nya, yang harus dijalani untuk bertahan dalam kehidupan.
- Contoh kasus: Seorang teman yang tidak menyadari bakat membuat kue dapat tumbuh percaya diri setelah didukung dan dipromosikan.
- Perkembangan talenta, sekecil apapun, bisa menjadi luar biasa jika dikembangkan dengan usaha dan keinginan.
- Penting untuk mensyukuri talenta yang diberikan agar tidak ada penyesalan di masa depan.
Dikirim oleh: Elisa Christanto
Tuhan memberikan kepada kita talenta yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Ada orang yang memiliki talenta membuat kue, menjahit, membuat pernak-pernik atau aksesoris, dan bahkan berdagang. Namun, semua talenta ini jika dikembangkan dengan baik akan bisa menjadi berkat bagi diri sendiri maupun orang lain, terlebih untuk kemuliaan Tuhan. Karena memang tujuan utama dari semua penciptaan, termasuk talenta, adalah untuk memuliakan nama Tuhan. Tujuan yang lain adalah agar kita bisa saling mengasihi.
Beberapa orang sudah mengetahui talentanya dengan jelas dan mengembangkannya, tetapi ada juga beberapa orang yang masih malu-malu atau enggan untuk mencoba mengembangkang talentanya dengan berbagai alasan. Jika sudah bertemu dengan pribadi seperti itu, apa sih biasanya yang kita lakukan?
Tuhan pernah bersabda dalam Pengkhotbah 3:13 , "Dan bahwa setiap orang dapat makan, minum dan menikmati kesenangan dalam segala jerih payahnya, itu juga adalah pemberian Allah." Dengan demikian, yang kita lakukan sebagai cara untuk tetap "survive" dalam kehidupan ini adalah bekerja. Pekerjaan yang diberkati Tuhan, tentu berasal dari Tuhan, dan pekerjaab itu menjadi pemberian-Nya.
Ada sebuah contoh kasus: Ada seorang teman yang memiliki talenta membuat kue dan pernak-pernik/aksesoris. Akan tetapi, ia tidak menyadari bahwa talentanya itu luar biasa dan harus dikembangkan. Ia merasa bahwa kemampuannya itu adalah hal biasa saja, bahkan banyak juga orang yang bisa membuatnya.
Setelah mengetahui hal ini, saya ingin membantunya bertumbuh. Pertama-tama, saya memesan sejumlah kue dari dia untuk suatu acara. Setelah acara usai, saya mengatakan kepadanya bahwa banyak tamu yang menyukai kue buatannya. Bahkan, beberapa orang sudah memesan melalui saya.
Yang saya lakukan pun hanya hal-hal kecil dan biasa saja, tetapi ternyata dampaknya luar biasa. Dari kejadian itu, rasa percaya diri teman saya ini pun mulai tumbuh. Ia semakin rajin membuat dan memasarkan kuenya kepada beberapa teman dekat dan kolega di kantor suaminya. Alhasil, saat ini meskipun sedikit, ia sudah bisa memetik hasil usahanya. Dan, hebatnya lagi ia sudah mengerti bahwa talenta yang diberikan Tuhan itu harus dipergunakan semaksimal mungkin, sebagai wujud syukur.
Sesungguhnya, setiap kita dilahirkan dan dibekali kemampuan oleh Tuhan. Bahkan, sekecil-kecilnya kemampuan yang kita miliki itu bisa menjadi sesuatu yang "meledak" ketika kita telaten dan bersedia mengembangkannya bersama Tuhan.
So, yuk kita mensyukuri talenta yang sudah Tuhan anugerahkan dalam kehidupan kita, agar kita tidak menyesal di kemudian hari. Tuhan memberkati kita.