Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita
Bila Cinta Selalu Bergema
Kata yang paling banyak digunakan orang sejak abad permulaan ialah "cinta". Getar-getar cinta menggerakkan orang tua atau seorang ibu untuk merapatkan bayinya ke dadanya. Cinta membuat seorang anak tidak mau memisahkan diri dari orang tuanya. Cinta telah menjalin hubungan yang erat secara batiniah antara ayah, ibu, dan anak ketika mereka jauh terpisah. Cinta telah mengubah seorang pria yang kurang simpati menjadi orang yang simpatik manakala bertemu dengan seorang gadis yang menggetarkan jantungnya.
Cinta memiliki banyak "wajah" yang memberi makna beraneka ragam. Manusia memilahnya ke dalam berbagai hubungan dan menyatakannya dengan berbagai macam bentuk. Seperti dalam hal makanan dan minuman (pesta pernikahan, sebagai puncak pernyataan cinta pengantin pria dan wanita, selalu diikuti dengan sajian yang menarik dan melambangkan cinta kasih. Banyak makanan dan minuman yang diberi nama atas nama cinta), karya seni (Monumen Taj Mahal adalah lambang cinta seorang raja kepada permaisuri yang sangat dicintainya, dan ia menginginkan lambang cinta itu abadi melintasi kurun waktu di sepanjang zaman.), dll..
Kisah penciptaan Adam dan Hawa tidak sepi dari aroma cinta. Hawa diciptakan Tuhan belakangan. Aroma cinta yang konkret muncul ketika Adam terbangun dan menemukan seorang gadis cantik di sampingnya, dan secara kodrati keduanya saling jatuh cinta. Manusia yang pertama itu tiba-tiba saja menjadi dewasa dalam segala hal. Tuhan memberi perintah kepada mereka, supaya "menjadi sedaging" dan hendaknya "memenuhi bumi". Sejak itu, manusia pun berkenalan dengan sejumlah istilah cinta. Dunia ilmu ketuhanan (teologi) mengenal makna cinta itu dalam berbagai istilah, yang kemudian dikenal orang sampai zaman sekarang ini. Adam "bergairah" memandang Hawa, dan ia mengasihinya seumur hidupnya, "baik dalam susah maupun senang".
AGAPE
Agape adalah jenis cinta yang suka berkorban demi kepentingan orang lain. Cinta telah mendorongnya melakukan sesuatu karena kasih Tuhan yang telah tertanam dalam hatinya. Cinta itu berpusat pada pengorbanan diri yang tulus, sebagaimana Tuhan mengasihi manusia, sekalipun manusia sering melakukan pemberontakan terhadap-Nya. Menurut David Augsburger, cinta memiliki ciri-ciri seperti berikut:
-
Kebajikan
Ia melakukan tindakan yang mengandung kemurahan yang cenderung altruistik, dengan mengasihi sesama tanpa pamrih. Orang yang memiliki kebajikan dalam hidupnya akan berusaha memikirkan kesejahteraan orang lain dengan tidak mengharapkan balasan dari orang tersebut. Dalam hatinya, ada dorongan yang kuat untuk membantu dan menenteramkan hati orang lain. -
Menurut
Ia menurut bukan karena paksaan dari luar atau karena adanya ancaman yang tidak diharapkan. Sebuah perintah moral mendorongnya dari dalam, dan karena ia beriman kepada Kristus, ia menuruti perintah-Nya. Orang-orang yang memiliki cinta agape tidak akan menentang perintah dan hukum Tuhan karena kebebasan yang dimilikinya adalah kebebasan yang sempurna, bahwa Tuhan telah menciptakannya dan memberi kehidupan kepadanya. Tidak ada perintah Tuhan yang akan mendatangkan bencana bagi hidupnya. -
Pengorbanan Diri
Ia menyatakan kasihnya kepada orang lain dan siap menanggung risiko apa pun karena pernyataan cinta yang tulus itu. Ia selalu mendahulukan kepentingan orang lain dengan melayani orang lain atau sesamanya melalui pengorbanan diri. Kalau melakukan sesuatu, ia tidak lebih dahulu meminta bantuan orang lain, melainkan menyatakan lebih dahulu tindakan yang bersifat membantu walaupun dengan biaya tinggi yang harus dilakukannya. -
Kesetaraan
Ia tidak menilai dirinya lebih tinggi dan mulia daripada orang lain -- bahkan kepada orang yang memusuhinya pun ia senantiasa menunjukkan sikap yang ramah dan penuh dengan belas kasihan. Dalam teologi kekristenan, kasih agape sangat dominan, mencakup makna keadilan, kesejahteraan orang lain, dan tidak memihak karena ia beranggapan bahwa manusia yang diciptakan Tuhan semuanya sama di hadapan Tuhan. Kasih yang kristiani amat erat kaitannya dengan pemahaman atas penjelmaan Kristus sebagai manusia, yaitu sebagai pernyataan kasih, kehidupan, pengajaran, kematian, dan kebangkitan-Nya. Tidak ada ruang waktu yang membatasinya karena ia terdapat dalam masa lalu, masa sekarang, dan masa mendatang, yang semuanya itu bertumpu pada wujud tubuh Kristus.
EROS
Cinta pandang pertama, antara Adam dan Hawa, dan sebaliknya. Keindahan tubuh Hawa dan kesempurnaannya di hadapan Adam, amat menggairahkannya, menimbulkan gairah seorang pria terhadap wanita. Itupun termasuk dalam suasana "kasih yang rohani".
FILIA
Sebagai manusia yang "zoon politicon" (manusia yang selalu bermasyarakat, tidak dapat hidup seorang diri saja), manusia mengenal dan mengasihi sesamanya dalam kasih persaudaraan dan suasana solidaritas sosial.
STORGE
Orang yang memiliki kasih storge umumnya merasa peduli kepada sesamanya. Belas kasihan kepada orang lain itu didorong oleh keharuan atas keadaan mereka, khususnya kepada mereka yang tidak dipedulikan sama sekali.
Kasih itu terdapat dalam komunitas secara timbal balik -- pada masyarakat yang saling membagi dalam suasana memberi dan menerima, atau karena dorongan persahabatan untuk mencapai tujuan yang sama (2 Korintus 13:14). Orang yang menganggap dirinya orang Kristen sejati dan memiliki kasih Allah di dalam dirinya, selalu menjauhkan sifat memikirkan diri sendiri dengan menunjukkan penghargaan kepada orang lain sebagaimana ia menghargai diri sendiri. Ia memiliki rasa keadilan dan membantu orang lain berdasarkan kesetaraan atau kesamaan. Seorang teolog, Paul Tillich, berkata, "Cinta adalah ketegangan antara kesatuan dan keterpisahan." Ada hubungan antara yang rohani dan perasaan terasing. Kasih menjadi kuasa hidup yang menggerakkan untuk mempersatukan yang terpisah.
KESIMPULAN
Cinta kasih telah membuat manusia bertahan dalam hubungan yang akrab satu dengan yang lain. Tanpa cinta kasih, manusia akan segera lenyap dari permukaan bumi ini. Ketahanan dan kelestarian manusia, perjuangan mereka dapat bertahan dan menjadi penopang hidup, hanyalah karena adanya kasih. Jika kasih tidak ada, iman pun tidak akan ada. Kalau tidak ada Tuhan yang memberi napas kehidupan kepada manusia -- sebagai pernyataan kasih-Nya yang tidak mengenal batas itu, manusia sudah lama lenyap dari permukaan bumi ini. Cinta yang hanya menyenangkan diri sendiri, mencari kenikmatan duniawi, tidak akan bertahan lama dan akan membawa bencana ke atas pelakunya. Sejak semula, Tuhan menanamkan cinta kasih di dalam diri manusia, dan manusialah yang berhak untuk mengembangkannya apakah sesuai dengan citra Tuhan atau tidak sama sekali. Berbahagialah orang yang dapat menggemakan cinta menjadi saluran berkat bagi sesamanya.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul majalah | : | Kalam Hidup, No. 708 Februari 2005 |
Penulis | : | Drs. Wilson Nadeak, M.A. |
Penerbit | : | Yayasan Kalam Hidup, Bandung 2005 |
Halaman | : | 7 -- 12 |
Komentar