Skip to main content

Renungan Ibu: Nilai yang kekal

Teks ini mengingatkan kita akan pentingnya mengajarkan nilai-nilai firman Tuhan kepada anak-anak, terutama di tengah ketidakpastian dan krisis saat ini. Dengan menekankan bahwa hidup tidak hanya bergantung pada kebutuhan materi, namun juga pada pengertian dan penerapan ajaran Tuhan, penulis menyerukan perlunya memilih nilai-nilai yang stabil dan kekal sebagai bekal bagi generasi mendatang. Ini adalah momen yang tepat untuk menentukan pijakan hidup yang sejati bagi anak-anak kita.

  • firman Tuhan
  • nilai yang kekal
  • krisis ekonomi
  • nilai-nilai materialisme
  • keyakinan diri
  • anak-anak
  • Tuhan Yesus
  • Ayat dari Matius 4:4 menjelaskan kebutuhan manusia bukan hanya fisik, tapi juga spiritual.
  • Penting untuk mengajarkan anak-anak memahami dan menjalankan firman Tuhan sejak dini.
  • Di tengah krisis, orang tua harus memilih nilai-nilai yang tepat untuk diajarkan kepada anak-anak.
  • Terdapat banyak nilai di masyarakat, namun nilai-nilai firman Tuhan lebih stabil dan kekal.
  • Penting untuk memberikan bekal yang tepat agar anak-anak tumbuh dengan keyakinan dan harapan.
  • Nilai-nilai yang diajarkan harus dapat membawa anak-anak lebih dekat kepada Allah.
  • Doa agar anak-anak selalu memiliki Yesus dalam hidup mereka dan mengasihi Tuhan.

" Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."
Matius 4:4

Seperti biasanya, setiap pagi saya mengantar anak saya yang masih TK ke sekolahnya. Karena terburu-buru, dia duduk di sebelah saya dengan masih memegang roti sarapannya yang belum habis dimakan. Terlintas dalam pikiran saya untuk mengingatkannya akan salah satu ucapan Tuhan Yesus dalam Matius 4:4.

Sementara dia menikmati roti di tangannya, saya bercerita bahwa Tuhan Yesus pernah mengatakan sesuatu yang penting buat anak-anakNya, yaitu bahwa hidup ini tidak hanya membutuhkan roti. Yang lebih penting adalah mengerti dan melakukan firman Tuhan sejak masih kecil. Selama beberapa waktu selanjutnya, kami terlibat dalam pembicaraan tentang hal di atas sampai kami tiba di sekolahnya.

Peristiwa di atas terjadi beberapa bulan yang lalu. Namun, akhir-akhir ini ayat di atas terlintas kembali di dalam pikiran saya dan saya merasa terdorong untuk menceritakannya kepada anak-anak. Di tengah-tengah berbagai krisis yang terjadi di negara ini, khususnya krisis ekonomi, nilai-nilai apakah yang sebenarnya bisa diajarkan kepada anak-anak kita? Bisa jadi banyak di antara kita menjadi gamang karena ketidakpastian yang ada. Demi menghadapi semuanya itu, ada pula yang mulai dengan bijaksana mengadakan reformasi bagi segala bentuk pola hidup dan rencana untuk masa depan. Namun bila kita mulai memikirkan tentang anak-anak kita dan menyisihkan waktu untuk mereka, bekal apakah yang akan kita berikan bagi mereka untuk menghadapi dunia ini dan masa depan mereka? Dengan kepastian apakah mereka akan bertumbuh, mempunyai keyakinan diri yang baik, memandang masa depan dengan pengharapan dan menyandarkan hidup mereka?

Perkataan Tuhan Yesus di atas menyadarkan kita bahwa ada suatu nilai yang lebih, yang stabil dan bahkan yang kekal sifatnya yang dapat diberikan kepada anak-anak kita. Dari sekian banyak nilai yang kita jadikan patokan di dalam kehidupan ini, sepertinya inilah saat yang tepat bagi kita untuk benar-benar memilah-milah di antara nilai-nilai yang ada, manakah nilai yang lebih, yang stabil dan kekal yang dapat menjadi pijakan dan bekal yang pasti bagi anak-anak kita. Ada banyak nilai yang ditawarkan: materialisme, prestise, heroik, kesuksesan. Apakah kita akan memilih salah satu dari semuanya itu, ataukah kita akan memilih nilai-nilai firman Tuhan yang membawa manusia berdosa kembali kepada Allah Bapa di surga? Inilah saat yang tepat bagi kita untuk menentukan, melangkah dan memberikan kepada anak-anak kita nilai yang memberi mereka hidup yang sejati. Doa kita, biarlah seluruh malaikat di surga bersorak memuji Allah karena ada anak-anak yang berada di dalam rumah orang-orang yang mengasihi Tuhan berseru, "Tuhan Yesus, Sang Roti Hidup, tinggallah selamanya dalam hatiku, dan jadilah Tuhan dalam hidupku." Amin.

Diambil dari:

Nama milis : Milis Ayah Bunda
Judul artikel : Renungan Ibu: Nilai yang kekal
Penulis : Ev. Ayny L Susanto, STh

Dipublikasikan di: http://c3i.sabda.org/30/nov/1999/konseling_renungan_ibu_nilai_yang_kekal

Tipe Bahan