Skip to main content

Perselingkuhan

Perselingkuhan telah menjadi masalah yang meluas dalam masyarakat modern, yang tidak hanya terjadi pada pasangan berusia setengah baya, tetapi juga pada mereka yang baru menikah maupun yang sudah bertahun-tahun menjalani pernikahan. Terdapat tiga unsur utama dalam perselingkuhan: saling ketertarikan, saling ketergantungan, dan saling memenuhi, yang semakin memperdalam hubungan di luar pernikahan. Dalam konteks rohani, tindakan ini dianggap sebagai perzinahan yang dilarang oleh Tuhan, mengingat pentingnya untuk mematuhi ajaran-Nya demi mencapai kehidupan yang lebih baik dan diberkati.

  • perselingkuhan
  • hubungan pribadi
  • unsur saling ketertarikan
  • unsur saling ketergantungan
  • unsur saling memenuhi
  • kesempatan bertobat
  • larangan berzina
  • Perselingkuhan semakin umum terjadi dalam masyarakat, tidak hanya terbatas pada pasangan yang sudah lama menikah.
  • Perselingkuhan melibatkan hubungan pribadi di luar pernikahan dan bisa terjadi dengan berbagai alasan ketertarikan.
  • Ada tiga tahap dalam perselingkuhan:
    • Saling Ketertarikan: Ketertarikan awal yang mendorong interaksi lebih lanjut.
    • Saling Ketergantungan: Keterikatan emosional yang membuat individu merasa kehilangan jika pasangannya tidak ada.
    • Saling Memenuhi: Upaya aktif untuk memenuhi kebutuhan emosional satu sama lain.
  • Kisah Daud dan Batsyeba sebagai contoh perselingkuhan dalam Alkitab, menunjukkan dampak spiritual dan moral yang serius.
  • Penting untuk menghentikan perselingkuhan dan bertobat dengan tekad yang kuat, menyadari apakah tindakan kita menyenangkan diri sendiri atau Tuhan.
  • Firman Tuhan jelas melarang perselingkuhan dan menyatakan bahwa itu adalah bentuk perzinahan.
  • Taati perintah Tuhan untuk hidup yang lebih bahagia dan diberkati.

Beberapa tahun terakhir ini perselingkuhan sudah menggejala di dalam masyarakat kita. Dulu orang cenderung berpikir bahwa perselingkuhan hanya terjadi pada pria/wanita setengah baya yang mengalami puber kedua.

Namun sekarang ini, perselingkuhan begitu meluas dan melanda banyak keluarga, baik yang baru 1 tahun menikah, setelah 2 tahun menikah, maupun yang sudah 20 tahun menikah. Perselingkuhan adalah suatu hubungan pribadi di luar nikah, di dalamnya ada unsur relasi yang pribadi dan melibatkan sekurang-kurangnya satu individu, baik yang satu berstatus sudah menikah dan yang satunya belum/tidak menikah, atau dua-duanya sudah menikah. Perselingkuhan bisa terjadi karena dua pihak saling tertarik pada saat yang bersamaan, tapi bisa juga diawali hanya oleh satu pihak yang merasa tertarik kepada orang lain. Orang ini kemudian mengambil langkah-langkah proaktif untuk mendekatkan diri dengan orang yang diminatinya. Misalkan, dalam suatu pernikahan suami tidak lagi mendapatkan kepenuhan kebutuhannya dari si istri, dia mendapatkan semua itu dari wanita yang lain ....

Sekurang-kurangnya ada tiga unsur yang terkandung dalam perselingkuhan:

  1. Saling Ketertarikan

    Jadi awal-awalnya ada ketertarikan, bisa karena aspek fisik, menyukai wajah dan penampilannya, ketertarikan karena ada sesuatu yang ditawarkan oleh orang tersebut, misalnya cara dia menegur, cara bicaranya yang enak dan pas, kok dia bisa tertawa dan tersenyum seperti, dsb. Setelah melewati tahap ketertarikan yang biasanya ditandai dengan keinginan untuk makin sering bertemu dan berbicara. Maka masuklah mereka ke tahap berikutnya, yaitu tahap saling ketergantungan.

  2. Saling Ketergantungan

    Dia benar-benar mulai mencurahkan dirinya dan bagian hidupnya kepada si orang itu, sehingga pada waktu orang itu tidak ada dia sangat merasa kehilangan. Jadi dia merasa hidupnya tidak lagi seimbang, makin hari makin membutuhkan kehadiran orang tersebut. Kalau ada sesuatu yang mengganggunya orang itulah yang dihubunginya untuk berbagi hidup. Tahap ketiga adalah tahap yang mengandung unsur saling memenuhi.

  3. Saling Memenuhi

    Pada tahap ini masing-masing dengan sadar mencoba untuk memenuhi kebutuhan yang satunya. Jadi bukan saja secara natural, otomatis, tapi sekarang sudah terencana, bagaimana saya bisa dan mau membahagiakan engkau, bagaimana saya mencoba untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhanmu, secara sadar ini saya lakukan. Kalau sudah sampai pada titik ini, perselingkuhan yg terjadi sebetulnya sudah mencapai tahap yang matang sekali.

Dalam Alkitab, kita juga mendapatkan kisah Daud yang berselingkuh dengan Batsyeba. Betapapun Daud dekat dengan Tuhan, pada waktu dia jatuh ke dalam dosa perselingkuhan dia juga meredam suara Tuhan. Nabi Natan datang kepada Daud bukan sehari atau dua hari setelah kejatuhan Daud. Menurut perhitungan saya, Natan datang kepadanya kurang lebih setahun setelah peristiwa itu. Apa yang dilakukan Daud dengan suara Tuhan dalam jangka waktu yang cukup lama? Daud meredamnya dan mungkin menguburnya, bahkan pada waktu Natan datang dan menceritakan suatu perumpamaan tentang orang yang mengambil domba milik orang lain yang lebih miskin, Daud tidak merasakan itu adalah teguran kepada dirinya. Sebagai anak-anak Tuhan, kita harus berani seperti Yusuf yang menolak rayuan dari isteri Potifar. Sebelum jatuh, ia melarikan diri. Sebenarnya bagi mereka yang sudah jatuh pun tetap ada kesempatan untuk betobat kembali. Harus dengan kesadaran dan tekad yang besar untuk menghentikan perbuatan selingkuh, dengan rela melepaskan yang memang disukainya. Pada intinya harus diingat siapa yang akhirnya kita senangkan, diri kita atau Tuhan. Pada hakekatnya di mata Tuhan, perselingkuhan itu juga sebuah perzinahan. Firman Tuhan dalam Matius 5:31 dan 32 berkata:

"Telah difirmankan juga: Siapa yang menceraikan isterinya harus memberikan surat cerai kepadanya. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah."

Ini jelas sekali melarang perbuatan perselingkuhan .... Apa yang Tuhan larang harus kita taati. Kita mungkin bisa mengajukan seribu satu alasan, kenapa saya harus bersama dengan wanita atau pria lain, tapi tetap Tuhan lah yang harus kita hormati dan FirmanNya melarang kita untuk berzinah. Jangan berzinah merupakan salah satu dari hukum taurat yang Allah merikan melalui Nabi Musa dan juga merupakan larangan dari Tuhan Yesus. Tiada yang hidup yang lebih bahagia dan diberkati selain jika kita mentaati firman-Nya.

Sumber: TELAGA - Kaset T031A (e-Konsel Edisi 017)

Dipublikasikan di: http://c3i.sabda.org/01/jun/2002/konseling_perselingkuhan

Tipe Bahan
kategori