Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita

Seorang Wanita yang Diberkati dengan Limpah

Bayangkan seorang gadis remaja zaman sekarang yang begitu yakin, tanpa ragu, bahwa Allah secara khusus melakukan kebaikan untuk dia. Dia tahu Allah akan memberkati dia dengan limpah, melebihi apa yang pernah diterima wanita lain. Apa artinya yang dia harapkan itu? Tentunya Allah akan memberikan cinta untuknya, diikuti dengan pernikahan yang bahagia selamanya. Akan ada beberapa anak yang sehat, yang akan tumbuh menjadi dewasa yang sukses dan memberinya cucu suatu hari nanti. Dia pasti akan memiliki semua harta benda yang dia butuhkan, dan mungkin sedikit lebih banyak -- kemungkinan besar, dia akan dapat melakukan traveling. Tentu saja, karena dia sangat disukai oleh Allah, dia akan memiliki kesehatan yang baik yang dibutuhkan untuk menikmati semua ini. Bukankah hal-hal seperti ini yang kita maksudkan pada abad kedua puluh satu ketika kita berkata, "Kita sangat diberkati"?

Gambar: Wanita diberkati

Apa yang akan wanita muda kita pikirkan tentang berkat Allah jika itu menyebabkan sakit hati dan kesalahpahaman dengan tunangannya dan berakhir dengan pertunangan yang rusak? Seberapa besar keinginannya untuk disukai oleh Allah jika itu membutuhkan perjalanan yang panjang dan sulit, dengan berjalan kaki atau di atas punggung keledai yang tidak nyaman, saat hamil anak pertamanya? Apakah tampaknya Allah memberkati dia, ketika dia berbaring di jerami di lantai gudang, melahirkan dengan bau kotoran yang menyengat di lubang hidungnya? Bagaimana jika berkat Allah berarti meletakkan bayi kecil pertamanya yang mungil di tempat makan sapi karena itu adalah yang terbaik yang dia miliki? Ketika wanita muda ini, yang ingin pulang dan menunjukkan bayinya yang baru lahir kepada keluarganya, justru terpaksa melarikan diri ke negara asing, dia merasa sangat ketakutan sesuatu akan terjadi pada bayinya karena tentara sedang dalam perjalanan untuk membunuh Dia, apakah dia akan merasa sangat diberkati? Apakah dia masih menginginkan kemurahan Allah jika dia tahu bahwa, karena itu, dia akan merasakan kecemasan seorang ibu ketika opini publik berbalik menentang anaknya saat dewasa? Seberapa besar keinginannya untuk mendapatkan berkat Allah jika itu termasuk ketika satu malam dipenuhi dengan jeritan orang banyak atas kematian anak laki-laki mereka? Bagaimana seorang ibu dapat menikmati kemurahan Allah saat dia melihat anaknya perlahan-lahan disiksa sampai mati?

Itu adalah masa pemerintahan Romawi. Seorang malaikat mendatangi seorang remaja Yahudi dan meyakinkannya bahwa dia sangat diberkati. Dia tidak bermaksud bahwa dia akan bahagia, sehat, dan kaya, gadis itu juga tidak mengharapkan hal itu. Kita tidak memiliki catatan tentang dia yang pernah mengeluh atau memprotes nasibnya saat dia menempuh jalan yang menyakitkan melalui semua pengalaman yang disebutkan di atas. Lalu, bagaimana? Jika berkat dan nikmat Allah tidak menjamin kebahagiaan dan kedamaian, apa yang mereka berikan? Apa yang dimaksud malaikat (dan kemudian Elisabet) dengan menyebut Maria diberkati? Allah telah merencanakan bagi Maria kesempatan untuk melayani. Dia telah merancang baginya peran yang sangat besar dalam rencana-Nya untuk menebus suatu umat bagi diri-Nya. Dia akan memberikan Juru Selamat yang telah Dia janjikan sejak Taman Eden, dan Maria adalah bagian dari rencana-Nya. "Jangan takut, Maria," kata malaikat itu padanya. "Allah telah memberikan kasih karunia-Nya kepadamu" (Lukas 1:30, AYT). Dia harus menjadi alat di tangan Allah saat Dia menyelesaikan keselamatan dunia, seperti Nuh, yang "mendapat perkenan di mata ALLAH" dan yang juga digunakan Allah ketika Dia menyelamatkan dunia (Kej. 6:8 AYT).

Gabriel menjanjikan Maria seorang anak laki-laki, yang akan menjadi besar, yang akan menjadi raja untuk memerintah selamanya, yang akan menjadi Anak Allah. Gabriel tidak pernah menyebut salib, atau (seperti yang ditunjukkan Simeon nanti) pedang yang akan menembus jiwa Maria sendiri. Tentunya Maria memikirkan tentang bahaya yang akan dialaminya jika dia ditemukan hamil sebelum menikah. Wanita dirajam untuk pelanggaran seperti itu. Bahwa dia mengerti hal ini akan menjadi situasinya terbukti dari satu pertanyaannya kepada malaikat: "Bagaimana hal ini akan terjadi sedangkan aku belum bersuami?" (Lukas 1:34 AYT). Gabriel memberi Maria jawaban yang sebenarnya tidak banyak menjawab (bagaimana seseorang mengandung bayi oleh kuasa Allah?), tetapi itu sudah cukup menjadi jawaban bagi Maria. Apa pun artinya, betapa pun besarnya risiko yang harus ditanggungnya secara pribadi, dia rela menerima peran sebagai seorang hamba. Dia akan menjadi alat di tangan Allah untuk mencapai tujuan-Nya -- dan menganggap dirinya diberkati untuk kesempatan itu. Akan tetapi, mengapa malaikat itu tidak memperingatkannya tentang potensi penderitaan? Apakah dia mencoba menipunya agar hanya melihat berkat? Tentu saja tidak, karena, seperti yang telah dia katakan kepada Zakharia sebelumnya ketika Zakharia mempertanyakan kebenaran pesannya: "Akulah Gabriel, malaikat yang berdiri di hadapan Allah" (Lukas 1:19 AYT); lalu bagaimana dia bisa menipu? Sebaliknya, sebagai orang yang berdiri di hadirat Allah, Gabriel memiliki perspektif Allah tentang penderitaan hidup ini. Penderitaan, seperti yang akan ditulis Paulus nanti, "tidak sebanding dengan kemuliaan yang akan dinyatakan" (Rm. 8:18 AYT). Penderitaan Maria, serta penderitaan yang lebih besar yang dialami oleh Anaknya, akan menjadi "sementara, penderitaan ringan" sedangkan hasilnya akan menjadi "kelimpahan kekal kemuliaan yang melebihi segala-galanya" (2Kor. 4:17 AYT).

... keterberkatan Maria bukan dalam mengalami kedamaian dan kemakmuran, tetapi dalam memiliki kesempatan untuk melayani, kesempatan untuk mati.
  1. Facebook
  2. Twitter
  3. WhatsApp
  4. Telegram

Jadi, keterberkatan Maria bukan dalam mengalami kedamaian dan kemakmuran, tetapi dalam memiliki kesempatan untuk melayani, kesempatan untuk mati. Kesediaannya untuk mati bagi diri sendiri akan membuka jalan bagi Mesias untuk mati demi keselamatan umat-Nya. Dia belum mengetahui hal itu, tentu saja. Dia hanya tahu bahwa dia, seorang perawan, akan memiliki seorang anak laki-laki yang akan dia beri nama "Yehova Menyelamatkan" dan yang akan memerintah selamanya. Dia yakin akan hal-hal ini dan di sinilah letak komponen lain dari berkatnya. "Berbahagialah dia," sepupunya Elisabet menyapanya, "yang percaya bahwa apa yang dikatakan Tuhan kepadanya akan digenapi" (Lukas 1:45 AYT). Bagaimana dia bisa punya bayi ketika dia tidak pernah bersama seorang pria? Namun Allah telah mengatakan itu akan terjadi, maka itu akan terjadi. Bagaimana anaknya bisa memerintah di atas takhta Daud dan itu tanpa akhir? Bangsa Romawi memerintah atas Israel sebagaimana mereka menguasai seluruh dunia, dengan cengkeraman tangan besi. Seorang raja di atas takhta Daud tidaklah mungkin. Namun, Allah telah mengatakan itu akan terjadi, maka itu akan terjadi.

Pastilah Maria memiliki visi yang besar tentang kebesaran Allah. Ini adalah bagaimana dia dapat menerima peran yang pasti akan merugikannya -- dan bagaimana dia dapat terus setia saat dia mengetahui betapa bahayanya risiko itu. Ini adalah bagaimana dia dapat memercayai Allah untuk melakukan apa yang telah Dia katakan ketika dia tidak melihat jalan yang mungkin. Begitulah caranya dia dapat menemukan berkat dalam melayani dan dalam penderitaan. Dia puas, berdasarkan apa yang dia ketahui tentang Allah, untuk mempersilakan Dia menjadi Allah. Dia tidak perlu tahu bagaimana atau mengapa; dia mengenal Dia. Dia bisa memercayai Dia untuk melakukan hal yang mustahil. Dia bisa memercayai-Nya saat dia menderita, sementara anak mereka menderita. Dia puas untuk melayani, menderita, untuk percaya sementara Dia bekerja melalui dirinya untuk mencapai kehendak-Nya. (t/Jing-Jing)

Download Audio

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Ligonier
Alamat situs : https://ligonier.org/learn/articles/woman-richly-blessed
Judul asli artikel : A Woman Richly Blessed
Penulis artikel : Starr Meade

Komentar