Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita

Ungkapan Kasih di Hari Valentine

Februari merupakan bulan ketika banyak orang memikirkan tentang cinta. Kita melihat pernak-pernik kartu bernuansa cinta diperlihatkan secara mencolok di toko-toko. Belum lagi bunga, permen cokelat, dan berbagai hadiah yang sengaja disiapkan untuk diberikan kepada mereka yang dekat di hati. Semua itu seolah-olah mengajak kita untuk membeli dan memberikannya kepada orang yang kita cintai. Akan tetapi, dari mana datangnya gagasan mengungkapkan cinta pada hari-hari khusus ini?

Sesuai tradisi, gagasan ini berawal pada masa kekaisaran Roma, di bawah pemerintahan Claudius II, yang memerintah hanya selama 2 tahun (268 -- 270 SM). Claudius adalah seorang prajurit kerajaan yang keras dan tegas. Ia memerlukan sejumlah besar tentara untuk melindungi kerajaannya, tetapi sulit untuk merekrut prajurit. Legenda mengisahkan bahwa Claudius melarang orang untuk menikah, dengan pemikiran bahwa pria bujangan yang tidak terikat oleh istri dan anak akan lebih mudah direkrut menjadi prajurit.

Tradisi menyatakan kepada kita bahwa Valentine rela dipenjara dan mati untuk menegakkan kesucian perkawinan, memenuhi mandat Allah bagi pasangan yang saling mengasihi.

FacebookTwitterWhatsAppTelegram

Tentu dapat dibayangkan bagaimana reaksi penolakan rakyatnya terhadap kebijakan tersebut. Seorang Imam bernama Valentine melanggar peraturan kerajaan dan tetap menikahkan pasangan-pasangan muda. Ia ditangkap, dimasukkan ke penjara, dan dihukum mati. Selama dalam penjara, banyak sahabat mengungkapkan kasih mereka dan mendukung pendiriannya dengan cara melempar bunga ke dalam penjara untuk memberi semangat.

Anak perempuan sipir penjara adalah wanita yang buta, tetapi Allah membuat mukjizat melalui Valentine sehingga penglihatannya kembali pulih. Setelah itu, anak perempuan itu sering mengunjungi Valentine selama ia dipenjara. Malam sebelum Valentine dieksekusi (14 Februari 270 SM), ia menulis surat yang ia tanda tangani sendiri, "Cinta dari Valentinemu". Kata-kata ini tetap bergema hingga saat ini.

Tradisi mencoba memberi makna terhadap kebiasaan ini. Tradisi menyatakan kepada kita bahwa Valentine rela dipenjara dan mati untuk menegakkan kesucian perkawinan, memenuhi mandat Allah bagi pasangan yang saling mengasihi. Akan tetapi, itu tidak didasarkan pada sumber kebenaran yang sesungguhnya, yaitu Alkitab, yang berguna untuk mengembangkan iman kita (2 Timotius 3:16). Sementara itu, apa yang dilakukan Kristus lebih dari yang dilakukan Valentine. Ia bersedia mati untuk memulihkan kembali persekutuan antara manusia dan Allah (1 Yohanes 4:8; Yohanes 3:16).

Ada banyak cara yang dapat kita lakukan untuk memperlihatkan rasa hormat kita kepada Allah karena kasih karunia-Nya yang besar bagi kita. Berikut ini beberapa di antaranya:

1. Cara terbaik untuk menerima karunia keselamatan adalah dengan menerima Dia sebagai Tuhan dan Juru Selamat Anda. Dengan demikian, Anda dapat hidup dalam iman yang baru.

2. Bantulah orang yang kesepian atau kunjungilah orang-orang yang lebih tua. Contohnya, sekali-kali, ajaklah mereka pergi ketika Anda mengunjungi toko dan belikanlah beberapa barang yang mereka perlukan.

Gambar: Kasih

3. Sampaikan ucapan terima kasih kepada guru sekolah minggu anak Anda, dan jangan lupa menunjukkan penghargaan terhadap gembala jemaat dan istrinya.

4. Perhatikan mereka yang tersisih dari pergaulan di gereja, dan cobalah untuk lebih banyak berbincang-bincang dan mengenal mereka lebih jauh. Sesekali, undanglah mereka makan bersama.

5. Belilah hadiah kecil untuk pasangan dan anak Anda untuk mengatakan "Aku mencintaimu."

Kita masih dapat mendaftarkan lebih banyak lagi cara mengungkapkan kasih kepada sesama, sebagai ungkapan terima kasih kita kepada Tuhan. Cobalah pikirkan cara-cara lain dalam mengungkapkan kasih Allah pada hari Valentine.

Diambil dan disunting dari:
Judul majalah : Kalam Hidup, Februari 2007
Penulis : Norays
Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung
Halaman : 8 -- 9

Download Audio

Tipe Bahan: 
Kolom e-Wanita: 
kategori: 

Komentar