Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita

edisi 32 - dia bangkit

Anda mengenalku sebagai Maria Magdalena. Padahal namaku Maria. Titik. Dan aku lebih suka dipanggil begitu.

Kita terpesona pada ucapan-ucapan Yesus ketika menderita di kayu salib. Kata-kata terakhir Yesus tidak membawa kita pada kekecewaan. Kata-kata itu tampak sempurna dan lengkap untuk dipergunakan sepanjang zaman. Ketika kita memusatkan perhatian pada kata-kata tersebut, kita seumpama membuka sebuah jendela menuju keabadian dan kita menemukan di dalamnya penerangan bagi jiwa kita.

Kisah kebangkitan dalam Injil Yohanes mencakup dua tema: iman dan cinta. Agar kita bisa memercayai peristiwa kebangkitan, dibutuhkan iman karena kebangkitan adalah suatu misteri. Dalam kamus Webster, "misteri" diartikan sebagai suatu teka-teki yang sulit dijelaskan, sesuatu yang mendatangkan rasa takjub, yang membuat seseorang berdiri terpaku di hadapannya tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

"... Kamu mencari Yesus orang Nazaret, yang disalibkan itu. Ia telah bangkit. Ia tidak ada di sini .... " (Markus 16:6)

Shalom,

Setelah Yesus mengalami serangkaian penderitaan, Ia bangkit dari kematian-Nya pada hari ketiga. Para murid yang pada saat itu masih berduka, kecewa, dan putus asa karena ditinggalkan oleh sang Guru yang mereka kasihi akhirnya bersukacita setelah mendengar berita kebangkitan Yesus. Mereka bersemangat mengabarkan Berita Baik ini kepada saudara-saudara mereka. Ya, berita sukacita itu membuat mereka bersukacita kembali.

Kebangkitan Yesus membuktikan bahwa Ia berkuasa mengalahkan maut. Melalui kebangkitan-Nya, kita yang telah menerima Dia sebagai Tuhan dan Juru Selamat; kita diselamatkan dari hukuman dosa. Kebangkitan-Nya ini sungguh kabar gembira yang kita harus beritakan kepada semua orang, sama seperti yang dilakukan oleh para murid. Biarlah semua orang mengetahui betapa besar kasih-Nya kepada kita.

Selamat Paskah.

Pimpinan Redaksi e-Wanita,
Christiana Ratri Yuliani