Skip to main content

Memenangkan Seorang Suami Bagi Tuhan

Tulisan ini memberikan panduan bagi wanita Kristen yang menghadapi tantangan memiliki suami yang tidak percaya. Ditekankan pentingnya menjaga kesetiaan kepada Tuhan dan menunjukkan kasih yang nyata kepada suami, serta memberikan beberapa saran praktis untuk mendukung iman suami melalui perilaku baik dan doa, tanpa melupakan tugas utama sebagai istri dan ibu dalam keluarga.

  • seorang suami yang tidak percaya
  • mengakui dasar pergumulan
  • kasih kepada Tuhan
  • tanggung jawab pernikahan
  • menangani konflik agama
  • berdoa dengan iman
  • didik anak dalam iman
  • Tuhan memungkinkan banyak ibu menghadapi tantangan dengan suami yang tidak percaya pada iman Kristen.
  • Terima kenyataan bahwa proses pergumulan bukan pemaksaan iman, tetapi melawan pencobaan untuk berserah kepada Tuhan.
  • Kesetiaan utama harus kepada Tuhan dan tidak menyangkal Kristus demi suami yang tidak percaya.
  • Kasih kepada Tuhan harus memengaruhi kasih kepada suami, tanpa mengabaikan tanggung jawab pernikahan.
  • Prioritaskan waktu dan tenaga untuk keluarga, jangan sampai terlalu terlibat dalam kegiatan gereja.
  • Berdoa untuk keselamatan suami dan tunjukkan sifat-sifat Roh dalam diri Anda.
  • Hindari menggunakan uang rumah tangga untuk kegiatan Kristen tanpa persetujuan suami.
  • Didik anak-anak dalam iman tetapi akui hak suami dalam pengajaran agama anak.
  • Jangan membenarkan diri dan ingat bahwa nilai Anda mungkin tidak dianggap benar oleh yang tidak percaya.
  • Jelaskan dengan kasih mengenai keadilan dalam menghindari kegiatan yang bertentangan dengan etika Kristen.
  • Cari kegiatan rekreasi yang bisa dinikmati bersama suami.
  • Jika suami melarang aktivitas gereja, terima dengan lapang dada dan carilah alternatif lain untuk beribadah.
  • Tunjukkan tingkah laku baik sebagai argumen utama dalam menghadapi permasalahan agama.
  • Selalu berusaha menjadi pasangan yang menyenangkan dan mendukung suami, mencerminkan kasih Kristus dalam hidup Anda.

Tuhan mengizinkan banyak ibu menghadapi persoalan dengan memunyai seorang suami yang tidak percaya, tidak ada simpati terhadap kekristenan. Menurut Ceil Rosen dalam sebuah artikel berjudul My Fateful Choice dalam majalah The Christian Reader edisi November/Desember 1977, jika Anda menghadapi persoalan yang sama, ada dua faktor yang dapat menolong Anda untuk mengatasinya dengan memuaskan.

Pertama, mengakui bahwa dasar pergumulannya bukanlah pemaksaan iman Anda terhadap suami yang tidak percaya, melainkan untuk melawan pencobaan-pencobaan, yang disadari atau tidak, membuat Anda tidak pasrah sepenuhnya kepada Tuhan.

Gambar: memenangkan suami

Kesetiaan Anda yang tertinggi adalah kepada Tuhan (Galatia 1:10). Seorang Kristen tidak boleh menyangkal Kristus untuk menyenangkan seorang suami yang tidak percaya. Dosa menyangkal itu akan merusak atau merobohkan kehidupan Kristen seorang istri.

Faktor kedua untuk mengatasi persoalan ini ialah dengan menunjukkan bahwa kasih Anda bagi Tuhan mencerminkan dan bahkan memperindah kasih Anda kepada suami. Usahakanlah supaya kegiatan-kegiatan gerejani tidak menghalang-halangi tanggung jawab yang dituntut dalam perjanjian pernikahan Anda. Menciptakan suatu suasana rumah tangga yang bahagia, menjadi teman hidup yang penuh kasih, dan selalu bersedia untuk membantu suami dalam segala keadaan adalah penunjang iman Kristen Anda.

Bagi seorang wanita yang memasuki jenjang pernikahan dan rumah tangga baru, ia harus mengakui bahwa hal ini merupakan panggilan Tuhan dan ia patut memberikan prioritas waktu dan tenaganya. Sering terjadi bahwa seorang ibu Kristen terlalu melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan gereja sehingga lalai terhadap pelayanannya yang utama kepada keluarganya. Perbuatan ini bukanlah suatu hal yang bijaksana sekalipun bagi suami yang sudah percaya. Ini menunjukkan kesaksian yang kurang baik kepada suami yang belum percaya. Seorang istri Kristen dari seorang suami yang belum percaya menyadari bahwa dirinya terlibat dalam dua arah yang berlawanan. Ia tahu bahwa ia harus taat kepada Allah, dan juga ia ingin menyenangkan suaminya dan membawanya kepada keselamatan di dalam Tuhan Yesus oleh anugerah Allah.

Berikut ini adalah beberapa usul praktis untuk memenangkan suami Anda kepada Tuhan:

1. Berdoa dengan iman, mintalah kepada Tuhan agar Ia menyelamatkan suami Anda. Berdoalah agar Allah memupuk dalam diri Anda buah-buah Roh -- kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri (Galatia 5:22). Sifat-sifat ini akan menolong suami Anda melihat dan mencari hidup yang berkelimpahan bagi dirinya sendiri.

Didiklah anak-anak Anda dalam iman dan moral sebagai tanggung jawab Anda kepada Allah. Janganlah segan untuk mengajar mereka berdoa, membaca Alkitab, dan menyerahkan hidup mereka kepada Tuhan.

FacebookTwitterWhatsAppTelegram

2. Jangan memakai uang rumah tangga untuk menyokong pekerjaan-pekerjaan Kristen tanpa izin dari suami Anda. Jika dapat, pakailah uang Anda sendiri untuk maksud tersebut.

3. Didiklah anak-anak Anda dalam iman dan moral sebagai tanggung jawab Anda kepada Allah. Janganlah segan untuk mengajar mereka berdoa, membaca Alkitab, dan menyerahkan hidup mereka kepada Tuhan. Tetapi, ingat pula bahwa mereka adalah anak-anak suami Anda juga dan ia memunyai hak untuk melarang pendidikan agama mereka di luar rumah, misalnya; dalam gereja atau sekolah tertentu.

4. Jangan melakukan yang bersifat membenarkan diri. Ingatlah bahwa apa yang Anda akui sebagai kebenaran adalah benar hanya bagi diri Anda dan belum tentu itu dianggap benar oleh seorang yang belum percaya. Karena hal-hal ini adalah buah-buah Roh Allah yang berdiam di dalam setiap orang yang percaya. Anda tidak dapat mengharapkan seseorang yang tidak dipimpin oleh Roh Allah untuk berpegang pada ketentuan-ketentuan Allah.

5. Jelaskan dengan penuh kasih bahwa tidaklah adil bagi suami Anda untuk memaksa Anda berpartisipasi dalam kegiatan yang berlawanan dengan etika Kristen Anda. Ini termasuk urusan dagang dan pergaulan.

6. Usahakanlah untuk mencari kesenangan dan rekreasi di mana Anda dapat nikmati berdua.

7. Jika Anda dipaksa oleh suami untuk tidak mengikuti kebaktian gereja, terimalah tanpa keluhan atau komentar. Anda bisa menghadiri suatu persekutuan doa atau kelompok Pemahaman Alkitab yang bermutu ketika suami Anda sedang bekerja.

8. Jangan berdebat dan bertengkar mengenai agama. Argumentasi terbaik yang dapat Anda tampilkan ialah tingkah laku yang baik dan penuh kasih dalam menghadapi suatu persoalan atau kesulitan. (Bacalah Amsal 15:1; Matius 5:15.)

Dalam segala hal, usahakanlah untuk menjadi seorang yang menyenangkan suami, penyayang, dan pendukungnya. Ini adalah pantulan kasih Kristus yang mengubah hidup seseorang sebagaimana hidup Anda telah mengalami perubahan.

Diambil dari:
Judul buku : Wanita Kristen dalam Mengatasi Pergumulan Hidup
Judul artikel : Memenangkan Seorang Suami Bagi Tuhan
Penulis : Dr. Ruth F.Selan
Penerbit : Yayasan Kalam Hidup
Halaman : 14 -- 16

Download Audio

Tipe Bahan
Kolom e-Wanita
kategori