Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita
Jadilah Kehendak-Mu
... jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga. (Matius 6:10)
Kita kerap berdoa, memohon agar kehendak Allah dinyatakan dalam hidup kita. Namun, apakah kita bersungguh-sungguh meminta hal ini? Bagaimana jika kehendak Allah ternyata berseberangan dengan keinginan dan kepentingan kita? Bagaimana jika kehendak Allah ternyata merugikan kita secara pribadi? Pernahkah Anda merenungkan hal ini?
Kehendak Allah, dalam doa yang diajarkan Yesus, baru terwujud jika kita memuliakan nama Allah dan menantikan Kerajaan-Nya. Hal itu merupakan tiga serangkai yang perlu kita utamakan. Ketiganya tidak dapat dipotong, apalagi dipisahkan. Baru setelah kita memuliakan Allah dan hidup dalam kedaulatan Allah, kita akan bersyukur jika hanya kehendak Allah yang terjadi di dunia ini.
Sebaliknya, jika mengutamakan kepentingan pribadi, kita bisa berkehendak dan bertindak berlawanan dengan maksud Allah. Doa kita menjadi egois. Kesaksian iman kita menyanjung diri sendiri. Pelayanan menjadi sekadar aksi yang mengundang pujian bagi diri sendiri. Ibadah menjadi ajang pamer kebesaran gereja kita sendiri. Kasih menjadi sekadar tindakan yang memesona mata orang lain. Ujungnya ialah pemuliaan pribadi, penegakan kerajaan pribadi, dan terlaksananya keinginan pribadi di bumi ini. Betapa berbahaya!
Marilah kita memeriksa batin kita. Kiranya Allah, dan bukan diri sendiri, yang menjadi pusat segala pengabdian kita. Kiranya kedaulatan-Nya yang mengarahkan segala langkah kita. Kiranya kehendak-Nya sajalah yang kita tempuh walaupun jalan-jalan-Nya terjal, naik turun, berliku, dan berkelok tajam; jika dibandingkan dengan kemauan kita sendiri. Berani? -- DKL
BERDOA IALAH MENYERAHKAN KEHENDAK DIRI KE DALAM KEDAULATAN KEHENDAK ALLAH
Diambil dari: | ||
Nama situs | : | SABDA |
Alamat situs | : | http://sabda.org/publikasi/e-rh/2009/05/26/ |
Judul asli artikel | : | Jadilah Kehendak-Mu |
Penulis artikel | : | DKL |
Tanggal akses | : | 2 November 2017 |
Komentar