Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita
Kepedulian Tuhan kepada Ibu Tunggal
Minyak Janda
Dia sangat putus asa. Seorang janda dengan dua anak laki-laki. Suaminya telah meninggal dan meninggalkan dia dengan utang yang tidak dapat dia bayar. Oh, dia orang yang baik, bahkan orang religius. Dan, dia berusaha keras untuk melakukan pembayaran. Namun, hari ini, dompetnya kosong dan lemarinya kosong. Berita telah sampai kepadanya bahwa penagih utang menuntut pembayaran dan akan mengambil kedua anaknya untuk bekerja sebagai budak guna melunasi utang suaminya.
Dengan putus asa, dia berlari ke rumah Elisa. Dia adalah “orang suci”, seorang nabi, seorang pria yang dikhususkan oleh Allah. Pendeta lokal hari ini. Dia mengenal suaminya dari komunitas religius tempat mereka bekerja sama. Janda muda itu menumpahkan kesedihannya kepada Elisa. “Hambamu, yaitu suamiku, sudah mati,” isaknya, “dan engkau mengetahui bahwa hambamu itu takut akan TUHAN. Namun, sekarang penagih utang datang untuk mengambil kedua anakku untuk menjadi budaknya.”
Elisa bertanya kepadanya, “Apa yang dapat aku perbuat? Beritahukanlah apa yang kamu punya di rumah.”
“Tidak ada sesuatu apa pun di rumah hambamu ini,” katanya, “selain hanya sebuah buli-buli berisi minyak.”
Lalu, Elisa menyuruhnya melakukan hal yang aneh. Dia menyuruhnya, “Pergi, dan mintalah bejana-bejana dari luar, dari semua tetanggamu bejana-bejana yang kosong. Namun, jangan mengumpulkan sedikit. Sesudah itu, masuk dan tutuplah pintu sesudah anak-anakmu masuk. Kemudian, tuanglah minyak itu ke dalam seluruh bejana dan angkatlah yang sudah berisi penuh.”.
Mengetahui sedikit minyak yang dimilikinya di rumah, wanita ini bisa dengan mudah menuliskan nasihat aneh ini sebagai pikiran yang tidak berguna dari seorang fanatik religius. Namun, ternyata tidak. Dia memiliki iman dalam dirinya dan situasi yang benar-benar membutuhkan keajaiban. Jadi, dia pergi bersama anak-anaknya untuk mengumpulkan bejana-bejana. Dan, bukan hanya sedikit! Tidak bisakah Anda membayangkan gumaman di lingkungan ini karena ibu muda dan anak-anaknya itu mengetuk pintu demi pintu dengan pertanyaan, “Bisakah saya meminjam bejana cadangan yang Anda miliki?”
Kemudian, ketika mereka punya banyak bejana, saat meja mereka tertutup oleh bejana-bejana itu seperti juga di lantai, ibu menutup pintu setelah anak-anaknya masuk. Dia meraih ke dalam lemari berisi sebotol kecil minyak dan mulai menuangkannya. Satu bejana terisi, lalu dua, lalu tiga. Anak-anak membawa bejana-bejana kepadanya dan dia terus menuang.
Bayangkan kegembiraan yang muncul di rumah kecil itu karena masing-masing bejana diisi dari botol kecil itu. Bayangkan semua bejana di atas meja penuh dan anak-anak mulai mengangkat bejana-bejana dari lantai. Ibu melirik ke buli-buli minyak kecil itu. Masih ada minyak di sana! Dia tersenyum kepada anak-anaknya dan mereka membalas senyumnya. Sebuah kegembiraan yang diam-diam muncul saat mereka menyadari bahwa mereka menyaksikan sebuah keajaiban, sebuah demonstrasi pribadi tentang kemurahan dan anugerah Allah. Keajaiban yang diam-diam itu hanya bisa terjadi karena iman dan ketaatan seorang ibu yang mengambil risiko.
“Dekatkanlah kepadaku bejana lainnya,” katanya kepada anaknya. Akan tetapi, anaknya menjawab, “Tidak ada lagi bejana.” Kemudian, minyak itu pun berhenti mengalir.
Dengan gembira, wanita itu berlari kembali ke rumah Elisa dan memberi tahu Elisa apa yang telah terjadi. Kata-katanya pasti berantakan saat dia menceritakan keajaiban itu. Elisa berkata, “Pergi dan juallah minyak itu untuk membayar utangmu, sehingga kamu dan anak-anakmu dapat hidup dari sisanya.”
Bagaimana lingkungannya pasti membicarakan desas-desus saat ibu dan anak-anaknya membawa bejana-bejana ke pasar dan menjual minyaknya. Betapa iman pasti tumbuh dalam hati wanita dan anak-anaknya saat uang dikumpulkan, masuk ke dalam sakunya. Betapa bersyukurnya dia saat dia dengan penuh syukur membayar penagih utang yang mengejar.
Betapa nyenyak tidurnya malam itu karena mengetahui bahwa dia memiliki Allah yang dapat melakukan mukjizat. Dia memiliki Allah yang peduli kepadanya dan kedua anaknya. Ya, dia punya Allah yang bisa diandalkan. Betapa bersyukurnya dia bahwa dia telah mengambil risiko mengumpulkan bejana-bejana tersebut saat dia tahu dia tidak memiliki minyak untuk mengisinya. Betapa luar biasa keajaiban yang mungkin saja mereka lewatkan!
Bayangkan bagaimana dia dan anak laki-lakinya menceritakan ulang kisah itu berulang-ulang pada tahun-tahun mendatang. Allah bisa diandalkan!!
Allah yang kemarin masih tetap adalah Allah hari ini. Allah dari janda itu masih tetap adalah Allah yang sama, yang peduli dengan Anda dan anak-anak Anda. Dia masih melakukan keajaiban. Dia masih mencari hati yang akan memercayai Dia, hati yang akan mengambil risiko untuk percaya dan taat.
Jika Anda membutuhkan keajaiban hari ini, datanglah kepada Allah dan mintalah pertolongan dari Dia. Temukan orang yang saleh untuk berdoa bersama Anda. Percayalah kepada-Nya, taatilah Dia, dan perhatikan Dia bekerja.
“Marilah kita datang menghampiri takhta anugerah supaya kita menerima belas kasihan dan menemukan anugerah untuk menolong kita, ketika kita membutuhkannya.” (Ibrani 4:16, AYT)
“Engkau telah menjadi penolong bagi para yatim piatu.” (Mazmur 10:14b, AYT) (t/Jing-Jing)
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | The Christian Woman |
Alamat situs | : | http://www.thechristianwoman.com/christian-women-topics/gods-care-single-mom |
Judul asli artikel | : | God's Care for A Single Mom |
Penulis artikel | : | Gail Rodgers |
Tanggal akses | : | 15 Juni 2017 |
Komentar