Kebenaran untuk Dipegang

Meskipun menjadi ibu adalah panggilan yang diinginkan dan saleh, hal itu juga mendatangkan rasa sakit dan sakit hati. Baik itu depresi pascapersalinan, perilaku anak yang sulit, diagnosis medis yang serius, atau keterpisahan dari anak yang sudah dewasa. Menjadi seorang ibu itu sulit, dan membawa segala macam kesedihan yang tidak terduga. Dan, kesedihan seorang ibu dapat membuatnya meragukan karakter dan janji Allah.

Akan tetapi, Allah tetap baik. Dia benar-benar baik, apa pun yang terjadi. Bahkan ketika keadaan tidak seperti yang kita bayangkan, Allah tetap sama, dan kita dapat mempercayai-Nya. Dia adalah pengharapan dan penghiburan sejati kita dalam pencobaan, dan firman-Nya menyediakan kerangka acuan yang menjelaskan penderitaan kita sekaligus membantu kita melawan godaan dan kebohongan umum yang begitu sering menyertainya.

Berikut ini adalah sepuluh kebenaran yang harus dipegang oleh para ibu seperti saya di tengah-tengah masa sulit kita untuk meyakinkan kita akan kasih Allah, menguatkan kita bahwa Dia sedang bekerja dalam pencobaan kita, dan untuk mengingatkan kita tentang apa yang dikatakan Alkitab itu benar ketika perasaan, keadaan serta kebohongan di kepala kita membujuk kita untuk berpikir dan mempercayai hal yang sebaliknya.

Harapan saya, sepuluh kebenaran ini mengarahkan banyak ibu pada kebaikan Kristus dan pengharapan serta penghiburan Injil yang Dia berikan.

10 Kebenaran untuk Ibu

Diadaptasi dari "God is Still Good" oleh Katie Faris

Kebohongan:

Pencobaan adalah musuh saya.

Kebenaran:

Setan adalah musuh saya.

Firman Allah:

"Waspadalah dan berjaga-jagalah! Musuhmu, si Iblis, berjalan mondar-mandir seperti singa yang mengaum, mencari mangsa untuk ditelannya." (1 Ptr. 5:8, AYT)

Kebohongan:

Pencobaan dan penderitaan saya berarti Allah tidak mengasihi saya.

Kebenaran:

Tidak ada yang dapat memisahkan saya dari kasih Allah.

Firman Allah:

"Tidak, dalam semuanya ini, kita lebih daripada para pemenang melalui Dia yang mengasihi kita. Sebab, aku yakin bahwa bukan kematian maupun kehidupan, bukan juga malaikat-malaikat maupun pemerintah-pemerintah, bukan juga hal-hal yang sekarang maupun yang akan datang, ataupun kekuasaan, bukan yang tinggi atau yang dalam, atau apa pun dari semua ciptaan, akan mampu memisahkan kita dari kasih Allah, dalam Yesus Kristus, Tuhan kita." (Roma 8:37-39, AYT)

Kebohongan:

Pencobaan saya mencerminkan kurangnya iman saya.

Kebenaran:

Pencobaan saya dapat membuktikan iman saya.

Firman Allah:

"Dalam hal inilah, kamu sangat bersukacita, sekalipun untuk sementara waktu, jika diperlukan, kamu harus menderita berbagai macam pencobaan sehingga imanmu yang lebih berharga daripada emas fana, sekalipun telah teruji oleh api, terbukti murni dan menghasilkan pujian, kemuliaan, dan kehormatan pada saat penyataan Kristus Yesus." (1 Ptr. 1:6-7, AYT)

Kebohongan:

Pencobaan saya hanya menghasilkan kesedihan.

Kebenaran:

Pencobaan dapat menghasilkan buah rohani.

Firman Allah:

1. Pencobaan menawarkan kesempatan untuk lebih mengenal Allah dan firman-Nya, lebih mempercayai karakter-Nya, dan mengembangkan karakter saya (Ayub 42:5; Mzm. 119:71; Rm. 5:3-4)
2. Pencobaan membuat saya lebih bersyukur kepada Yesus yang menderita demi saya (Yes. 53:5)
3. Pencobaan mengingatkan saya bahwa bumi bukanlah rumah saya yang sebenarnya dan memperbesar kerinduan saya akan surga (Why. 21:4)
4. Pencobaan memperdalam kehidupan doa saya (Rm. 8:26-27)

Kebohongan:

Pencobaan saya hanya membuang-buang waktu.

Kebenaran:

Pencobaan saya mempersiapkan momen penting kemuliaan kekal bagi saya.

Firman Allah:

"Itulah sebabnya, kami tidak pernah berkecil hati. Walaupun tubuh lahiriah kami makin merosot keadaannya, tetapi manusia batiniah kami selalu diperbarui hari demi hari. Sebab, penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami sebuah kelimpahan kekal kemuliaan yang melebih segala-galanya. Kami tidak memperhatikan hal-hal yang kelihatan, melainkan hal-hal yang tidak kelihatan. Sebab, hal-hal yang kelihatan adalah sementara sedangkan hal-hal yang tidak kelihatan adalah kekal." (2 Kor. 4:16-18, AYT)

Kebohongan:

Percobaan saya tidak ada gunanya.

Kebenaran:

Pencobaan saya membuat saya lebih serupa dengan Yesus.

Firman Allah:

Dia adalah pengharapan dan penghiburan sejati kita dalam pencobaan, dan firman-Nya menyediakan kerangka acuan yang menjelaskan penderitaan kita sekaligus membantu kita melawan godaan dan kebohongan umum yang begitu sering menyertainya.

"Kita tahu bahwa segala sesuatu bekerja bersama-sama untuk kebaikan, bagi mereka yang mengasihi Allah, yaitu mereka yang dipanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab, bagi siapa yang telah Dia kenal sejak semula, juga Dia tentukan untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Bagi siapa yang telah Dia tentukan sejak semula, juga Dia panggil; dan siapa yang Dia panggil, juga Dia benarkan, dan siapa yang Dia benarkan, juga Dia muliakan." (Rm. 8:28-29, AYT)

Kebohongan:

Saya sendirian dalam pencobaan saya.

Kebenaran:

Allah Tritunggal menyertai saya.

Firman Allah

1. Yesus adalah Imam Besar saya yang dapat memahami kelemahan saya (Ibr. 4:15-16)
2. Roh Kudus adalah Penolong saya (Yoh. 14:26-27)
3. Bapa surgawi mengasihi saya (1 Yoh. 3:1)

Kebohongan:

Saya adalah satu-satunya orang yang menderita.

Kebenaran:

Orang Kristen mengalami penderitaan di seluruh dunia.

Firman Allah:

"Lawanlah Iblis! Berdirilah teguh dalam imanmu karena kami tahu bahwa di seluruh dunia, saudara-saudara seimanmu juga menanggung penderitaan yang kamu alami." (1 Ptr. 5:9, AYT)

Kebohongan:

Pencobaan saya tidak akan pernah berakhir.

Kebenaran:

Baik dalam kehidupan ini atau selanjutnya, pencobaan saya akan berakhir.

Firman Allah:

"Dan, setelah kamu menderita untuk sementara waktu, Allah sumber segala anugerah yang telah memanggil kamu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya yang kekal dalam Kristus akan memulihkan, meneguhkan, menguatkan, dan membangun kamu." (1 Ptr. 5:10, AYT)

Kebohongan:

Pencobaan ini terlalu berat bagi saya.

Kebenaran:

Anugerah Allah cukup bagi saya.

Firman Allah:

"Namun, Ia berkata kepadaku, ‘Anugerah-Ku cukup bagimu karena kuasa-Ku disempurnakan dalam kelemahan’. Sebab itu, aku lebih senang berbangga atas kelemahanku supaya kuasa Kristus diam di dalamku." (2 Kor. 12:9, AYT)

(t/Jing-jing)