Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita

Gunakan Karunia Anda di Gereja Lokal

Pada hari Sabtu pukul 7:30 pagi, hari terakhir Konferensi Wanita Koalisi Injil 2022, saya duduk di meja dengan beberapa wanita yang baru saja saya temui. Kami dan para wanita di sekitar kami telah memutuskan untuk melupakan tidur ekstra demi menjejalkan sesi tambahan ke dalam jadwal kami yang sudah padat karena kami memiliki kesamaan. Kami adalah tipe-tipe orang yang kreatif -- seniman, penyair, musisi, penulis -- yang ingin menggunakan bakat kami bagi kerajaan Allah.

Dalam budaya kita, jalan menuju kesuksesan bagi kreativitas sering kali terlihat seperti membangun platform, mengumpulkan pengikut, dan menemukan cara untuk memonetisasi pembuatan konten. Dan, memang tersedia tempat untuk itu.

Namun, ketika saya mendengarkan para panelis berbagi ide tentang topik "Berkreasilah demi Kemuliaan Allah dan Kebaikan Bersama", sesuatu yang dibagikan oleh seorang pembicara menjadi hal yang menonjol bagi saya. Dia tidak menulis sampai seorang wanita di gereja lokalnya memintanya. Kemudian, ketika dia mulai menulis, dan kemudian mewawancarai orang-orang dalam sebuah podcast, bakat kreatifnya muncul.

Ah, menarik sekali, pikir saya. Gereja lokal.

Membagikan Kisah Saya

Kisah saya sedikit berbeda, tetapi juga dimulai di gereja lokal. Allah telah melayani saya melalui firman-Nya dalam masa-masa sulit menjadi ibu, dan istri pendeta senior saya bertanya apakah saya akan mempertimbangkan untuk berbicara dengan beberapa ibu lainnya di gereja saya tentang memercayai Allah dalam pencobaan. Saya kemudian mengubah pesan itu -- dilahirkan dengan air mata yang menyakitkan saat saya menghidupkan kembali bagian menyakitkan dari cerita saya dan mengingat kesetiaan Allah -- menjadi sebuah artikel tentang penderitaan menjalani peran sebagai ibu.

Beban saya bagi wanita yang tengah melakoni jalan sulit terkait dengan peran sebagai ibu telah meluas dari gereja lokal saya ke gereja yang lebih luas, dan dalam perjalanan, Tuhan mengizinkan saya untuk mengasah bakat menulis yang saya miliki. Kombinasi itu menghasilkan buku baru saya, "God Is Still Good: Gospel Hope and Comfort for the Unexpected Sorrows of Motherhood", yang didoakan banyak orang -- termasuk beberapa teman di gereja lokal saya.

Ini Tentang Penatalayanan

Apakah Anda ingat perumpamaan tentang talenta? Yesus menceritakan kisah tentang seorang kaya yang meninggalkan hamba-hambanya sebelum ia melakukan perjalanan. Dia memberikan lima talenta kepada yang satu, dua talenta kepada yang lain, dan satu kepada yang ketiga. Dua hamba pertamanya menginvestasikan talenta mereka sehingga jumlahnya menjadi dua kali lipat, tetapi hamba ketiga menyembunyikan miliknya. Ketika tuannya kembali, dia memuji dua pelayan pertamanya sambil berkata kepada mereka masing-masing, "Bagus sekali, hamba yang baik dan setia. Kamu setia dengan hal-hal kecil, aku akan mengangkat engkau atas banyak hal, masuklah ke dalam sukacita tuanmu." (Mat. 25:21, 23, AYT) Namun, dia menegur hamba yang ketiga.

Gambar: bersyukur

Beberapa tahun yang lalu, saya ingat berpikir, meskipun saya hanya seorang penulis dengan satu atau dua talenta, ini adalah tentang penatalayanan. Saya tidak ingin menjadi seperti hamba yang menyembunyikan talentanya. Yesus berkata, "Setiap orang yang diberi banyak, dituntut banyak. Dan, mereka yang dipercayakan lebih banyak akan dituntut lebih banyak lagi." (Lukas 12:48, AYT) Akan tetapi, meskipun kita hanya diberi sedikit, kita harus "setia dalam hal-hal yang kecil" (Lukas 16:10, AYT) dan menginvestasikan karunia kita pada apa yang akan bertahan lama.

Apa yang akan bertahan? Nah, untuk satu hal, itu adalah gereja. Yesus berkata dalam Matius 16:18 (AYT), "Aku akan membangun gereja-Ku dan gerbang-gerbang Hades tidak akan menguasainya." Dunia seperti yang kita tahu akan berlalu, tetapi suatu hari kita akan "bersukacita dan bersorak-sorai, dan memberikan kemuliaan kepada-Nya karena hari perkawinan Anak Domba sudah tiba, dan pengantin perempuan-Nya sudah siap." (Wahyu 19:7, AYT)

Melangkah keluar untuk membagikan cerita saya dan membuka firman Tuhan dengan para ibu di gereja saya merupakan hal yang lebih dari sekadar mendorong saya untuk menggunakan karunia saya. Itu memengaruhi saudari-saudari tersebut, dan saya menyaksikan bahwa Tuhan mendorong hati mereka dan menumbuhkan iman mereka. Bahkan, jika pengalaman itu tidak membuat saya menulis buku, itu akan bermanfaat karena menghasilkan buah rohani. Ketika kita menginvestasikan karunia kita di gereja kita, kita mengabdikan diri kita pada apa yang akan bertahan lama.

Layani Keluarga Gereja Anda

Ketika kita menginvestasikan karunia kita di gereja kita, kita mengabdikan diri kita pada apa yang akan bertahan lama


Facebook Twitter WhatsApp Telegram

Jadi, jika Anda memiliki bakat atau kemampuan yang ingin Anda asah dan bagikan kepada orang lain, Anda tidak harus memulainya dengan mencoba membangun platform media sosial. Jelajahi dengan menggunakan karunia Anda di gereja Anda terlebih dahulu.

Biarkan saudara dan saudari Kristiani Anda membantu membedakan apakah ini saat yang tepat untuk menggunakan karunia tersebut atau mencoba menggunakannya dalam skala yang lebih luas. Dan, dengarkan ketika mereka memberi tahu Anda untuk mencadangkan waktu, energi, dan sumber daya terbaik Anda untuk jemaat Anda sendiri dalam waktu nyata.

Sebagaimana Tuhan mengingatkan saya dalam konferensi itu, kita tidak memerlukan platform untuk menggunakan karunia kita bagi kerajaan Allah. Kita bisa mulai dengan melayani keluarga gereja kita, melihat apa yang Allah lakukan, dan melangkah dari sana. (t/N. Risanti)

Diterjemahkan dari:
Nama situs : The Gospel Coalition
Alamat situs : https://www.thegospelcoalition.org/article/use-gifts-local-church/
Judul asli artikel : Use Your Gifts in the Local Church
Penulis artikel : Katie Faris

Komentar