Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita
Ratu Wilhelmina
Selama Perang Dunia II, ketika pasukan Hitler menguasai Belanda dan sebagian besar Eropa Timur, Ratu Wilhelmina dipaksa pindah dengan pelayan-pelayannya ke London. Dari sana dia menyiarkan pesan yang menyemangati dan mendorong rakyatnya. Dia sangat dicintai oleh rakyatnya, dan pesan-pesannya serta riwayat hidupnya, yang diterbitkan di Inggris berjudul "Lonely, but Not Alone!" (1960), mencerminkan nuansa kerohanian yang diserap dalam seluruh kehidupannya.
Ratu Wilhelmina dilahirkan di Hague sebagai putri Raja William III. Dalam perwalian ibunya, Ratu Wilhelmina dilantik pada umur 18 tahun. Saat menginjak usia 20 tahun, dia menikahi Duke Henry dari Mecklenburg-Schwerin.
Dia berhasil menjaga kenetralan negaranya di Perang Dunia 1 (1914 - 1918).
Kesaksiannya tetap hidup saat kematiannya. Atas permintaannya, dia dikuburkan dengan "upacara kematian putih" (setiap orang memakai putih alih-alih hitam), dan juga lagu pujian "Hari Ini Ada Sinar Mentari di Jiwaku".
Hari ini ada sinar mentari di jiwaku, yang lebih terang dan mulia dari pancaran sinar langit dunia karena Yesuslah cahayaku. (t/Uly)
Diterjemahkan dari:
Judul buku | : | 100 Christian Women Who Changed the 20th Century |
Penulis | : | Helen Kooiman Hosier |
Penerbit | : | Fleming H. Revell, United States of America, 2002 |
Halaman | : | 241 -- 242 |
Komentar