Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Wanita

Yesus: Sahabat Kaum Lajang

Siapakah Anda? Seorang atlet? Musisi? Pekerja lapangan? Administrator dan pengurus organisasi? Ahli komputer? Pengungkap misteri? Teknisi mobil? Pelukis? Pendekor? Sukarelawan?

Dan bagaimana isi hati Anda? Apakah hati Anda terasa kosong? Apakah kadang kala Anda melihat orang lain dan mengharapkan apa yang mereka miliki? Apakah ada rasa sakit karena menanti dambaan jiwa? Apakah hidup Anda benar-benar "terkendali"?

Yesus Kristus adalah sahabat kaum lajang. Dia sendiri, sebagai orang yang melajang, menjalani hidup dengan misi dan tujuan. Hidup membawa-Nya menuju salib, tempat Dia mati menggantikan Anda. Dosa adalah masalah universal. "Semua orang telah berbuat dosa" (Roma 3:23). Yesus mati untuk membayar hukuman atas dosa Anda. Mulailah mengundang Dia masuk ke dalam hidup Anda. Terimalah Dia sebagai Juru Selamat Anda.

Akan tetapi, tidak hanya menyelamatkan hidup semua orang, termasuk kaum lajang, Yesus juga menjadi sahabat kaum lajang. Anda mungkin sudah memercayai-Nya, tetapi Anda masih bergumul dengan berbagai perasaan: ketidakpuasan, iri, frustrasi, dan kesepian. Sebuah ayat yang indah berkata, "Kepuasan kami berasal dari Allah" (2 Korintus 3:5, versi King James). Kita telah memiliki jaminan bahwa Allah akan memberi semua kasih anugerah yang kita butuhkan untuk melayani-Nya dan hidup bahagia (lihat 2 Korintus 9:8; 12:9).

Bersahabatlah dengan Sahabat kaum lajang. Percayalah kepada Yesus. Letakkan tangan Anda ke dalam genggaman tangan-Nya. Rasakan kepuasan yang berasal dari Dia di dalam hati dan hidup Anda. Persembahkan diri Anda kepada-Nya. Anda akan mendapati bahwa Dia adalah sahabat yang tidak akan pernah meninggalkan atau mengkhianati Anda -- seorang sahabat yang akan memuaskan keinginan Anda yang terdalam.

Diambil dan disunting seperlunya dari:

Judul buku : Hidup Melajang
Judul asli buku : Singleness: The Misunderstood World of Single Adults
Penulis : David Egner
Penerjemah : Deesis Edith Mesiani
Penerbit : Gloria, Yogyakarta 1993
Halaman : 47 -- 48

Download Audio

Tipe Bahan: 
Kolom e-Wanita: 

Komentar